Chapter 45: Tak Direstui

29 1 0
                                    

"Selamat pagi, sayang. Kamu gak tidur ya semalam?" Madilyn memeluk Liam yang duduk di kursi depan jendela. Liam menggenggam tangan Madilyn yang lembut dan beranjak, dia berbalik dan menatap Madilyn dengan matanya yang mengantuk.

"Apa tidur harus giliran, tidur sana. Aku mau ambil beberapa gambar pemandangan sebelum balik ke Bali..." 

"Tunggu dulu, Madilyn. Aku ingin bicara penting sama kamu." pinta Liam kepada Madilyn yang hendak mandi. "Kamu tidur dulu lah. Aku gak mau kamu insomnia gini, nanti kamu sakit gimana."

"Ok, aku tidur nanti, kamu duduk dulu. Dengerin baik-baik kalau aku cuma mau minta kita bicara sama Papa aku untuk minta restu dia. Kamu gak masalah, kan?" Liam menatap Madilyn, dia memasang mukanya yang memelas, Madilyn masih terdiam dan tak mengatakan apa pun. 

"Bisa aja. Cuma aku gak mau kamu bertengkar sama Papa kamu kalau dia tidak merestui nanti." ucap Madilyn lirih. Tak mau mendengar permintaan Liam yang lain, Madilyn segera pergi menuju ke kamar mandi. 

Seperti biasa, di dalam bathtub sudah ada air hangat dengan busa sabun yang menyambutnya. Lilin aroma sudah di nyalakan sejak tadi sesuai dengan permintannya. Madilyn masuk ke dalam bathub setelah melepas lingerinya. Dia menuangkan anggur merah ke dalam gelasnya dan meminum seteguk anggur merah itu sembari berpikir apa yang membuat tunangannya ingin mereka meminta restu kepada Tommy. 

Madilyn bukan tidak bisa melakukan hal itu akan tetapi, dia hanya tak ingin ada penghalang di antara hubungan mereka. "Aku akan mandi dulu baru tidur, kamu sudah memikirkan tentang apa yang sempat aku tanyakan tadi?" Liam berdiri di bawah air mancur di samping bathtub Madilyn. 

"Iya, tentu saja. Kita akan meminta restunya karena setidaknya dia adalah ayah kamu, kan?" Madilyn meminum segelas anggur ketiganya. Dia tampak agak mabuk kali ini dan membuat matanya agak mengantuk.

"Kalau kamu tidak mau bertemu dia juga tidak masalah, aku akan pergi sendiri. Aku cuma berharap satu hal agar mereka mau mengakhiri permusuhan ini karena aku tidak sanggup jika salah satu dari kita harus pergi." ucap Liam dan Madilyn sudah tak sadarkan diri di dalam bathtub, matanya tertutup dan dia memegangi gelas winenya yang membuat minumannya tumpah. 

"Madilyn???!!!" Liam berteriak mencoba membangunkan Madilyn akan tetapi, Madilyn tetap tak sadarkan diri. Liam segera memakai baju dengan cepat, dia juga membasuh busa sabun yang ada di tubuh Madilyn, dia menutup tubuh Madilyn dengan handuk dan segera memanggil dokter yang terdekat. Liam memakaikan baju Madilyn dengan cepat karena dia ingin membawa Madilyn ke rumah sakit terdekat.

"Boss, butuh waktu sekitar 2 jam untuk masuk ke area kota dan menemukan rumah sakit. Kita tidak bisa menemukan rumah sakit di tempat terdekat sini." jelas sang pengawal yang tak tampak tak yakin bisa menemukan rumah sakit di dekat pondok yang mereka tinggali.

Liam menatap Madilyn dengan khawatir dan dia sedih jika ada orang yang sengaja ingin menyakiti Madilyn. Liam juga mengecek suhu tubuh Madilyn dan terasa sangat panas ketika Liam menyentuh kening Madilyn dengan telapak tangannya. Liam juga tak ingin berprasangka buruk terlebih dahulu dan dia ingin jika Madilyn sembuh terlebih dahulu.

Madilyn sempat membuka matanya akan tetapi, karena demamnya terlalu tinggi dia pun kembali tertidur di atas ranjang rumah sakit. Liam yang melihat itu sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan tunangannya. Dia tidak ingin jika hal buruk terjadi kepada Madilyn karena itu dia tidak bisa diam, dia terus berjalan kesana-kemari sampai sang dokter pun keluar.

"What happens to her?" Liam yang panik pun segera bertanya apa yang terjadi kepada tunangannya. 

"She has a fever, she'll be fine soon. Don't worry, it won't take long to stay here." Liam merasa lega mendengar itu. Dia menjaga Madilyn yang tertidur sampai keesokan harinya ketika dia pulang. Madilyn masih terlihat lemas akan tetapi, demamnya sudah turun sejak semalam. Dia juga tak tahan apabila harus berada di rumah sakit lama-lama. 

Personal BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang