Happy reading...
***
Setelah pertemuannya dengan Dion, Abyan tidak langsung pulang ke rumah melainkan ke tempat antah berantah. Dan saat Qamira tanya Abyan habis pergi dari mana, ia tidak menjawabnya. Ia malah acuh, lalu bersih-bersih dan langsung tidur.
Keesokannya pun masih sama, hanya dijawab dengan ketus, juga tatapan dinginnya. Benar-benar bukan Abyan yang Qamira kenal. Kalau di kantor mereka bersikap profesional, sebagaimana seorang bos dan sekretaris. Beribu-ribu tanya ingin ia tanyakan pada pria itu, tapi keadaan yang tidak memungkinkan.
"Ra, Lo kenapa sih? Ada masalah?" Tanya Dina, mereka saat ini berada di tempat makan.
"I'm fine." Ia jawab dengan tersenyum singkat.
"Kalo Lo ada masalah, gak papa kok cerita aja ke kita." Sahut Olivia, tapi tak ia hiraukan.
Ting!
Pak Abyan/Pak Suami🙄
Jangan memikirkan hal yang tak penting, sekarang kamu makan. Demi kepentingan anak kita, jangan egois.
Qamira menautkan kedua alisnya bingung, apa ada mata-mata ya disini? Ia pun celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang yang tak dilihat, sayangnya gak ada.
Pak Abyan/Pak Suami🙄
Jangan celingak-celinguk begitu, cepat makan! Ini perintah, dan tidak boleh dibantah!
Qamira mengerucutkan bibirnya sebal, dengan segera ia melahap semua makanannya.
Seorang pria dari kejauhan tampak tersenyum miring, lalu pergi dari tempat itu.
Secara tiba-tiba, Abyan mengajaknya untuk berkencan di sebuah restoran setelah pulang kerja. Ya memang mendadak sih, tapi tak apalah. Sepanjang mereka makan, seluruh pengunjung menatap mereka. Sepertinya, keduanya bisa dipastikan akan mendapat gelar Pasangan Serasi menurut majalah Vogue. Alah ngarep lu ya..
Setelah makan pun mereka saling diam, hingga akhirnya Abyan berucap. "Saya minta maaf, sikap saya kemarin nyakitin kamu ya?" Abyan menatap Qamira sendu, tidak seperti kemarin.
"Iya, aku maafin. Kalo emang ada masalah, kan mas bisa cerita sama aku. Gak berubah sikap seperti kemarin, aku gak suka!" Kata Qamira, pria itu tersenyum dan mengangguk.
"Saya tidak akan mengulanginya lagi."
Tampak wanita itu mengangguk, dan tersenyum manis. Tapi, tiba-tiba ia ingin sekali pergi ke toilet sesuatu ingin keluar dari sana. Qamira bangkit dari duduknya, membuat Abyan tersentak pelan.
"Kamu mau kemana?"
"Aku ke toilet dulu, bentar." Lantas dengan sedikit buru-buru, Qamira pergi ke toilet.
Abyan hanya geleng-geleng kepala, dia kembali memandang jendela kaca yang langsung melihat ke luar ruangan sambil meminum minumannya. Tanpa disadari, ada seorang wanita dengan lancangnya duduk didepannya. Seketika, Abyan menatap tajam wanita itu.
"Ngapain kamu disini?" Tanyanya dingin.
"A-aku, aku cuman mau minta maaf sama kamu. Pasti, Dion udah jelasin semuanya ya? Aku terpaksa ngelakuin hal itu! Karena ini semua karena paksaan dari Papa aku," ujar Alana membuat Abyan terkekeh sinis.
"Terserah kamu mau percaya apa enggak! Tapi, satu hal yang harus kamu ketahui, aku gak pernah selingkuh. Dan yang kamu lihat waktu itu, dia seorang fotografer yang dengan lancangnya tarik-tarik aku ke apartemen yang sama dengan apartemen kamu dulu." Jelas nya, lalu menarik nafasnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mr. Boss! [END]
Spiritual[Follow sebelum membaca ya] Suatu hari, Qamira yang ingin memulai interview kerja di sebuah perusahaan, namun sialnya ia bertemu pria yang menurutnya aneh sewaktu di bis trans. Dan siapa sangka, ternyata si 'pria aneh' itu ialah merupakan direktur...