Liam sebenarnya kasihan melihat Madilyn harus terbaring seperti itu apalagi disaat dia sudah mulai merasakan perasaan yang dia sendiri tak bisa dia tolak. Dia menatap mata Madilyn dalam mencoba untuk menyakinkan dirinya apa yang dia rasakan adalah kesalahan dan memang tidak seharusnya dia melakukan itu apalagi terlibat cinta dengan seseorang yang terlarang untuknya.
Liam mengalihkan pandangannya, jantungnya masih berdegup kencang berada di samping Madilyn. Dia merasa khawatir sekaligus merasa bahwa perasaannya sangat aneh dan baru dia rasakan akhir-akhir ini setelah tiga tahun lamanya hatinya mati. Madilyn seperti menaruh bubuk-bubuk kehidupan di dalam hatinya sehingga dia bisa merasakan hatinya hidup kembali.
Tidak ada siapa pun di ruangan itu, hanya ada Madilyn yang masih tak sadarkan diri. Carl dan Helena juga sudah kembali ke rumah dan mereka benar-benar tak habis pikir bahwa putrinya bisa berbuat sejauh ini. Liam ditugaskan untuk berjaga di ruangan sebelah entah mengapa kali ini hati dan pikirannya mengatakan ingin terus berada di samping Madilyn. Dia juga menyesali satu hal bahwa dia tak bisa membuat Madilyn mengurungkan niatnya untuk bunuh diri dan jika dia bisa memutar waktu kembali dia tak akan membiarkan Madilyn melalui semua itu.
Satu hal yang kini dia sadari, Madilyn tak pernah bersalah. Madilyn hanyalah seorang gadis yang lahir tanpa mengetahui siapa keluarganya yang sebenarnya dan hari itu. Madilyn tak pernah terlibat dalam hal apapun. Liam merasa sangat bersalah karena dia selalu dibutakan karena amarahnya dan karena hatinya yang mati.
"Kenapa kamu masih disini. Kamu terlihat lelah, kamu pulang dan tidur sana."
Liam yang tidak tidur dan hanya berpura-pura menutup matanya. Dia segera membuka matanya dan menghampiri Madilyn yang masih ada di ranjangnya, dengan cepat bibirnya menyentuh bibir Madilyn, lidahnya tak kuat merasakan getaran itu dan dia terus menjejakinya.
Madilyn pun tak mengerti apa artinya itu, namun dia membalas ciuman itu dan merasakan lidah Liam berada dalam mulutnya, "Apa maksudnya ini?" Madilyn bertanya setelah Liam melepaskan ciuman itu. Dia hanya terdiam menatap Madilyn dengan tatapan yang masih dingin. Dia benar-benar tak bisa berkata-kata setelah apa yang terjadi.
"Pemanis." jawabnya singkat.
"Seharusnya aku mati dan tidak berakhir disini, bernapas, tersadarkan diri dan mendapatkan ciuman. Sepertinya aku ini terlihat seperti putri tidur?" Madilyn tersenyum tipis kepada Liam.
"Bagaimana kalau memang benar? Dengar, Madilyn...jangan lakukan hal seperti itu lagi. Mungkin saja kamu menemukan cinta yang lain. Apa yang terjadi bukan kesalahan kamu dan itu adalah murni kesalahan Tommy." ucap Liam mencoba untuk membuat Madilyn merasa lebih tenang karena apa yang terjadi memang bukan salahnya.
Selama sebulan ini, Liam baru berbicara panjang lebar kepada Madilyn seperti itu. Liam tak pernah berbicara panjang lebar dan hanya berbicara tentang hal-hal penting saja. Kali ini mimik dan gaya bicaranya sangat berbeda di hadapan Madilyn. Madilyn cukup terkesan mendengar suaranya yang cukup seksi, bahkan dibanding dengan suara Farrel yang biasa saja dan tak pernah membuatnya menggigil, suara Liam sangat berbeda. Suaranya bisa tegas dan lembut di waktu yang sama.
"Tentu aku tidak akan melakukannya lagi. Bagaimana aku akan melakukannya kalau kamu terus mengikuti aku, huh?" Madilyn tersenyum mengatakan hal itu.
Liam semakin mendekat dan mengelus pipi Madilyn dan membuat Madilyn jatuh cinta dengan tatapan Liam yang berbeda kali ini, namun dia tak mau mengakuinya.
"Bagus, karena melihatmu mati sama dengan membunuh hatiku sekali lagi," dengan tegas namun, lirih Liam mengatakan hal itu dan menatap Madilyn dengan tatapan yang serius.
Madilyn mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Liam dan dia hanya tersenyum menganalisis apa yang dikatakan Liam karena dia juga sedang merasakan hal yang sama dan saat ini jika masih bisa memilih Madilyn ingin melupakan semuanya dan kembali ke kehidupan normalnya meskipun dia harus diawasi dan dijaga oleh seorang pengawal bermata biru dengan suara yang seksi.
![](https://img.wattpad.com/cover/292717905-288-k31586.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Bodyguard
RomanceMadilyn Mclover bisa mendapatkan segalanya, kehidupannya yang glamour, mewah dan penuh kasih sayang sejak lahir, dia satu-satunya anak perempuan Carl Mclover, seorang penguasaha sukses dengan latar belakang kriminal yang membahayakan keluarganya. D...