Madilyn sebetulnya mendapatkan sebuah pesan singkat yang tentu dia tau itu dari siapa. Dia juga tak ingin menerima lamaran dari Steven meskipun dia harus mempermalukan Steven di hadapan semua orang. Dia juga tak ingin Steven dan sudah memperingatkan Steven berulang-ulang kali bahwa dia tak ingin menikah dengan Steven akan tetapi, Steven sepertinya masih memaksa entah karena alasan apa. Pria baik seperti dia seharusnya bisa mendapatkan gadis lain yang jauh lebih perawan dan berpendidikan seperti dirinya ketimbang Madilyn.
"Madilyn, aku janji akan menjaga kamu sampai kita tua nanti." ucap Steven masih menunduk dan menyerahkan cincin sebagai persembahan untuk acara pertunangan mendadak. Carl tadinya ingin segera menikahkan mereka akan tetapi, Madilyn membantah tidak ada pertunangan sebelumnya, jadi, Carl memaksa Steven untuk melamar Madilyn terlebih dahulu.
"Madilyn berikan jawabannya," Helena kini yang angkat bicara karena dia tak sabar melihat keheningan yang semakin tercipta karena keraguan Madilyn. Hati Madilyn semakin berdegup kencang karena dia mendapatkan sebuah telpon dari nomer Liam akan tetapi, Madilyn tidak menyimpan nomer itu sehingga yang tertera di layarnya hanyalah nomer saja tanpa nama. Tentu, ibunya yang sempat melirik hal itupun sama sekali tak curiga, pikirnya pasti pekerjaan.
"Maaf, Steven. Aku harus mengangkat telpon ini karena penting." Steven menatap Madilyn dengan kesal, "Jangan tunggu aku!" Madilyn merunduk dan berbisik di telinga Steven. Steven mencoba menggenggam pergelangan tangan Madilyn dan mencegahnya untuk pergi akan tetapi, Madilyn melepasnya dan segera keluar dari aula menuju pintu belakang.
"Nona ingin kemana, Anda tidak diizinkan pergi kemana pun tanpa izin dari Tuan Carl." Pengawal yang ada di depan pintu tidak menahan Madilyn, "Toilet, kenapa kalian ingin ikut juga?" mereka terdiam sejenak dan saling bertatapan sepertinya mencoba memutuskan apakah mereka akan ikut atau tetap berjaga di pintu.
"Kamu saja yang ikut, aku disini. Nanti boss besar marah kalau gak ada yang berjaga." ucap salah satu pengawal yang berbadan cukup besar. "Siapa nama kamu?" Madilyn iseng bertanya, "Theo, Nona." jawab Theo tegas seperti seorang militer yang menghadap kepada pelatihnya, "Oh, kamu liat di belakang kamu ada boneka anabelle ngikut kamu." lantas Theo pun menoleh ke belakangnya melihat apakah benar yang dikatakan oleh Madilyn itu. Madilyn dengan sedikit kesempatan, dia meraih gagang lilin yang terbuat dari emas dan memiliki berat sekitar setengah kilo. Madilyn dengan sekuat tenaga memukul Theo dengan gagang emas itu dan membuat Theo terkejut akan tetapi, tidak pingsan. Dia hanya sempat tersungkur.
Theo yang melihat Madilyn melarikan diri pun segera mengejarnya dan ketika Theo sudah sampai di halaman belakang, tidak ada siapa pun melainkan penjaga saja. "Kenapa ada disini, kamu tugasnya jaga di aula" sebagai kepala keamanan, Vin menatap Theo dengan amarah karena Theo dianggap berkeliaran dan tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
"Tadi saya ngejar Nona Madilyn tapi, dia menghilang seolah ditelan bumi, cepat sekali." jawab Theo agak gugup, dia sepertinya benar-benar kehilangan jejak Madilyn.
"Temukan dia karena teman kamu sudah melapor bahwa kamu sempat mengantar Nona Madilyn ke toilet." Atas perintah itu dan bersama dengan beberapa pengawal lainnya, Theo mencari dimana keberadaan Madilyn saat ini.
Namun, mereka sepertinya sudah terlambat karena Madilyn lari ke kebunnya dan sepertinya dia menemui orang yang salah disana. Sekali lagi dia telah tertipu dan pria itu lagi-lagi membuatnya pingsan dan mengikat tangannya dengan tali agar dia tak lari kemana pun. Sersan membawa Madilyn ke tempat lain yang jauh ke hutan dan sepertinya akan sangat berat bagi siapa pun untuk melewati tempat itu karena mereka melewati lembah dan sungai untuk menuju ke gubuk tua yang sepertinya baru saja dibangun.
"Akan kita apakan wanita ini disini?" tanya salah satu anak buah Sersan, "Dia pasti tau dimana mereka menyembunyikan Liam dan jika dia tidak mengaku, bunuh saja dia." perintah Sersan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Bodyguard
عاطفيةMadilyn Mclover bisa mendapatkan segalanya, kehidupannya yang glamour, mewah dan penuh kasih sayang sejak lahir, dia satu-satunya anak perempuan Carl Mclover, seorang penguasaha sukses dengan latar belakang kriminal yang membahayakan keluarganya. D...