CHANGE THE SAME ENDING 59.

683 106 34
                                    

WAKE UP!!! o-oh Wake up.

***

*DUAR!

Semua orang menjerit. Menunduk dan merendahkan diri mereka. Hanya  Victor yang berdiri dengan tangan gemetar, gigi bergemelatuk dan mata yang membola. Ia melangkah dengan lebar seraya memanggil nama Adrenna berulang kali. Tapi, Suara pelatuk itu menulikan pendengaran semua orang.

Adrenna juga tak kalah terkejut. Rasa sakit ditubuhnya semakin menyebar. Ia limbung karena tak berada dalam rengkuhan siapapun. Gaun putihnya sudah ternodai darah di perut kirinya. Agak mendekat kerusuk.

Ia berpegang pada tiang dekat tangga menuju mimbar agar ia bisa tetap berdiri.  Napasnya sudah tersengal tapi pandangannya masih normal agak gemetar. Karena rasa sakit air matanya sudah menggenang. Ia juga sedih karena hidupnya sudah menemui akhirnya di dunia ini.

"ADRENNA!"

Victor masih berusaha menggapai Adrenna. Menubruk semua orang, membuat mereka yang sudah tenang merenggut marah.

Tangan Adrenna terulur ingin segera meraih Victor. Kakinya melangkah tertatih dan beberapa kali hampir tumbang. Semua orang tak bisa berkata-kata melihat kondisi Adrenna. Semua terasa seperti efek lambat, bahkan Ednan hampir akan meraih Adrenna Namun Victor lebih dulu menarik gadisnya dan memeluknya erat.

'Sial, sial sial! Siapa yang berani melakukan ini? SIAPA?!'

Mata tajam Victor menyapu sekeliling mengabsen setiap sudut mencari pelaku. Padahal ia sudah waspada. Tapi Gadisnya terluka, tak terpikirkan sedikitpun untuk membawanya ke dokter karena serangan paniknya saat ini.

Victor luruh ke tanah bersama Adrenna. Ia membaringkan tubuh lemah Adrenna di pangkuannya seraya menahan luka akibat tembakan agar pendarahannya tidak terlalu banyak.

"Bertahanlah," bisik Victor.

Adrenna masih memejamkan mata. Membiarkan air matanya membasahi pipi guna menahan nyeri. Ini menyedihkan untuknya.

"CEPAT CARI PELAKU!"

Ednan berlutut dihadapan Victor dan berusaha membangunkan Adrenna. Namun Victor menepis kasar tangan Ednan. Tatapannya sangat tajam dan terluka menyorot sang sahabat dan membuat Ednan takut. Ini pertama kalinya ia melihat Victor sehancur ini.

"Hey," panggil Victor ketika Adrenna mulai membuka matanya.

Tangan Adrenna yang tadi  terkulai kini menangkup sisi kanan wajah Victor. Lalu, Ia tersenyum lemah.

"Jaga dirimu," ujar Adrenna dengan gerakan bibirnya. Tanpa suara tapi dapat Victor baca.

"Aku pulang sekarang."

"Kemana kau akan pergi? Bertahanlah. Nic dan Snanta akan datang menolong mu."

Adrenna menggeleng. Ini memang sudah saatnya ia kembali entah itu ke dunia nyata atau ke akhirat.

"Aku ingin bersamamu jadi tetaplah disini," ujar Victor lagi.

Adrenna tersenyum lemah.

"Walau ... Aku ingin ... Aku tak bisa," katanya. Karena ia akan berakhir disini.

Kalimatnya sudah terbata. Tangan yang menangkup wajah tampan Victor kehilangan tenaga dan kini jatuh kepangkuan membuat saraf akal sehat Victor putus secara bersamaan.

"Adrenna," panggil Victor lirih seraya memeluk Adrenna yang sudah memejamkan matanya.

Isi kepalanya berkelana kemana-mana. Hatinya merapalkan mantra agar semua ini hanya ilusi yang membunuh hatinya. Tapi tidak. Adrenna tertidur dan Victor menyesal. kenapa harus pergi secepat ini?

CHANGE THE SAME ENDING [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang