Song: Orang yang sama by Virgoun
-----
•Happy reading•
<•>
Sudah satu minggu sejak pembicaraan mereka di lorong rumah sakit, Qamira sama sekali tidak membahasnya lagi. Tapi dalam lubuk hatinya dia juga berharap kalau pembicaraan waktu itu, benar-benar serius. Tapi, dia tidak boleh berharap lebih, nanti jatuhnya malah sakit.
Kembali ke keadaan Qamira bekerja seperti biasanya, "Hari ini Bapak ada meeting dengan Endy Group, dan seterusnya bapak gak ada jadwal apa-apa lagi selain meeting sama kolega dari Jepang." Jelas Qamira sambil liat tablet yang digunakan buat atur jadwal Abyan.
"Sudah itu aja?" Tanya Abyan dengan mengangkat satu alisnya.
"Iya Pak, cuma itu saja. Selebihnya nanti saya informasikan." Jawab Qamira, Abyan mengangguk pelan.
"Yasudah kalo Bapak gak ada perlu lagi, saya mau kembali bekerja." Qamira pamit undur diri dari ruangan Bos nya.
"Tunggu!" Cegah Abyan langsung saja Qamira berhenti di depan pintu lalu berbalik.
"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya dengan sopan.
"Ada. Apa kamu ada janji makan siang sama teman kamu? Kalo gak ada saya mau kamu makan siang sama saya di luar." Jawab Abyan.
"Bapak ngajak saya makan siang?" Tanya Qamira menunjuk dirinya sendiri.
"Ya."
"Hmm gimana ya Pak?, Saya udah janji mau makan siang sama Dina dan Olivia." Tolaknya halus sambil mengusap tengkuknya. Kepala Abyan mengangguk pelan lalu berjalan ke depan mendekati Qamira.
"Kalo kamu gak ikut makan siang sama saya, gaji kamu saya potong. Karena ada hal penting yang mau saya bicarakan sama kamu. Paham!" Bisik nya di telinga Qamira sampai membuatnya merinding.
"I-iya Pak, saya paham." Jawabnya sambil menunduk ke bawah.
"Bagus! Yasudah sana kembali bekerja lagi. Jangan sampe kamu lalai terus perusahaan kita yang rugi, karena salah satu karyawan lalai dalam bekerja." Ancamnya yang membuat Qamira langsung menegakkan badannya.
"Iya pak! Aya kembali bekerja sekarang!" Serunya. Tapi karena sepatunya agak licin jadi dia terpeleset dan hap!! Sebelum Qamira jatuh ke lantai lebih dulu Abyan yang menangkap tubuh Qamira. Sesaat pandangan mereka bertemu, setelah itu Qamira melepaskan pelukan Abyan di pinggangnya lalu mengucap istighfar beberapa kali didalam hatinya.
"Bapak apa-apaan sih! Peluk-peluk saya gitu!" Abyan gelagapan, "Ya kan kamu yang jatuh duluan, ya saya juga gak sengaja peluk kamu! Enak saja kamu nuduh saya yang enggak-enggak!" Protes Abyan, enak saja dia dituduh yang peluk duluan orang dia yang jatuh malah dirinya yang dituduh.
"Oh gitu ya Pak! Hehe saya balik kerja dulu Assalamualaikum!" Qamira langsung lari dari sana dan kembali ke mejanya.
"Pak Abyan nyebelin banget! Ini juga kaki kenapa harus terpeleset sih! Jadi aku kan yang malu" gerutunya pelan, kalo keras-keras pasti dia bakal dikira gila kali ya sama karyawan yang lain. Qamira menelungkup kan kepalanya ke meja kerjanya.
"Aku juga harus ikut makan siang lagi sama Pak Abyan. Kalo enggak pasti gaji aku dipotong. Huh! Bisa-bisanya dia yang jadi Bosnya, apa-apa ngancem mulu!" Telepon di mejanya berdering.
Dia pun mengangkatnya.
Begitu telepon diangkat,
"Kalo kerja jangan sambil ngomongin orang! Apalagi ngomongin yang enggak-enggak tentang saya." Qamira tercengang, bagaimana bisa Bos nya tau kalo dia lagi ngomongin dia. Ia celingak-celinguk melihat apakah ada mata-mata atau ada penyadap suara di mejanya, tapi gak ada. Lalu Pak Abyan tau darimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mr. Boss! [END]
Spiritual[Follow sebelum membaca ya] Suatu hari, Qamira yang ingin memulai interview kerja di sebuah perusahaan, namun sialnya ia bertemu pria yang menurutnya aneh sewaktu di bis trans. Dan siapa sangka, ternyata si 'pria aneh' itu ialah merupakan direktur...