•Happy reading•
-----
Hari Senin adalah hari yang dibenci semua orang, karena apa. Karena hari Senin semua orang melakukan aktivitas yang padat. Apalagi jalanan ibu kota yang selalu penuh dengan kendaraan yang pergi berangkat bekerja atau yang pergi menempuh pendidikan.
Tapi bagi Qamira haru Senin adalah awal untuknya, karena bisa belajar dari hari-hari yang menurutnya kurang baik. Dan menjadikan hari sekarang menjadi lebih baik lagi. Setelah satu Minggu yang lalu Abyan melamarnya dia jadi lebih menghabiskan waktu di rumah pas weekend, memang sih masih satu Minggu lagi hari H nya tapi dia harus siap fisik dan mental.
Karena menikah bukan sembarang kata tapi, suatu status yang disaksikan bukan hanya semua tamu undangan tapi disaksikan juga oleh Allah SWT. Apalagi dijalaninya seumur hidup sampai akhir hayat, jadi dia hanya mau menikah sekali seumur hidup.
Rencananya dia mau memberi tau teman-temannya hari ini, tapi nanti pas jam makan siang.Kalo untuk teman-teman kantor kayaknya dia gak bakal umumin, soalnya rata-rata karyawan di kantor itu fansnya Abyan. Sampai-sampai waktu mereka tau Abyan baru putus dari Alana, mereka pada jingkrak-jingkrak kesenangan. Karena saingan mereka sudah tidak ada dan mereka banyak yang halu menjadi pacar atau istri dari Abyan. Qamira saja jengah setiap dimana pun dan kapanpun yang dibahas adalah Abyan dan Abyan.
Jika ia kasih undangan ke mereka kan, bisa-bisa dia dibully. Secara mereka tuh kalo ada cewek yang deket sama Abyan pasti langsung dilabrak. Dulu waktu awal-awal dia bekerja disini, mereka malah menuduh dia cewek yang gak bener lah, sok alim lah. Terus mereka tanya kenapa dirinya yang jadi sekretaris Abyan, kenapa bukan salah satu dari mereka. Ngeriii.
Oh iya untuk pemilihan wedding dress untuk Qamira dan jas untuk Abyan, besok Qamira dan Abyan akan ke butik untuk cobain baju pernikahan mereka. Akhirnya sekarang sudah jam makan siang, Qamira pergi ke mushola untuk solat Dzuhur, setelah itu pergi ke kantin.
Sehabis Sholat Qamira pergi makan siang di kantin bersama teman-temannya, yaitu Dina dan Olivia. Mereka pun duduk setelah memesan makanan.
"Oh iya aku mau memberi tahu sesuatu sama kalian," Qamira mulai membuka suara disela-sela makan mereka.
"Sesuatu apa?" Olivia bertanya.
"Eum, tapi kalian janji ya gak kasih tau siapa-siapa dan pas aku kasih tau kalian juga jangan kaget." Dina dan Olivia mengangguk.
"Seminggu yang lalu aku dilamar pak Abyan, dan beberapa hari lagi aku nikah" Dina yang mendengar itu pun langsung tersedak makanan, dia terlalu terkejut. Olivia pun sama terkejutnya tapi gak sama kok kaya Dina, dia cuma lagi makan mie eh keluar lagi dari mulutnya karena dia gak tau harus berekspresi apa.
Lalu setelah mereka terdiam sebentar, keduanya menggebrak meja sampai Qamira terkejut dengan mengusap dadanya pelan sambil mengucap istighfar. Karyawan lain menengok ke arah mereka, karena mungkin terganggu.
"Lo serius!!" Ucap mereka bersamaan dan Qamira mengangguk sebagai jawaban.
"Kenapa Lo gak kasih tau kita sih!" Sarkas Dina yang sepertinya merasa gak dianggap sebagai teman dekat.
"Ya maaf. Aku pengen kasih tau kalian, tapi gak ada waktu yang pas, maaf yah." Bahkan Qamira sampai hopeless.
"Iya, gue juga minta maaf. Soalnya gue syok banget denger Lo mau nikah sama Pak Abyan." Ujar Dina dan memelankan kata terakhirnya. Qamira mengangguk pelan.
"Terus kita juga diundang gak?" Tanya Olivia.
"Justru karena aku kasih tau kalian sekarang, karena aku pengen kalian jadi bridesmaids aku. Mau kan?" Ucap Qamira. Mereka berdua masih diam memikirkan apakah mereka harus menuruti keinginan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mr. Boss! [END]
Spiritual[Follow sebelum membaca ya] Suatu hari, Qamira yang ingin memulai interview kerja di sebuah perusahaan, namun sialnya ia bertemu pria yang menurutnya aneh sewaktu di bis trans. Dan siapa sangka, ternyata si 'pria aneh' itu ialah merupakan direktur...