Spesial Part🍁

10.2K 407 7
                                    

Ini part terakhir dari cerita Mr. Perfect and Miss Secretary, yaa.. semoga suka sama ending yang sesungguhnya.

~Happy reading~

Beberapa tahun kemudian...

"Mama!"

Qamira yang sedang menyiapkan sarapan pun menoleh kearah anak tangga, dimana buah hatinya dan sang suami tengah berlari kearahnya dengan baju tidurnya yang bergambar bulan dan bintang.

"Mama, Alyan lapal." Dia adalah Aryan. Bocah kecil itu mengusap perutnya, matanya yang sedikit sipit itu menatap ibunya dengan lucu.

"Mau sereal atau roti?"

"Seleal aja."

"Oke!"

Anak itu duduk di kursi meja makan, sembari menopang dagunya. Matanya menelisik sekitar, ia bingung dan hatinya bertanya. Kemana Papa nya?

"Mama," panggilnya. "Papa mana?"

"Kayaknya, Papa kamu lagi mandi." Qamira memberikan semangkuk sereal kesukaan putranya itu dihadapan sang putra.

"Makasih, Mama." ucap anak itu dengan senyuman khasnya. Ia balas dengan satu ciuman di pipi putranya yang sedikit tembam.

Saat ibu satu anak itu sibuk memperhatikan anaknya yang sedang makan, tiba-tiba teriakan dari kamar atas menusuk telinganya.

"Sayang! Kamu lihat baju aku gak!"

"Sebentar ya, sayang. Kamu lanjut makan aja." Ia beranjak dari duduknya, tangannya mengusap puncak kepala putranya.

Saat Qamira masuk kedalam kamarnya, tampak baju yang berceceran di lantai, handuk basah yang diletakkan di atas kasur. Ia menghela nafas panjang, lantas menghampiri sang suami yang masih kebingungan mencari sesuatu.

"Cari apa sih, Mas.. ini baru aja kemarin aku beresin, masa udah acak-acakan lagi." Ia mengambil baju-baju yang berceceran di lantai, lantas merapikannya kembali kedalam lemari.

"Ya maaf.." ringis pria itu. "Tadi, aku lagi cari baju aku yang kemarin gak ketemu." ungkapnya.

"Baju yang mana sih, perasaan aku susun dengan baik lho... Masa gak ketemu."

"Baju lebaran taun kemaren. Yang item."

Qamira membuang nafas kasar, ia menemukan baju yang dimaksud oleh sang suami. "Ini ketemu. Kalo nyari tuh, jangan cuma pake mata, tapi pake tangan."

"Hehehe.. maaf sayang." Abyan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Soalnya kalo kamu yang nyari suka langsung ketemu, kamu emang yang terbaik deh..." Ia berucap dengan senyuman khasnya, lantas memakai baju itu dihadapan istrinya yang masih sibuk merapikan baju-baju kedalam lemari.

"Mama." Mereka berdua menoleh kearah pintu kamar yang terbuka, menampakkan putra kecil mereka. Aryan.

"Kenapa, nak? Sudah makannya?"

Anak itu mengangguk pelan, ia berjalan menghampiri kedua orang tuanya, lalu duduk di samping Mama nya. Diikuti oleh Abyan, jadi Aryan berada di tengah dan kedua orang tuanya berada di sisi kanan dan kirinya.

"Aryan belum mandi, hm? Bau banget tau," pria yang berstatus sebagai ayah satu anak itu, ia mengendus-endus bau badan Aryan yang menurutnya bau.

"Masa sih?" Anak itu mengendus-endus badannya sendiri, lalu menggeleng pelan. "Enggak kok. Papa bohong, yaa?" kesal Aryan dengan raut wajah yang cemberut.

Pria itu malah tertawa puas, sampai bahunya bergetar. Tapi tidak bertahan lama, karena sang istri mencubit perutnya hingga ia meringis.

"Kamu tuh seneng banget ya, jail sama anak sendiri." Qamira menatap tajam suaminya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello, Mr. Boss! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang