Song: A Poem Titled You by Taeyeon. Ost Hotel Del Luna
_______
Di sebuah rumah yang dulu menjadi sumber kebahagiaannya bersama keluarganya. Qamira sedang membantu umi nya memasak makan malam, setelah tadi sore pulang kerja dan ia baru sampai di rumah orang tuanya.
"Apa bolehkah saya melamar kamu di hadapan Abi kamu?"
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Qamira Nur Syifa binti Fandi Muhammad dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"
"Good night!"
"Mending kamu masuk ke dalam aja, kalau kamu kedinginan nanti saya yang repot lagi"
"Bisa tidak kamu gak usah bahas apa-apa!!"
"Kalo semisal saya sudah cinta sama kamu gimana?"
"Kenapa, malahan manisan ciuman kemarin daripada ini"
"Hmmm... tapi kalo dipikir-pikir lucu juga kalo kita punya anak"
"I promise you"
Kata-kata itu terputar begitu saja di ingatannya, seperti audio yang selalu ia dengar di ponselnya. Segala ucapan dan janjinya itu.. seolah dia bercanda dengan perkataannya sendiri. Karena itulah kepercayaannya pada lelaki itu memudar seiring dengan segala janji palsunya. Ia seperti dipermainkan oleh perasaannya, mengapa harus jatuh cinta sejatuh-jatuhnya kepadanya dan dia juga terlalu percaya akan kata-katanya waktu itu.
Dan lihatlah sekarang, dia dibuat sakit hati hanya karena pria itu memenangkan taruhan kalau seandainya ia jatuh cinta sama Abyan. Maka, pria itu bisa meminta hadiah mewah dari Dion sahabat pria itu.
Apakah ia terlihat murahan kah didepan para pria itu?! Sehingga dia mudah memperlakukannya seperti itu."Akh..!!" Jeritnya. Ternyata selama ia melamun dari tadi, dia tidak sadar bahwa sekarang sedang memotong sesuatu dengan pisau, eh malah jarinya yang kena.
"Astaghfirullah nak, jari kamu kenapa sampai kena pisau gitu?" Tanya Sarah dengan khawatir melihat darah yang keluar dari jari Qamira yang kena pisau tadi.
"Aku gak papa kok mi, cuman lagi ga fokus aja" balasnya dengan sedikit tersenyum lembut, lalu dirinya membasuh jari tadi yang sedikit berdarah kena pisau.
Setelah makan malam, Qamira duduk di sofa ruang tengah. Fandi Abi nya, beliau sedang melaksanakan tugasnya sebagai pilot pesawat selama beberapa hari. Sedangkan Rayyan, dia mah lagi menyelesaikan skripsinya, tugas sebagai mahasiswa tingkat akhir.
"Qamira..." Panggil Sarah.
"Iya mi" sahutnya.
"Kamu ada masalah sama Abyan?" Tanya Sarah dengan tersenyum lembut.
"Gak ada kok mi" balasnya dengan ragu-ragu, ia tidak mau semua orang tau masalah rumah tangganya dengan Abyan. Biarkan dia yang mengenyam semua perasaan ini, juga ia tidak mau membuat kedua orang tuanya kecewa, apalagi menyuruhnya untuk membuat keputusan yang diluar nalarnya.
"Umi tau kamu sekarang lagi bohong, sebenarnya kamu lagi ada masalah kan?
"Yasudah ga papa kalo kamu gak mau menceritakan tentang masalah kamu. Nak.. tapi ingat kalo masalah itu tidak bisa diselesaikan dengan emosi atau saling berantem kayak gitu.." tuturnya kepada putri sulungnya.
"Masalah dalam rumah tangga itu sudah biasa bagi orang yang baru menikah, tapi kamu juga harus bisa bersabar dalam menghadapinya. Tangani masalah itu dengan kepala dingin, jangan sampai ada kata 'cerai'. Karena perceraian itu yang paling dibenci sama Allah." Lanjutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mr. Boss! [END]
Spiritual[Follow sebelum membaca ya] Suatu hari, Qamira yang ingin memulai interview kerja di sebuah perusahaan, namun sialnya ia bertemu pria yang menurutnya aneh sewaktu di bis trans. Dan siapa sangka, ternyata si 'pria aneh' itu ialah merupakan direktur...