Ini part 2-nya, ya..
Jangan lupa vote dan spam komentar nya...
Luv u♡•Happy reading•
Akhirnya Abyan sampai di kantornya, tampak suasana kantor yang sangat sibuk dengan para karyawan. Dia adalah orang yang paling ditakuti oleh semua orang disini, sebab jika sang bos sudah emosi, dia tak akan segan-segan untuk memecatnya langsung di tempat. Mangkanya, tidak ada satu pun yang berani macam-macam dengan bos yang menurut mereka seperti singa, si raja hutan.
Meeting yang dilakukannya, berjalan dengan lancar dan sukses. Sebuah perusahaan konstruksi menyetujui permintaan kerjasamanya bulan lalu. Abyan teringat soal perempuan tadi, mengapa ingatannya terus tertuju padanya? Pantaskah ia memikirkan perempuan yang sama sekali tidak dikenalnya, ketimbang memikirkan kekasihnya. Sangat-sangat tidak pantas untuk seseorang yang sudah terikat hubungan dengan orang lain.
Kakinya terus melangkah menuju ruangan yang akan menjadi tempat interview kerja. Semoga saja kali ini menjadi perekrutan sekretaris barunya.
Tampak di ruangan yang mayoritasnya ialah perempuan, kecuali manager HRD.
"Pak Abyan."
Perhatian mereka teralihkan oleh kedatangannya, satu kata yang terlintas di pikiran mereka adalah. Tampan. Kecuali satu perempuan yang tidak peduli akan hal itu, dia tampak sibuk dengan buku. Sebentar.. dia bukannya perempuan tadi. Iya, dia adalah perempuan itu.
"Tumben pak Abyan datang ke sini, biasanya enggak." Pria itu kembali tersadar dari pikirannya sendiri.
"Iya, saya mau lihat perkembangannya saja."
"Pak Surya, saya mau lihat hasil tes tadi. Bisa?"
Abyan melihat-lihat hasil wawancara kerja hari ini, sesekali ia mengangguk dengan jawaban yang memang paling tepat menurutnya, dan ada satu yang menarik perhatiannya. Ia juga tahu siapa orangnya. Pria itu tersenyum misterius. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini.
"Apakah pak Abyan setuju, jika dia orang yang tepat menjadi sekretaris bapak?"
"Ya. Mungkin dia orang yang saya cari."
Setelah menyampaikan sepatah kata pada pak Surya, pria itu meninggalkan ruangan tersebut. Seketika ruangan yang tadinya berisik, tiba-tiba senyap. Pak Surya yang sebelas dua belas dengan Abyan, yaitu tatapan matanya seperti singa yang sedang mencari mangsanya.
"Baiklah. Karena kebetulan ini adalah permintaan dari CEO perusahaan, yaitu pak Abyan. Hasilnya akan saya umumkan sekarang." ucapnya.
Semuanya berharap bisa diterima bekerja disini. Sudah menjadi impian bagi seseorang yang sudah menempuh pendidikan tinggi, dan ingin bekerja di perusahaan besar. Qamira salah satunya. Ia juga berharap bisa diterima sebagai sekretaris, karena ini juga sudah impiannya sejak lama. Tapi, jika tidak pun tidak akan masalah. Ia akan mencobanya lagi.
"Untuk, Qamira Nur Syifa. Selamat, kamu diterima kerja di sini, dan besok pagi kamu bisa langsung bekerja."
Nyaris saja ia sempat berputus asa, namun ternyata jawabannya sangat berbeda dari ekspektasi sebelumnya. Berulang kali ia mengucapkan hamdallah tanpa henti.
Besok adalah hari pertamanya bekerja sebagai seorang sekretaris, dan ia akan bekerja dengan sungguh-sungguh.
****
Malam yang indah dengan gemerlap gemerlip lampu jalanan, kendaraan yang tidak terlalu padat karena sekarang sudah malam. Abyan sedang menuju apartemen nya. Harusnya ia pulang ke rumah orang tua nya, tapi kalau dia pulang ke rumah orang tua nya pasti ada aja yang di ributin entah itu dia yang jarang pulang atau dia yang pengen mandiri dengan tinggal sendirian di apartemen nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mr. Boss! [END]
Spiritual[Follow sebelum membaca ya] Suatu hari, Qamira yang ingin memulai interview kerja di sebuah perusahaan, namun sialnya ia bertemu pria yang menurutnya aneh sewaktu di bis trans. Dan siapa sangka, ternyata si 'pria aneh' itu ialah merupakan direktur...