SISI KEJAM.
***
Franda menyamankan posisi duduknya saat ia bertemu dengan beberapa orang penting dari pihaknya dan pihak netral untuk membicarakan sesuatu. Pemilihan putri akan digelar dalam waktu dekat dan ia tidak bisa diam saja membiarkan semuanya berjalan sesuai dengan rencana Ednan. Ia memang akan membuat apa yang Ednan mulai menjadi lancar seperti seharusnya, tapi pada akhirnya tidak akan sama. Franda akan membuat ending yang berbeda.
Seorang ketua yang kerap dikenal sebagai orang yang mendukung penuh dirinya, kini berada di sisi Franda. Ia akan berusaha membantu mewujudkan apa yang Franda inginkan.
"Jadi maksud anda, putri yang memiliki sihir lebih menguntungkan?"
Sedangkan pihak netral suka membuat semua pembicaraan berputar-putar mencari celah untuk mengintip niat baik lawan diskusinya.
"Benar, tuan. Lagi pula ratu sudah banyak di serang. Jika kita tidak meningkatkan standar kualitas calon ratu, maka generasi selanjutnya mungkin tidak bisa bertahan," ketua itu buka suara.
"Benar, tuan Net--anggap saja nama pihak netral---, seorang ratu harus mampu menjaga dirinya sendiri. Agar tidak terulang kejadian semalam. Ratu yang berusaha di bunuh ... Beruntung Baginda sedang berkunjung."
Mata tuan Net menyipit. Ia berdecak dan membuka berkas ditangannya.
"Setiap dua hari dalam satu Minggu selalu ada pelatihan fisik dan pertahanan senjata bagi para calon putri. Kenapa kita harus mengkhawatirkan keselamatan mereka sampai sebegitunya jika mereka sudah di bekali ilmu?" Tuan Net menunjuk kepalanya sendiri.
"Otak mereka juga harus berfungsi."
Franda menelan salivanya yang sudah kering. Tuan Net, memiliki berbagai pola gaya bicara. Entah itu karena sedang dalam suasana hati yang buruk atau ia tidak mau ikut campur dalam pemilihan, yang pasti tuan Net menggunakan nada sarkasnya saat bicara barusan.
"Tapi Tuan-" satu tangan tuan Net terangkat.
"Cukup. Apa yang mereka dapatkan dalam pembelajaran yang terbaik dan seharusnya mereka mampu bertahan hidup. Senjata akan selalu memihak mereka."
Senjata akan selalu memihak mereka. Sosok ratu disini memang lebih menyeramkan dari raja. Jika wanita dilarang memegang senjata, seperti pedang, sedang ini ... Sekali ratu menodongkan ujung pedangnya pada seseorang maka tamat riwayatnya. Jika begitu kenapa menghabisi nyawa ratu begitu sulit?
Dan kenapa ratu tidak langsung mengeksekusi pelaku terror?
Alasannya, image seorang ratu di mata khalayak masih sempurna. Peraturan bahwa ratu diperbolehkan mengayunkan pedang untuk membunuh hanya boleh diketahui pihak istana dan harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Jika terjadi di depan umum ratu harus mampu membuat alasan.
Terdengar mudah. Tapi nyatanya tidak begitu. Rumit.
Kasus ratu kali ini belum ditemukan siapa biang onarnya. Itu yang membuat semua orang heran.
"Setidaknya dengan kemampuan sihir yang dimiliki calon ratu nantinya, kejayaan negeri ini akan terjamin sampai puluhan generasi mendatang."
"Memangnya sekarang keamanan tidak terjamin?" Tuan Net semakin sengit.
"Orang-orang istana terlalu bodoh sampai menggilai sebuah kursi. Pihak kami sudah menentukan keputusan dan itu tidak bisa di ganggu gugat. Bahwa calon ratu ditentukan sesuai dengan kelayakannya dalam berbagai bidang. Bukan hanya sekedar kemampuannya dalam mengendalikan sihir."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE THE SAME ENDING [SELESAI]
FantasíaCheck bio to see other stories! *** Setahu Elita, game itu kaku. Gak punya kehidupan yang luwes seperti ini. Eh, kenapa dia bisa berubah menjadi Adrenna si tokoh game dan harus menjalani hidup yang rumit begini? Siapa sangka jika dirinya akan berg...