Chapter 39: Unrevealed

22 2 0
                                    

Liam membungkam mulut Madilyn dengan jari-jarinya yang membuat Madilyn merasa bahwa dirinya sedang diculik saat ini. Lantas, Madilyn pun berteriak dan meminta Liam untuk melepaskan dirinya karena dia menolak Liam untuk menjelaskan rahasianya. 

"Semuanya sudah terlambat, kamu akan melepaskan aku atau aku akan loncat keluar." ucap Madilyn mengancam Liam. 

"Jangan macam-macam. Ini tidak akan jauh, hanya beberapa kilometer lagi dan kita akan sampai. Aku janji tidak akan lama." jelas Liam karena tak ingin Madilyn berbuat nekat. 

"Tidak, Liam lepaskan aku atau aku akan loncat keluar. Aku sudah mengatakannya kan aku tidak ingin mendengarnya dan kamu sudah terlambat. Harus ku ulang berapa kali sampai kamu mau mengerti apa yang aku maksud?" teriak Madilyn kepada Liam yang membuat dirinya tidak fokus menyetir. 

"Madilyn, santai saja, aku janji ini gak akan lama, kamu harus mendengarnya." ucap Liam lagi. 

"Seharusnya kamu tidak memaksa aku dan seharusnya aku datang dengan sendirinya. Apa susahnya memberikan waktu untuk___" 

BRakKKK!!!! mobil Liam menabrak sebuah pohon karena dia mencoba menghindari tabrakan dengan mobil truk yang berjalan ke arahnya. Liam memang tidak fokus menyetir karena Madilyn terus berteriak kepadanya dan mengganggu konsentrasinya. 

Madilyn hanya terluka sedikit di bagian kepalanya dan dia pingsan di tempat sedangkan, Liam dia sepertinya terlempar keluar mobil dan hampir saja jatuh ke jurang. Liam yang telah sadarkan diri meski merasa nyeri di seluruh tubuhnya. Dia tetap mencoba untuk menyelamatkan Madilyn dan memanggil ambulan. Jessica yang tak sengaja lewat jalan itu bersama dengan kekasihnya pun terkejut melihat Madilyn pingsan di dalam mobil Liam. 

Jessica sebagai seorang pengacara, melaporkan kasus ini kepada polisi dan membawa Madilyn ke rumah sakit. 

"Kamu memang benar-benar gila. Jika Carl mendengar ini, tamat riwayat hidup kamu." ucap Jessica mencegah Liam untuk mendekat dan melihat kondisi Madilyn. 

"Tolong, aku hanya ingin melihat apakah dia baik-baik saja atau tidak. Aku tidak peduli jika harus mati dibunuh, namun, izinkan aku melihat Madilyn." ucap Liam memelas kepada Jessica yang tidak menggubrisnya. Kekasih Jessica menyetir mobilnya segera ketika Jessica sudah masuk ke dalam mobil.

Liam benar-benar merasa bersalah, dia melihat petugas kesehatan bergegas mendekati dirinya ketika mereka tau bahwa Liam kini sedang terluka. 

"Lepaskan aku, aku baik-baik saja kalian boleh pergi sekarang." Para petugas itu pun pergi dan sesaat setelahnya Liam menelpon anak buah Sersan untuk menjemput dirinya akan tetapi, polisi sudah datang terlebih dahulu sebelum anak buah Sersan menjemput dirinya. 

"Anda kami tangkap atas kelalaian yang menyebabkan Nona Madilyn Mclover terluka." jelas salah seorang satuan polisi. 

Liam tak ingin banyak membantah karena itu dia terima saja dan membiarkan polisi menangkap dirinya. Saat ini dia khawatir dengan kondisi Madilyn akan tetapi, dia tentu tidak bisa lari dari polisi. 

"Bisa kalian bawa saya ke rumah sakit dulu, saya merasa lemas pak." ucap Liam memelas.

"Tentu saja, kami memang sudah akan membawa kamu kesana. Dan kalian berdua jangan lupa berjaga agar dia tidak lari kemana-mana." Liam pura-pura pingsan akan tetapi, dia masih mendengar ucapan polisi yang duduk di samping supir. 

***

Madilyn sedang dirawat oleh dokter Tiffany seperti biasa dan kondisinya sangat tidak stabil sejak tekanan darahnya terus menurun. Tiffany juga tak sanggup menyampaikan kabar yang membuat Madilyn lebih depresi. 

"Sayang, kamu istirahat dulu ya. Jangan bergerak kemana-mana." ucap Tiffany yang melihat Madilyn telah sadar dari pingsannya. 

"Bagaimana keadaannya?" Madilyn memegangi perutnya karena dia tidak bisa bertanya secara langsung kepada Tiffany. 

Personal BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang