Part 6| What's wrong with my boss?

12.8K 678 0
                                    

*Happy reading*

*
*

Abyan langsung menghampiri mereka berdua.
"Aku tuh suka kesel ya, Pak Abyan suka banget telfon aku diwaktu yang gak tepat. Mana waktu itu pernah telfon aku jam 12 malam, kan kau udah tidur di jam segitu. Gimana gak kesel coba." Qamira ngedumel sendiri.
Dina mengangguk, kalo dia diposisi Qamira juga dia pasti langsung resign.

"Kamu kesel sama saya" suara dari arah belakang, suara yang sangat gak asing lagi bagi mereka. Mereka pun menoleh ke arah sumber suara.

"Pak bos!" Pekik mereka berdua terkejut.

Abyan memejamkan matanya mendengar teriakan tadi. Perempuan tetaplah perempuan selembut apapun hatinya tapi kalo sudah teriak pasti bikin telinga sakit. Dan sebaik apapun sikap dan sifat Qamira dia kalo teriak sama kayak perempuan pada umumnya.

"Kalian bisa gak usah teriak kayak tadi!. Bikin telinga saya sakit tau gak!" Omelnya.

"Maaf Pak, kita cuman kaget kok."

"Bapak ngikutin kita kesini?" tanya Qamira.

"Kepedean kamu." Abyan mendelik tajam mendengar ucapan Qamira.

Huh! Sabar Ra, sabar inget Allah lebih suka sama hamba-nya yang banyak bersabar. -batin Qamira

"Akhirnya ketemu juga disini, nih kunci mobil lo ketinggalan." Rifki menginterupsi dari belakang. Rifki memberikan kunci mobil milik sahabatnya itu.

"Thanks"

"Kenalin gua Dion sahabat Abyan yang paling ganteng." Dion mengulurkan tangannya ke hadapan Qamira

"Qamira" tanpa membalas uluran tangan Dion, Qamira lebih memilih menangkupkan tangannya di dada.

Melihat itu Dion menarik tangannya kembali, dan ditertawakan oleh temannya sendiri, Rifki.

"Dia sekretaris gua di kantor"

"Oh, sekretaris lo. Cantik. Bahkan lebih cantik dari pacar Lo itu." Ujar Dion

"Kenalin gua Rifki, sahabat Abyan juga" kini giliran Rifki yang mengulurkan tangannya, bukan ke Qamira. Melainkan ke Dina.

"Dina. Saya karyawan di kantor nya pak Abyan" Dina membalas uluran tangan Rifki.

Ya Allah sahabatnya pak Abyan ganteng juga!. Terutama yang ada di depan gue. -batin Dina menjerit

"Terus saya panggilnya Pak Rifki, atau apa?"

"Yaelah gak usah Pak juga kalik Din, panggil mas atau abang gitu."

"Mas Rifki" panggil Dina malu-malu.

"Nah gitu baru enak." kata Rifki dengan tersenyum. Si Dion saja sampai iri tuh melihat kelakuan sahabatnya.

Qamira sama Abyan
Rifki sama Dina
Lah terus dia sama siapa dong, masa dia ngejomblo terus!

"Hhm Pak, kita permisi mau pulang udah mau Maghrib. Saya takut dimarahin orang tua saya. Assalamualaikum" Qamira menarik tangan Dina dan mendapat semprotan protes karena gak bisa menanyakan nomor hp Rifki. Cowok yang baru di kagumi ketampanannya oleh Dina.

"Din, istighfar" selepas menjauh dari tempat tadi.

"Tapi kan sayang Ra, aku gak bisa nanyain nomor hpnya mas Rifki. Jarang-jarang bisa kenalan sama cogan" tukas Dina

"Ya udahlah terserah kamu."

"Aku duluan ya Din, taksi aku udah nyampe. Kamu pulangnya hati-hati ya. Assalamualaikum."

Hello, Mr. Boss! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang