Part 40| Meet Again

7.8K 373 3
                                    

*Happy reading*

*
*

Sudah hampir satu minggu Abyan di rawat di ruang sakit, keadaannya cukup parah. Sampai tidak sadar diri selama tiga hari, tapi alhamdulilah sekarang keadaannya cukup membaik.

Akan tetapi, setiap kali ditanya oleh siapapun yang menjenguknya, termasuk orang tuanya sekalipun ia hanya diam dan tidak menjawab satu pun pertanyaan yang dilontarkan untuknya. Yang ada dipikirannya hanyalah, Qamira, dan Qamira. Tidak ada yang lain lagi, selain istrinya itu.

Untuk komunikasi antara Abyan dan kedua orangtuanya sekarang, sudah membaik tidak seperti sebelum-sebelumnya.

Rifki yang sudah tidak tahan dengan keadaan sahabatnya, pun berinisiatif untuk mengunjungi Qamira ke rumahnya.


Saat sudah di depan pintu rumahnya, Rifki menunggu seseorang untuk membukakan pintunya dengan sedikit tak sabar.

"Assalamualaikum, Tante." Sapa nya ramah, saat yang membukakan pintu adalah Sarah, ibu mertua sahabatnya.

"Waalaikumsalam. Kamu, temannya Abyan ya?"

"Iya, Tante. Saya temannya, Abyan. Dan saya datang kesini mau bertemu dengan Qamira, boleh?" Izin Rifki sopan.

Sarah pun mempersilahkan Rifki masuk, dan menyuruhnya untuk Dudi di sofa ruang tamu. Wanita yang masih awet muda itu, pamit untuk memanggil Qamira yang sedang berada di kamar, sekaligus membuatkan minuman.

Sedangkan di kamar, seperti biasa di jam segini Qamira duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya sambil baca buku atau sekedar duduk-duduk santai sembari mengajak sang calon buah hati mengobrol.

"Qamira," ia menoleh saat ada yang memanggilnya, ternyata ibunya.

"Iya, ada apa Umi?"

"Di ruang tamu ada yang ingin bertemu dengan kamu, temuin gih!" Ujar Sarah.

Ia menautkan alisnya bingung, siapa yang ingin bertemu dengan dirinya?

"Iya Umi, nanti Qamira ke bawah." Sarah mengangguk pelan, dan beranjak dari sana.

Iapun segera menemui orang itu, kira-kira siapa ya orangnya? Apa mungkin suaminya? Ia pasti itu suaminya? Lagipula, ayahnya masih belum pulang dari tugasnya. Kalau ada, pasti akan di usir. Senyumnya semakin mengembang saat dirinya sudah dekat dengan ruang tamu. Tapi seketika senyumnya luntur, lantaran orang yang diharapkannya bukanlah sesuai ekspektasinya.

"Pak Rifki." Pria itu mendongak dan tersenyum tipis.

Ia pun duduk di sofa yang tak jauh dari sahabat suaminya. "Ada keperluan apa pak Rifki datang kesini?" Tanyanya.

"Oh, saya cuma mau tau keadaan kamu aja." Jawab Rifki yang sedikit nervous.

"Di suruh Mas Abyan ya?" Tebak Qamira ragu-ragu.

Saat Rifki ingin menjawabnya, seketika langsung terhenti. Sebab Sarah datang dengan membawa nampan yang diatasnya minuman.

"Silahkan diminum." Ibu dua anak itu meletakkan minuman di atas meja.

"Iya, Tante."

Setelah itu beliau beranjak pergi ke dapur meninggalkan dua insan yang dilanda kecanggungan. Rifki sadar bahwa didepannya ini adalah wanita yang pernah dicintainya, yang mengisi penuh hatinya. Tapi sayangnya harapan tinggallah harapan. Sekuat apapun dia berdo'a dan sekeras apapun ia berusaha, Orang yang diharapkannya ini sudah menjadi milik orang lain, yaitu sahabatnya sendiri.

Hello, Mr. Boss! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang