MERCI DAN KEDIAMAN DUKE BENNAD.
***
Beberapa hari berlalu dan hari ini giliran Adrenna yang berkunjung ke selatan. Butuh waktu hampir 24 jam untuk sampai ke mansion megah milik Duke Bennad. Sepanjang perjalanan di sore hari sesudahnya memasuki wilayah Sutoneiya, Adrenna terkejut melihat berapa lahan begitu kering sampai tanahnya susah pecah-pecah. Menurut Robin--prajurit yang diutus menemani Adrenna, tanah negeri selatan mengalami hal yang namanya imbas kutukan. Katanya juga, ini bersangkutan dengan Duke Bennad yang dirumorkan penyebab kutukan itu.
Saat kedatangan Victor ke kediaman Erluck tempo hari, Adrenna mendesak pria itu agar segera mencari Retta dan melakukan operasi penggeledahan semua tempat yang mungkin menjadi tempat para penjahat itu bersembunyi sebagai bentuk realitas janjinya yang akan melindungi semua hal milik Adrenna. Seperti yang diharapkan, Victor membawa kabar jika ia akan menangkap mereka tiga hari setelah Adrenna tiba di Selatan. Karena pria itu membutuhkan bantuan Adrenna juga.
Kira kira apa rencana Victor ya? Adrenna jadi bertanya-tanya.
*duk
Adrenna menoleh ke luar dan segera membuka jendela keretanya. Kereta tiba-tiba berhenti padahal entah harus berapa jauh lagi jarak yang ditempuh.
"Ada apa?" Tanyanya agak berteriak pada kusir kereta kuda yang ia sewa.
"Maaf, Nona. Di depan ada gadis gila yang menghadang kereta," ujar si kusir.
Kening Adrenna menyengit. Gadis gila? Apa maksudnya?
Adrenna hanya menggeleng dan menunggu kereta kembali melaju. Tanpa ia sadari Robin sedang bertengkar dengan seorang wanita yang katanya gadis gila itu. Robin memang duduk dengan kusir untuk berjaga, jadi ia berniat menyingkirkan gadis yang menghadang itu. Tapi ia kalah taktik. Gadis itu lincah sekali menghindar hingga tanpa disadari, leher Robin sudah diapit oleh lengan kecil gadis itu.
*tuk tuk.
Kaca kereta kuda diketuk guna menarik perhatian Adrenna. Gadis itu tersenyum lebar, ia memberi isyarat agar Adrenna membuka jendela keretanya. Saat itu, Angin sejuk menerpa wajah Adrenna. Padahal tadi hanya terasa hawa panas dari teriknya matahari.
"Kau harus berpindah kereta mulai dari sini," ujar gadis itu tanpa menggunakan aksen formalannya.
"Mengapa harus?" Tanya Adrenna.
"Ini perintah Tuan Duke. Akan ku jelaskan saat di kereta."
Adrenna bertatapan dengan Robin sebelum mengangguk setuju. Ia dibimbing berpindah ke kereta merah berlambang burung hantu--simbol keluarga Bennad. Tapi ia dikejutkan dengan perempuan gila yang mengangkat barang-barangnya dalam satu kali coba. Semua. Padahal barang itu memiliki bobot yang cukup berat.
"Anda sangat kuat ya, nona," ujar Adrenna saat perempuan itu menaruh barang-barang Adrenna di atas kereta.
"Tentu. Panggil aku, Merci, rasku dari eXi-macan. Kau tidak perlu seformal itu padaku," gadis itu nyengir lebar.
"Aku Adrenna. Terima kasih sudah mau menjemputnya kami," ujar Adrenna.
"Senang juga bisa bertemu dengan mu. Ini perintah Duke untuk menjemput kalian. Tuan penjaga, kau yang menjadi kusir," ujar Merci spontan.
"Aku?" Robin menunjuk dirinya sendiri. "Apa itu perintah Duke juga?"
"Tidak. Itu hanya keinginan ku. Cepat-cepat, masuk!"
Adrenna pun segera masuk ke kereta mewah dan luas ini dibantu Merci. Keduanya pun duduk berhadapan dan Merci sudah mengambil toples makanan seraya duduk bersila di atas kursi kereta. Padahal itu hadiah untuk Victor.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE THE SAME ENDING [SELESAI]
FantasyCheck bio to see other stories! *** Setahu Elita, game itu kaku. Gak punya kehidupan yang luwes seperti ini. Eh, kenapa dia bisa berubah menjadi Adrenna si tokoh game dan harus menjalani hidup yang rumit begini? Siapa sangka jika dirinya akan berg...