Maaf typo
***
KABAR BURUK
***
Adrenna dan rombongan Victor--Nico dan Steffany juga beberapa bawahan Nico, sedang menunggu kedatangan Liya di pintu belakang rumah hiburan yang menjadi tempat pertemuan ilegal digelar.
Adrenna sempat berpikir jika acara lelang akan digelar di gedung mewah walau pun tidak resmi. Tapi rupanya ia salah. Karena acara ini berkedok permainan semalam, jadi yah sejenis rumah bordir yang menjadi lokasinya. Dari belakang dapat Adrenna lihat jika bangunan tersebut memiliki dua lantai. Mungkin tiga dengan ruangan bawah tanah yang menjadi tempat sel tahanan.
"Adrenna apa tak apa?" Tanya Victor.
Jemarinya mengelus surai perak bergelombang Adrenna demi menyalurkan rasa khawatirnya. Sebenarnya Victor menolak keras usulan Steffany yang menjadikan Adrenna umpan juga. Tapi ini demi menarik bos itu.
"Tak apa. Ini demi Retta. Lagi pula, ada kau yang akan melindungiku. Iya, kan?"
Saat Adrenna tersenyum, mau tak mau dua sudut bibir Victor juga ikut terangkat. Ia mengamati Adrenna sejenak, sebelum ia mengalihkan pandangannya takut membuat Adrenna tak nyaman. Gaun penari yang Adrenna kenakan bisa dibilang cukup terbuka. Walau Steffany bahkan lebih sexy ketimbang dirinya.
Gaun yang Adrenna kenakan seperti gaun putri Jasmine di film Disney yang pernah ia tonton di dunia nyata. Hanya saja tidak ada kain yang menutup lengannya. Liya bilang, Adrenna akan mengenakan kain tipis seperti selendang yang dikaitkan pada tiara yang sedang ia kenakan sekarang. Lalu disambungkan pada gelang lonceng yang akan berbunyi bahkan jika Adrenna bergerak sedikit saja.
Tidak ada alas kaki. Adrenna bisa merasakan dinginnya rumput dan gugupnya berdiri di samping Victor dalam keadaan seperti ini. Lonceng di pergelangan kakinya akan berbunyi ketika Adrenna memainkan dua ibu jari kakinya. Rasanya gelisah. Apa dia akan terlihat murahan? Sialan Steffany, untung ini game.
"Maafkan saya yang terlambat. Nona sudah mempelajari tariannya, kan?" Tanya Liya.
Adrenna mengangguk lalu dipasangkan kain tipis itu oleh Liya.
"Sudah. Semua isyarat juga aku paham."
Victor mengamati gerak-gerik Liya dalam mengurus kostum Adrenna dan Tadaaaaa ... selendang dan cadar Adrenna sudah terpasang. Victor dibuat tertegun menatap mata jernih milik putri Marques Erluck itu. Bulu matanya lentiknya benar-benar menghipnotis Victor.
"Jika kau jatuh cinta maka katakan saja," celetuk Nico seraya menyikut pinggang sang kakak--bermaksud menggoda.
Barulah Victor sadar jika Adrenna dan Steffany sudah pergi ke dalam.
"Aku tidak jatuh cinta, Nico," ujar Victor.
Adiknya itu mencibir dan mulai mempersiapkan diri melakukan nyergapan.
"Kau ini kak, sudah berubah."
Victor melirik.
"Kau selalu menjawab ku seolah kau sudah mengerti dan bisa merasakan lagi apa itu jatuh cinta. Kau juga aneh bisa begitu akrab dengan Rainer," jelas Nico.
Karena seharusnya Victor itu memiliki pembawaan kaku jika bertemu dengan Rainer. Bagi dirinya, perubahan Victor itu begitu melenceng dari perkiraannya selama ini. Ia pikir akan secara pelan-pelan.
"Jika memang kutukan itu sudah hilang maka beritahu aku," tambah Nico.
"Ini bukan kutukan. Jika kau bermaksud begitu," Victor menunjuk telinga runcingnya. Ia sedang menggunakan sihir di arena bangunan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE THE SAME ENDING [SELESAI]
خيال (فانتازيا)Check bio to see other stories! *** Setahu Elita, game itu kaku. Gak punya kehidupan yang luwes seperti ini. Eh, kenapa dia bisa berubah menjadi Adrenna si tokoh game dan harus menjalani hidup yang rumit begini? Siapa sangka jika dirinya akan berg...