Di tengah patah hatinya karena masih berduka tentang kematian tunangannya. Madilyn yang masih penasaran memberanikan diri ke pondok dimana dia menemukan Farrel tergeletak lemah tak berdaya dan penuh dengan darah. Madilyn hampir tidak percaya jika malam itu dia akan menemukan kekasihnya meninggal dengan cara yang tak terduga. Bahkan wajah Farrel hampir tidak dia kenali waktu itu. Ketika dia mendekat untuk memahami apakah itu Farrel atau bukan malam itu membuatnya tidak fokus dan berhenti di pinggir jalan. Dia merasakan pengalaman yang sangat traumatis ketika mendekat ke arah Farrel yang sudah tergeletak mati.
Di seberang jalan kanan dan kiri penuh dengan pepohonan dan jalanan tak begitu ramai karena ini memang kawasan hutan. Dia terpaksa harus keluar karena ketika berhenti tak sengaja ada orang di belakangnya yang menabrak mobilnya. Sebuah mobil putih sedan dengan seorang lelaki yang menatap ke depan sangat dingin. Sebetulnya Madilyn tak mau terlalu mengurusi masalah sepele seperti itu karena mobilnya baru dan sudah lecet tertabrak.
"Keluar kamu!! tanggung jawab!!!"
Pria itu keluar dengan wajah yang cukup serius namun, mengabaikan ocehan Madilyn.
"Ganti rugi!! kamu sudah membuat mobil saya lecet, baru loh ini." ucap Madilyn mengeraskan suaranya.
"Kamu jangan khawatir. Nanti aku akan mengganti semua biaya perbaikannya," pria itu memegangi tangan Madilyn dengan erat, menatapnya dengan serius. Madilyn hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan pria itu yang kemudian, melepaskan pegangannya dan masuk kembali ke mobilnya.
Madilyn terdiam sejenak tak bisa berkata-kata sentuhan itu rasanya berbeda. Dia membenci pria itu, wajahnya saja sedingin es, ekspresinya saja dia sangat membencinya. Dalam benaknya dia menyesal karena sudah keluar dari mobilnya dan menghadapi masalah yang sama sekali tidak penting meskipun itu penting karena memang mobilnya sangat baru dan baru dia pakai hari ini. Madilyn menghela nafas dalam-dalam dan mencoba melupakan apa yang sudah terjadi dengan dirinya dan lelaki itu.
Dia dengan cepat melaju dan menuju ke pondok Farrel yang sepi terasa di tengah hutan. Kesejukan alamnya tak dapat dia hindari. Madilyn juga merasa ada yang mengikutinya ketika di jalan. Dia berpikir pria yang berdebat dengannya mengikuti dirinya, namun pria itu berbelok ke arah lain.
"Sempat sekali berpikir tentang pria menyebalkan itu," gumamnya dalam hati.
Memasuki jalan yang sering dia lewati dengan Farrel benar-benar membuat hati Madilyn tersayat-sayat pelan dan membuat matanya meneteskan air matanya. Dia sempat tersungkur di suatu tempat di bawah pohon rindang dimana dia dan Farrel terakhir kali bercumbu. Dia merindukan segalanya, ciuman dan sentuhan Farrel yang selalu menjadi penyembuh hati dan jiwanya yang luka. Dia benar-benar terluka tanpa hadirnya seorang Farrel, semuanya berubah begitu saja ketika Farrel pergi dan Madilyn sama sekali tak mengerti apa yang harus dia lakukan tanpa kekasihnya.
Mencoba tetap tenang dan kuat dalam menghadapi kenyataan adalah suatu hal yang selalu dia selipkan di hati kecilnya. Meski akal dan pikirannya menolak menerima fakta kematian Farrel yang mengerikan. Madilyn menatap sendu pondok yang di lingkari oleh garis polisi karena masih terdapat penyelidikan tentang kasus kematian Farrel yang mengerikan.
Madilyn mencoba untuk tidak melintasi, akan tetapi dia ingin masuk sekali lagi dan dapat memeluk Farrel meski semua itu hanyalah bayangannya belaka. Dia melihat seorang pria berdiri tegak menghadap ke arah lain, terlihat dari belakang pria itu terlihat seperti Farrel. Dia dengan senang cepat berpikir positif dan berharap itu adalah kekasihnya sebab dari cara dia berdiri dan memandangi langit-langit meski tidak dengan tampilannya yang terlihat rapi dengan jas yang cukup mahal kelihatannya.
Sedangkan, Farrel tak pernah memiliki busana sebagus itu meskipun dia bekerja. Farrel sangat mencintai kesederhanaan. Karena penasaran Madilyn pun mendekat dan memanggil pria yang sedang menelpon seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Bodyguard
RomanceMadilyn Mclover bisa mendapatkan segalanya, kehidupannya yang glamour, mewah dan penuh kasih sayang sejak lahir, dia satu-satunya anak perempuan Carl Mclover, seorang penguasaha sukses dengan latar belakang kriminal yang membahayakan keluarganya. D...