Part 28| A Romantic

8.9K 411 2
                                    


•Happy reading•

>•<

Kembali menjadi sosok yang periang juga ceria adalah hal yang biasa baginya. Dari dulu ia selalu saja dapatkan orang yang ingin memusuhinya, kayaknya sampai sekarang juga ada. Nomor yang mengiriminya pesan, itu juga kayaknya termasuk orang yang gak suka padanya.

Tapi, Abyan sudah menyuruhnya untuk mengganti nomor hp dan ia malah menolaknya. Ia berkata tak apa-apa, jelas suaminya itu marah. Siapa yang gak khawatir, jika istrinya itu diteror oleh orang gak dikenal. Ia berjalan beriringan bersama Abyan, sekarang mereka berada di hotel tempat pertemuan dengan para investor asing. Setelah tiba di resto yang disediakan di hotel, Abyan menyapa mereka dengan ramah. Ia juga melempar senyum.

"Nice to work with you, I hope our cooperation in the future goes smoothly"

"I hope so too, see you next time" balas Abyan setelah berjabat tangan.

"Ra, kita langsung pulang ya udah sore." Ujar Abyan sambil melihat jam tangannya.

"Iya." Mereka pun meninggalkan resto, Abyan menggenggam tangan Qamira, mungkin biar gak digaet cowok lain kayaknya.

"Abyan!!" Teriak seseorang dari belakang mereka, dan saat keduanya menoleh kebelakang ternyata Rifki yang meneriakkan namanya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" balas keduanya.

"Cieee..! Berduaan mulu nih," goda Rifki menaik turunkan alisnya.

Qamira tersenyum malu, saat melihat tangannya yang selalu digenggam oleh Abyan. "Napa? Iri? Nikah dong.." balas Abyan dengan wajah sombongnya. Rifki berdecak pelan.

"Gak, gua gak ngiri. Cuma pen nyapa kalian aja."

"Oh iya, lo ngapain disini? Wah.. jangan-jangan, lo bawa Tante girang ya ke hotel! Waduh...! gua gak nyangka ya lu ternyata demen yang begituan." Curiga Abyan terhadap sahabatnya, Rifki mendatarkan wajahnya saat ia dituduh macem-macem sama Abyan. Sedangkan Qamira ia mencubit lengan Abyan, sampai si empunya meringis sakit.

"Sakit Ra, main cubit aja kamu." Ringis Abyan sembari mengusap lengannya yang dicubit oleh istrinya.

"Lagian mas Abyan jahil banget sama sahabat sendiri," ujar Qamira yang menatap jengah suaminya.

"Tuh dengerin istri lo, nuduh orang macem-macem."

"Ya sorry, gua kan bercanda. Seriusan amat," ucapnya yang masih menatap nyalang sahabatnya yang bangga karena tadi sempat dibela oleh istrinya itu.

"Ra, daripada kita ngobrol sama orang yang gak jelas. Mending kita ngedate berdua, biar romantis." Ajak Abyan pada istrinya.

"Ngedate? Bukannya nanti malam kita.." sebelum Qamira melanjutkan kalimatnya, Abyan malah memotongnya.

"Hehehe, kita mau pulang udah sore. Lo urusin tuh tante girang lo ya," ucap Abyan yang melenggang pergi meninggalkan Rifki yang ternganga lebar, awas hati-hati nanti ada lalat yang hinggap loh!

"Mas, emangnya kita beneran mau ngedate?" Tanya Qamira bingung, setelah mereka berada di dalam mobil.

"Iya, ngedate di kasur." Jawab Abyan dengan frontal.

"Ya Allah mas.. ih!" Ia memukul lengan Abyan pelan, sedangkan si empunya terkikik pelan.

"Iya-iya bercanda kok."

"Tapi kalo kamu sih.. saya bisa-bisa aja," tambahnya tanpa melirik kearah Qamira yang memasang wajah bete nya.

"Jangan cemberut gitu dong, senyum." Titah Abyan saat melihat Qamira yang menekuk wajahnya, kesal. Perempuan itupun tersenyum paksa, dan memalingkan wajahnya ke samping menghadap kaca mobil.

Hello, Mr. Boss! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang