Part 26| First Night

12K 485 0
                                    

*Happy reading*

•••

Besok udah mau weekend aja, dan sekarang hari sabtu. Gak jelas banget deh!

Oke.. sekarang seriusnya. Qamira sedang menyelesaikan pekerjaannya, banyak dokumen yang menumpuk di atas meja. Lalu pak Angga datang menghampirinya, dan menyerahkan berkas yang diyakini adalah berkas proyek bulan depan.

"Pak Abyan ada didalam gak?" Tanya Angga.

"Ada pak," balasnya sambil tersenyum tipis.

"Oke, saya masuk ya." Angga pun masuk keruangan Abyan.

Ia lalu kembali fokus ke pekerjaannya. Tidak mengindahkan itu.

Angga baru saja keluar dari ruangan setelah selesai menyerahkan berkasnya. "Ra?" Panggilnya dengan pelan.

"Eh iya pak Angga, udah selesai?" Timpalnya.

"Iya. Kamu hari ini ada janjian sama temen gak, buat malam mingguan?" Bukannya menjawab dia malah bertanya balik.

"Gak ada sih pak, emangnya kenapa?" Ujar Qamira dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Saya mau ngajak kamu jalan." Ajak Angga dengan senyum malunya, terlihat dia menimang ajakan Angga.

"Oh gitu.. tapi, kayaknya saya gak bisa deh pak. Soalnya saya gak dibolehin jalan sama laki-laki yang bukan mahram sama orang tua saya, dan keluarga saya itu strict orangnya." Ujarnya dengan sedikit tak enak hati.

"Oh, gitu ya. Yaudah kalo gitu saya balik ke ruangan saya dulu, permisi." Ucap Angga dengan raut kecewanya, dan langsung melenggang pergi.

"Kok aku ngerasa bersalah gini ya?" Monolognya sambil menopang dagunya di atas meja.

"Kamu gak usah ngerasa bersalah gitu, yang kamu lakukan tadi bagus. Itu juga termasuk menjaga kehormatan kamu sebagai seorang istri, juga menjaga hati suami kamu." Ucap Abyan yang datang tiba-tiba dihadapannya, membuat Qamira tersentak pelan.

"Pak Abyan!"

"Oh ya saya mau minta tolong, ini ada beberapa berkas yang harus kamu print. Bisakan?" Ucap Abyan dengan nada perintah.

"Iya bisa pak, abis itu langsung serahin ke bapak kan?"

"Ya iyalah! masa ke orang gila, gimana sih kamu." Kesalnya. Gadis itu cengengesan tak bersalah.

"Yasudah saya print sekarang," iapun langsung melenggang pergi dari hadapan bosnya. Abyan hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah Qamira yang menurutnya seperti anak kecil.

Abyan telah selesai dengan pekerjaannya, ia pun membereskan meja kerjanya. Dari sikapnya saja sudah terlihat ia itu paling gak suka sama barang yang terlihat berantakan, apalagi gak sesuai dengan tempatnya. Lantas ia memakai jas nya yang diletakkan di belakang kursi. Dan melangkahkan kakinya keluar ruangannya. Dilihatnya, Qamira yang juga sedang bersiap-siap untuk pulang.

"Ra!" Panggilnya.

"Astaghfirullah aladzim! Kaget tau," gadis itu mengusap dadanya.

"Pulang yuk," ajaknya.

"Ayuk. Tapi, sebelum pulang kita ke mampir ke supermarket dulu ya mas." Timpal Qamira, Abyan mengerutkan dahi.

"Emangnya bahan-bahan di dapur sudah habis?" Abyan menaikkan alisnya.

"Iya, sekalian beli kebutuhan di rumah."

"Yaudah yuk," Abyan menggandeng tangan Qamira dengan mesranya, sedangkan yang digandeng hanya pasrah dan juga tersenyum malu.

Hello, Mr. Boss! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang