Warning content: Terdapat adegan bunuh diri yang mungkin tidak nyaman untuk anda baca.
"Lebih parahnya lagi wanita itu adalah selingkuhan Elton." celetuk Madilyn yang masuk ke mobil bersama dengan orang tuanya.
"APA?!!?" Helena mengeraskan suaranya karena terkejut.
"Tentu kamu tidak bercanda, kan?" ucap Helena lagi memastikan.
"Untuk apa bercanda sih, Ma. Aku lihat sendiri mereka melakukan seks di sofa, berisik banget lagi." jelas Madilyn yang membuat Helena mengelus dadanya mendengar tentang kelakuan anak laki-lakinya yang sudah meninggal.
Baik Helena maupun Carl khawatir jika anak gadisnya teracuni sama seperti Elton. Carl tidak ikut ke rumah sakit bersama istri dan anaknya. Dia berhenti di suatu tempat dimana dia bertemu dengan pengawal dan orang-orang yang bekerja untuknya. Namun, Madilyn melihat tempat itu dan sepertinya dia pernah datang kesana.
"Papa kemana, Ma?" tanyanya kepada ibunya yang sibuk dengan ponselnya.
"Ada rapat," jawab Helena singkat.
"Aku seperti merasa pernah kesana, ntah kapan." celetuk Madilyn.
Ibunya tidak menggubris sebab masih sibuk dengan ponselnya.
Madilyn seperti mengingat dimana dia berada disana karena dia sempat lari dari mobil ayahnya. Dia mendengar ada suara teriakan seorang wanita dan kemudian suara tembakan. Madilyn sama sekali tak mau mengingat hal itu dan ayahnya selalu mengatakan bahwa itu adalah mimpi dan dia tentu mempercayainya karena dia masih kecil.
Namun, kini dia berpikir apakah tempat yang pernah dia datangi dalam mimpi memang benar-benar ada di dunia nyata? Mungkin saja, akan tetapi Madilyn tak mempunyai waktu untuk menyelidiki tempat apa itu dan apa alasan ayahnya mengadakan rapat disana jika ayahnya memiliki kantor yang besar dengan banyak lantai nan mewah.
Madilyn menghapus semua pemikiran itu terlebih dahulu setelah mobil mereka berhenti di rumah sakit dan Helena meletakkan ponselnya di dalam tas dan barulah kali ini dia memperhatikan anak gadisnya yang sudah keluar dari mobil terlebih dahulu. Madilyn segera menuju ke ruangan dokter Richard diikuti dengan ibunya, sebenarnya dia tak mau melakukan hal itu dan akan lebih baik baginya jika dia pergi untuk selamanya.
"Selamat pagi, Nona Madilyn dan bu Helena." sapa dokter Richard bersalaman dengan mereka.
"Baik, kita hanya akan menjalankan beberapa tes saja." ucap Dokter Richard singkat.
Dokter Richard menjelaskan bahwa tes ini tidak akan berjalan lama dan sangat cepat untuk mengetahui apakah ada racun di dalam tubuh Madilyn atau tidak, karena itu selama menunggu dia di haruskan berbaring di ranjang rumah sakit lagi dan Madilyn sangat membenci hal itu terlebih lagi dengan kehadiran Liam yang terlihat di luar jendela kamarnya.
"Kenapa dia ada disini?" ucap Madilyn kesal kepada ibunya yang duduk di sampingnya.
"Tentu saja, dia itukan pengawal pribadi kamu, sayang. Jadi, dia harus ada dimana pun kamu berada," jelas Helena yang tidak ada bedanya dengan penjelasan Carl jika menyangkut tentang Liam.
Madilyn lelah membantah dan memprotes mengapa lelaki itu selalu mengikutinya meskipun, sudah berulang-ulang kali Carl menjelaskan dan dia tentu tak akan mengulangi penjelasannya. Hanya saja Madilyn memangg tak mau mengerti dan tak mau diikuti. Dia juga lelah terus protes dan hasilnya tetap tidak.
Dia membuka ponselnya sembari menunggu hasil tes-nya keluar, ada banyak pesan yang masuk. Namun, Madilyn tak ingin membukanya apalagi membalasnya satu per satu. Dia hanya membuka foto-foto bersama Elton terakhir kali di Villa itu dan itu cukup membuatnya bersedih. Dia mengingat dengan benar bahwa Elton akan terus menjaganya sampai dia tertembak malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Bodyguard
RomanceMadilyn Mclover bisa mendapatkan segalanya, kehidupannya yang glamour, mewah dan penuh kasih sayang sejak lahir, dia satu-satunya anak perempuan Carl Mclover, seorang penguasaha sukses dengan latar belakang kriminal yang membahayakan keluarganya. D...