Part 29| One Day Being a Parent

8.3K 398 1
                                    

•Happy reading•

>•<

Setelah menjemput Rafa di sekolahnya, anak kecil itu terus merengek meminta Abyan supaya ia bertemu dengan Tante cantiknya. Abyan menenangkan ponakannya, dan berkata nanti saja, karena tante cantik lagi sibuk bekerja. Rafa hanya menurut saja saat sang paman menjanjikan akan membelikan eskrim yang banyak.

Rafa duduk di sofa, sambil menonton kartun di tablet Android punya Abyan. Ponakannya itu anteng-anteng saja menonton dua bocah botak yang menggemaskan. Pintu ruangannya terbuka, terlihat Yuna selaku staff divisi utama dengan pakaiannya yang ketat dan agak terbuka itu. Sudah biasa dia mah, tapi insyaallah gak akan bisa tergoda hanya dengan melihat pemandangan seperti itu.

"Siapa yang suruh kamu masuk," ucap Abyan yang dingin dan juga menusuk.

Yuna memasang wajah kikuknya, saat sang bos memarahinya.

"Kamu tau, peraturan saya. Jika, masuk keruangan saya itu harus ketuk pintu dahulu, sebab saya mengedepankan sifat sopan santun." Tegasnya.

Gadis itu hanya menunduk dalam tidak berani menatap sang bos yang dikenal menyeramkan itu.

"Maafin saya pak. Saya lupa," cicitnya.

Bullshit! Umpatnya dalam hati.

"Yasudah, sekarang kamu ada perlu apa sama saya?" Yuna mengangkat wajahnya dan tersenyum manis, memasang wajah sok manisnya di depan Abyan.

"Om Abyan!" Panggil Rafa yang mendekati mereka.

"Kenapa Rafa?" Tanyanya lembut.

"Tante ini siapa? Ish! kok kayak badut ya? Serem liatnya," Celetuk Rafa yang membuat Abyan menahan tawanya. Yuna terkejut dan menggeram kesal.

"Rafa.. gak boleh begitu, siapa yang ajarin Rafa buat seperti itu. Gak sopan," ingat Abyan pada ponakannya.

"Iya maaf om," ucap Rafa sambil menundukkan wajahnya.

"Ini pak, saya mau kasih laporan kemarin yang bapak minta." Abyan menerima berkas itu dan sedikit membacanya, lalu ditaruh kembali.

"Yasudah, sekarang kamu keluar dari ruangan saya."

Yuna terkejut bukan main, dalam hati ia menggeram kesal. Semua ini gara-gara anak kecil sialan itu! Diapun berjalan keluar ruangan.

"Om, Rafa takut liat tante tadi. Soalnya mukanya serem, kayak setan valak." Ujar Rafa yang duduk di kursi depannya.

"Oh ya?" Rafa mengangguk-angguk cepat. Abyan mengacak-acak rambutnya gemas.

***

Saat ini Qamira juga Abyan mengajak Rafa makan siang di sebuah restoran dekat kantor, dimana samping restoran itu ada tempat bermain anak-anak. Mungkin pemiliknya yang menambahkan wahana ini untuk anak-anak yang datang bersama orangtuanya. Sedari tadi Rafa terus merengek, ingin ke tempat bermain itu, tapi Abyan melarangnya. Katanya nanti setelah Rafa selesai makan.

Dan bocah laki-laki itu menurut saja, sekarang bocah itu sedang makan dengan disuapi oleh Qamira.

"Aaa.." Rafa menerima suapan terakhirnya, lalu setelah itu ia minum air putih sampai tandasnya.

"Alhamdulillah"

"Kamu juga makan Ra," titah Abyan yang baru saja selesai makan. Sebab sedari tadi, Qamira hanya menyuapi Rafa saja, sedangkan dirinya tidak makan.

"Iya, ini aku makan." Perempuan cantik itu menyuapkan sesendok makannya kedalam mulutnya.

Selepas mereka makan, akhirnya Rafa pergi ke tempat bermain yang ada di samping restoran itu. Bocah laki-laki itu senang sekali, akhirnya bisa bermain juga. Tenang saja, baju seragamnya sudah diganti dengan baju biasa. Jadi Anisa tidak akan marah, kenapa baju sekolah Rafa bisa sobek karena dipakai untuk bermain.

Hello, Mr. Boss! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang