•Happy reading•
Qamira baru sampai kantor, sebenarnya waktu itu dia mau ambil cuti seminggu, tapi karena banyak kerjaan juga akhirnya gak jadi. Saat Qamira baru sampai mejanya, Dina dan Olivia menghampirinya lalu menodongnya dengan berbagai pertanyaan yang membuat ia pusing setengah mati.
"Gimana-gimana malam pertamanya?! Pasti gitu kan!" Antusias Dina sembari menarik turunkan alisnya menggoda Qamira.
"Astaghfirullah, kalau nanya Din.." Qamira menglelah punya sahabat kayak Dina yang kalo udah nanya, suka gak ngotak emang.
"Pak Abyan gagah banget!" Celetuk Olivia yang membuat Qamira dan Dina melotot kaget.
Pasalnya Olivia tuh kalo udah nyangkut yang kek gini, suka gak nyambung gitu. Tapi kalo udah bahas cogan dia mah udah yang paling semangat.
Siapa nih yang punya sahabat macam Olivia? Hayoo!"Lo kalo ngomong tuh jangan kek gitu! Kalo Pak Abyan denger gimana?" Geram Dina yang tak habis pikir kenapa ia bisa menemukan sahabat kayak Olivia.
"Maksud aku tuh, itu Pak Abyan gagah kan?" Olivia menunjuk ke arah Abyan yang sedang berbicara pada kliennya. Qamira dan Dina menghela nafas lega, kirain apa ternyata sedang ngomongin Abyan yang memang hari ini terlihat tampan dengan setelan jas yang rapi.
"Kirain apa lu mah! Bikin gue salah paham aja." Dina menepuk pelan lengan Olivia.
"Ya siapa suruh Lo salah paham sama gue!"
Setelah Abyan selesai berbicara dengan kliennya, dia berjalan menuju ruangannya. Terlihat istrinya dikerubungi oleh sahabatnya.
"Kalian kenapa gak kerja?" Tanyanya dengan nada dingin, yang membuat siapa saja yang mendengarnya langsung merinding.
Mereka berbalik badan lalu cengengesan tak bersalah. Abyan menatap tajam ke arah mereka.
"Hehe, kita mau kerja kok pak. Permisi" mereka langsung lari terbirit-birit. Abyan masuk ke ruangannya, setelan tadi sempat melirik Qamira sekilas.
Di ruang meeting yang cukup besar itu, Qamira sedang mempresentasikan diri di hadapan semua orang termasuk ada investor asing. Mereka pun takjub dengan hasil presentasi Qamira yang menurutnya lebih tertarik, sampai Abyan sendiri aja merasa bangga bisa memiliki Qamira di perusahaannya.
Karena berkat dia kerjaannya juga sedikit berkurang, setelah sebelumnya dia pernah sibuk sampai harus lembur dan kurang tidur. Tapi setelah Qamira bekerja di perusahaannya, beban dia jadi sedikit berkurang.
Qamira pun selesai presentasi, semua orang bertepuk tangan memberikan apresiasi. Ia mengucapkan terima kasih dengan tersenyum merekah.
"ok I have decided to work with your company Mr Abyan." Ujar klien itu.
"Really?!" Kaget Abyan yang sempat tidak percaya.
"Yes, I am serious." Setelah itu mereka berjabat tangan dan juga menandatangani kontrak, Abyan tersenyum samar saat mereka memuji Qamira dengan sangat antusias.
~~~~
Qamira yang baru sampai rumah setelah dirinya membayar taksi barusan. Seharusnya ia pulang bersama Abyan, tapi mungkin karena masih ada konflik diantara mereka, jadinya gak pulang bareng.
Dia melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya, di lantai atas. Qamira mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi. Abyan itu pulangnya nanti agak malam, jadi mereka gak bisa pulang bareng ataukah Abyan yang memang gak mau pulang bareng sama istrinya.
Setelah mandi habis itu solat magrib, mengaji dan solat isya juga. Qamira hendak pergi ke dapur untuk memasak makan malam, setahunya Abyan itu kalau sudah sibuk sama dunianya sendiri dan akan lupa sama makan apalagi sama kesehatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mr. Boss! [END]
Spiritual[Follow sebelum membaca ya] Suatu hari, Qamira yang ingin memulai interview kerja di sebuah perusahaan, namun sialnya ia bertemu pria yang menurutnya aneh sewaktu di bis trans. Dan siapa sangka, ternyata si 'pria aneh' itu ialah merupakan direktur...