Part 34| Broken Heart

7.8K 330 0
                                    

Happy reading!❤

****

Malamnya pun mereka berdua, bercerita bersama. Dalam artian, mengajak sang calon buah hati interaksi. Tangan Abyan sedari tadi tak hentinya mengelus perut istrinya. Dan mengajak sang anak mengobrol, sampai capek.

"Semoga kamu baik-baik aja ya Nak, di dalam sana."

"Bahagia banget ya?" Tanya Qamira.

"Ya iyalah, siapa yang tidak bahagia jika sekarang suami sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Semua laki-laki di luaran sana juga pasti merasakan hal yang sama." Ujar Abyan. Lalu Qamira meraih tangan Abyan, dikecupnya punggung tangannya yang seputih cokelat. Canda hehe..

"Pasti anak kita bangga punya Papa seperti kamu, Mas." Ucap Qamira dengan sungguh-sungguh.

"Iya amiinn. Udah ah, mending kamu tidur sekarang. Sudah malam, saya juga besok ada urusan penting." Qamira pun menurut apa kata suaminya itu, dan segera untuk tidur.

Abyan menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya, juga dirinya. Tapi sebelum tidur, pria itu lebih dulu mengecup kening istrinya.

"Good night, bumil!" Bisiknya.

***

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu itu, Qamira bersikap seperti biasa lagi. Sebenarnya ia masih takut untuk pergi ke kantor lagi, namun karena ada pekerjaan yang harus ia kerjakan. Juga Dina dan Olivia mengatakan kepadanya, bahwa ia tak perlu takut, karena mereka akan selalu ada untuknya. Betapa beruntungnya, ia mendapatkan sahabat seperti mereka.

Qamira sedang berjalan di lorong kantor yang memang tidak ada siapa-siapa. Bahkan office boy yang bekerja pun tidak ada sama sekali, mungkin sedang mengerjakan di lantai yang lain kali ya. Tapi, tiba-tiba ada yang mencegatnya. Ternyata itu Yuna dan kedua temannya. Jadi posisinya, Tari dan Salsa memegang pergelangan tangannya. Dan Yuna mencengkram pipinya.

"KENAPA SIH LO HARUS JADI PEMBAWA SIAL UNTUK SEMUA ORANG HAH!!!" Teriak Yuna di depan wajah Qamira, apalagi kukunya yang tajam membuat kulit wajahnya sampai tergores.

"M-maksudnya, a-apa mbak?" Tanyanya dengan terbata.

"Lo tanya maksud gue apa?" Ulang Yuna dengan wajah yang seperti iblis. Lalu tangannya membelai pipi Qamira dengan lembut.

"Gara-gara lo, karyawan yang buat Lo sampai masuk rumah sakit, dipecat sama pak Abyan." Terus terang Yuna yang membuat Qamira terkejut, pasalnya Abyan sama sekali tidak memberitahunya. Terus dari mana lelaki itu tau, jika mereka lah penyebab dirinya bisa masuk rumah sakit?

"S-saya sama sekali gak tau mbak." Ia menggeleng pelan.

"LO BILANG GAK TAU!! BULLSHIT!" Bentak Yuna seraya menjambak hijab yang Qamira pakai, sampai jilbab tersebut berantakan.

Rasanya di tuduh yang bukan sama sekali perbuatannya itu, sangat menyakitkan. Air matanya luruh begitu saja. "Saya minta maaf, kalo saya salah."

"Maaf aja gak cukup tau gak." Sahut Tari.

"Udah ah Yun, nanti kalo ketauan sama pak Abyan gimana?" Ucap Salsa dengan was-was, jika tiba-tiba sang bos atau orang lain memergoki perbuatan mereka.

"Gue peringatkan sekali lagi, jangan pernah lo deket-deket sama pak Abyan! Ngerti?" Ancam Yuna sambil menunjuk wajahnya.

Qamira menganggukkan kepalanya, ia hanya menunduk. Setelah mereka pergi, ia meluruhkan yang tubuhnya ke lantai dan bersandar pada tembok. Mumpung sepi, ia menangis dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Hello, Mr. Boss! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang