•Happy reading•
Meeting hari ini berjalan dengan lancar, di pimpin oleh Abyan. Untung saja gak ada satupun karyawan yang telat, kalo sampai ada yang telat bisa-bisa mereka terkena surat peringatan, kalo sampai melanggar tiga kali langsung di pecat sama Abyan. Karena gak kompeten dalam bekerja.
Abyan berlalu begitu saja begitu meeting selesai. Tapi dia sempat melirik Qamira sekilas. Setelah itu pergi menuju ruangannya,
"Rara!!" Kejut Dina dan Olivia dari belakang, Qamira tersentak kaget.
"Astaghfirullah!" Ucap Qamira sembari berbalik badan ternyata yang mengejutkannya ialah Dina dan Olivia.
"Kalian ya! Buat aku kaget aja!" Qamira menepuk pelan lengan Dina dan Olivia. Mereka malah tertawa senang. Sedangkan Qamira terlihat cemberut karena dikerjain sama temannya sendiri.
"Tapi sumpah Lo lucu banget kalo kaget gitu!" Ucap Dina dengan sedikit tertawa.
"Yaudah kita minta maaf deh." Kata Olivia yang dibalas dengan deheman dari Qamira.
"Aku mau kembali kerja, takut dimarahin sama Pak Abyan." Lalu pergi begitu saja meninggalkan mereka yang sedang panik melihat Qamira yang keliatannya ngambek sama mereka.
"Lo sih! Jadi ngambek kan." Olivia menyalahkan Dina perihal Qamira yang ngambek sama mereka.
Qamira menghela nafas berat, dia gak ngambek cuman sekarang kayak lagi gak mood aja, mungkin karena dia lagi kedatangan tamu bulanan. Jadi moodnya gampang berubah. Dia pun mulai kerja lagi sampai telepon yang mengganggunya.
"Qamira kamu tolong keruangan saya sebentar" titah Abyan dalam telepon.
"Iya pak." Dan langsung menutup teleponnya. Ia menarik nafas panjang.
Qamira berdiri dan berjalan menuju ruangan Abyan. Dia mengetuk pintu ruangan setelah mendapat persetujuan dari dalam, lalu dia membuka pintunya dan masuk ke dalam."Bapak panggil saya?" Tanyanya saat sudah di hadapan Bos nya. Abyan mengangkat kepalanya sebentar lalu kembali menunduk lagi untuk melihat laptop yang berisi dokumen penting.
"Duduk!" Titahnya dan langsung dituruti oleh Qamira.
Abyan berdehem pelan, "Nanti malam saya diundang untuk pertemuan bisnis. Kamu tolong temani saya dan berpura-pura lagi menjadi pacar saya. Bisa?" Abyan mengangkat alisnya satu, tanda dia bertanya. Qamira terdiam sebentar memikirkan ajaknya bosnya.
"Harus banget ya Pak?" Eh dia malah nanya balik. Abyan menghela nafas berat, dia lupa kalo Qamira itu kadang suka lola, loading lama.
"Ya gak harus. Cuman kamu kan sekretaris saya sekaligus bisa jadi asisten juga. Jadi bisa kan? Kalo gak bisa yaudah gaji kamu saya potong 20%. Gimana?" Abyan menyeringai, dia sedikit mengancam Qamira dengan memotong gajinya bulan ini.
"Ya Allah pak, masa gaji saya dipotong sih. Tega banget, saya udah bekerja keras selama ini. Masa gajinya dipotong, apalagi dipotongnya 20%." Kesal Qamira, ancamannya memang gak ngaruh sih. Tapi kan kalo kerjanya berjasa banget bagi perusahaan, pasti gajinya dinaikin. Eh ini malah di potong.
"Ya udah kamu ambil keputusannya se-ka-rang," ucap Abyan dengan menekankan kata sekarang.
"Iya, saya mau kok Pak." Kata Qamira sambil menunduk, memainkan jarinya yang di atas paha.
"Ok. Ingat setelah selesai kerja kamu sudah harus ada di lobby."
"Iya Pak."
"Ya udah sana balik kerja lagi!" Titah Abyan. Qamira menatap kesal Abyan, lalu pergi dari ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mr. Boss! [END]
Spiritual[Follow sebelum membaca ya] Suatu hari, Qamira yang ingin memulai interview kerja di sebuah perusahaan, namun sialnya ia bertemu pria yang menurutnya aneh sewaktu di bis trans. Dan siapa sangka, ternyata si 'pria aneh' itu ialah merupakan direktur...