Part 19| Perasaan Nyaman

10K 471 0
                                    

Di sebuah perkantoran, Qamira yang sedang fokus sama pekerjaannya tiba-tiba mengingat kejadian semalam. Dimana ia dan..
Sudahlah tidak usah diingatkan lagi, intinya ia harus melupakan kejadian semalam dan semoga saja Abyan tidak mengingatnya.

Tiba-tiba satu pesan masuk lewat handphonenya.

Pak Abyan/Pak suami🙄

Kamu ada janji makan siang gak?

Kenapa tiba-tiba Abyan menanyakan dia ada janji makan siang atau enggak? Huh mencurigakan!

Me

Ya kayak biasanya sih, saya kan biasa makan sama sahabat saya. Emangnya kenapa ya Pak?

Pak Abyan/pak suami🙄

Kamu hari ini makan siang sama saya diluar. Bisa kan?

Me

Emangnya gak bisa di kantor ya makannya?

Pak Abyan/pak suami 🙄

Khusus hari ini, saya traktir kamu deh.
Tapi kalo kamu gak mau juga gak papa.

Waaah.. makan gratis nih, matanya berbinar seketika mendengar kata traktiran. Ia pun membalasnya.

Me

Oke pak!

Ia tersenyum senang, ya walaupun harus ketemu lagi setelah tadi pagi berangkat sendiri-sendiri, karena dia masih malu perihal yang kemarin itu! Tapi tenang saja ia masih menjalankan tugasnya sebagai istri, yaitu memasak sarapan di pagi hari untuk sang suami. Lagi-lagi ia mengulum bibirnya menahan senyum yang tercipta di wajahnya.

Tapi sesaat sebelum ia melanjutkan pekerjaannya tiba-tiba gak ada angin gak ada hujan, Angga. Orang yang waktu itu pernah mengantarkannya pulang.

"Hai, apa kabar?" Sapa lelaki itu dengan tersenyum tipis.

"Waalaikumsalam" sindirnya yang langsung saja membuat Angga tersenyum kikuk dan malu.

"Kira-kira kamu ada janji makan siang gak?" Tanya Angga dengan senyum yang merekah.

Sedangkan didalam ruangan sana, Abyan terlihat senyam-senyum sendiri. Setelah peristiwa semalam, Abyan bangun tidur dalam keadaan hati yang berbunga sampai ketawa sendiri. Dan pada saat ia sudah siap pergi ke kantor, ternyata istrinya sudah berangkat duluan.

Tapi tidak lupa memasak sarapan dan menaruh secarik kertas yang berisi, kalo dirinya harus sarapan dulu sebelum pergi bekerja dan itu berakibat pada dirinya yang ingin menciumnya sekali lagi dan lagi. Tapi apa benar ia sudah jatuh cinta pada istrinya? Gak mungkin ia langsung menyimpulkannya seperti itu.

Pria itu beranjak dari kursi kebesarannya dan berjalan keluar, lalu mendapati Qamira yang sedang mengobrol ria dengan salah satu karyawannya. Rahangnya mengeras tatkala yang sedang mengobrol dengan istrinya itu Angga, dia termasuk karyawan yang tertampan si. Tapi ingat lebih tampan dirinya titik!

Abyan berdehem cukup keras biar dua orang itu menyadari kehadirannya. Dan ya mereka menoleh dan mendapati sang bos yang tengah memperhatikan interaksinya. Angga tersenyum kikuk dan mengangguk sopan kepada bosnya itu. Sementara Qamira dia bertanya, bagaimana bisa Abyan berada di dekatnya. Bukannya tadi mereka habis chatting-an ya?

"Pak Abyan! Hehe apa kabar?" Sapa Angga tanpa rasa takut, padahal dalam hatinya ia merasa takut saat Abyan menatap mereka tajam juga dengan wajah yang dingin dan datar. Seperti menahan amarah, Qamira pura-pura beresin mejanya saat merasakan atmosfir yang berbeda.

"Ini masih jam kerja, kenapa kamu malah mengobrol disini!" Desis Abyan.

"Sa-saya..." balas Angga dengan terbata.

Hello, Mr. Boss! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang