Chapter 24: Secret

54 3 0
                                    

Liam memasukkan zakarnya ke dalam, sedalam-dalamnya. Dia menarik keluar dan masuk lagi dengan pelan. Madilyn mengangkat kakinya yang dia sandarkan pada pundak Liam sembari dia merasakan ketegangan yang begitu menyenangkan sampai dia berkeringat dibuatnya. Liam mengubat ritmenya dan membuat Madilyn tengkurap sedangkan dia masuk dan perutnya berpapasan dengan pantat Madilyn yang menegang karena sensasi yang masih dia rasakan. 

Dia tengkurap dan masih mengeluarkan suara erangan-erangan yang membuat telinga Liam semakin menggigil dan terangsang dibuatnya sehingga dia keluar dan masuk dengan cepat. 

"Easy on me." keluh Madilyn ketika Liam menarik zakarnya keluar, Madilyn duduk di atas pangkuan Liam dan membalut zakarnya dibagian yang berada di antara kedua kakinya. Madilyn bermain dengan pelan saja. Dia mencium Liam dengan mesra dan memegangi wajahnya sedangkan, Liam masih memegangi penggulnya dengan erat dan dia mengangkat pinggul Madilyn dan menurunkannya lebih cepat.

"Ahhh, babe. Keep it." erang Madilyn yang tepat di telinga Liam. Liam pun mengangkat Madilyn dan dia mempenetrasi dengan berdiri kemudian menidurkan Madilyn kembali di ranjang, melebarkan kakinya dan masuk ke dalam dengan cepat yang membuat keduanya semakin berkeringat karena olahraga yang menegangkang tepat setelah tahun baru. 

Liam terus bergerak dan cepat. Mereka saling berpegangan sampai Liam pun berhenti dan mengeluarkan cairan putih kental di dalam Madilyn secara tak sengaja. Menyadari hal itupun dia segera keluar dan menuju kamar mandi untuk mengeluarkan seluruh cairannya disana sedangkan, Madilyn hanya mengelap bagian tubuh perutnya yang basah oleh cairan putih kental dengan tissue.

Keduanya mandi sebentar dengan menyiramkan air dan Madilyn memakai lingerie dan Liam memakai baju tidurnya. Mereka tidur bersama dan mereka lupa untuk menutup jendela di villanya yang tepat berada di sebelah ranjang mereka dekat dengan sebuah meja santai untuk ngopi maupun mengerjakan pekerjaan kantor. Rona cahaya di villa itu tidaklah gelap, kamar Madilyn dan Liam juga tak terlalu gelap karena menghidupkan lilin di setiap sudut dan di setiap meja.

Sudah pasti ada pria yang mengikuti dan menyaksikan mereka melakukan itu. 

"Good morning, sayang." ucap Madilyn yang mencium bibir kekasihnya, Liam pun terbangun dari tidurnya dan menatap Madilyn dengan senyuman, "Morning kekasih, kemana kita hari ini?" Liam mencium kening Madilyn dan segera bangun untuk memasak sarapan. 

"Jalan-jalan aja ke keraton. Siapa tau boleh masuk atau ke museum." ucap Madilyn melawak ingin ke keraton, "Ngaco kamu, di sekitar sini masih ada lah tempat wisata. Supir kamu kan tau, kalau dia gak tau biar aku aja yang nyetir. Aku paham jalanan disini." ucap Liam

"Terserah kamu aja, besok kita pulang. I mean besok sorenya. Nanti Papa marah kalau aku gak datang di rapat." Liam hanya mengangguk dan mengerti kesibukan Madilyn sebagai pemegang saham sekaligus direktur yang diawasi secara langsung oleh ayahnya yang menjabat sebagai komisaris.

Jason pun segera check out sesuai dengan perintah Madilyn dan menuju ke tempat wisata selanjutnya, mereka mengunjungi beberapa wisata yang masih berada di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Setelah sarapan dan berfoto di tempat wisata yang menarik, mereka pun segera menuju pinus pengger dimana Madilyn yang sangat mencintai alam pun segera mengajak Liam naik. Madilyn hampir saja terpeleset karena dia berjalan terlalu cepat akan tetapi, Liam berhasil menangkap Madilyn ke pelukannya. Untung saja tidak terlalu ramai. 

"Hati-hati dong sayang, banyak yang ngeliatin." protes Liam lirih dan dia sedikit malu mengarahkan pandangan matanya ke orang lain, dia hanya menatap Madilyn yang tertawa melihat sikapnya. 

"Kamu nih merasa bersalah menangkap aku, biarin aja para jomblo syirik. hahaha." Dan benar saja ada salah seorang pria yang seolah mendengar ucapan Madilyn, pria itu menatap Madilyn dengan sinis dan sengaja mengarahkan jari tengahnya kepada Madilyn dan Liam. Mereka berdua hanya terkekeh melihat pemandangan itu. 

Personal BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang