Chapter 1: Secret Relationship

542 16 3
                                    

Terdengar suara burung-burung berkicau yang menyapa meski hari sudah sore namun masih terlihat indah. Senja menyambut di atas cakrawala yang membuat hati Madilyn terenyuh dengan keindahan itu. Dia berlari menemui seseorang yang sangat dia cintai, menatapnya dan selalu berdoa dalam hati agar dia tidak kehilangan orang yang sangat mencintainya kini. Di pondok sederhana inilah mereka sering bertemu dan bertukar pikiran. Madilyn yang selalu kritis dan Farrel yang selalu menang dalam setiap argumen karena Madilyn tak begitu bisa menjawab perdebatan mereka. 

Pondok sederhana, terbuat dari kayu yang bertempat tak jauh dari pemukiman di gunung sangat ramai. Madilyn merasa lebih aman dan nyaman berada disana karena dia dekat dengan Farrel yang hanya bekerja sebagai seorang penjual kelapa muda. Dia juga tak memiliki banyak uang, berbeda dengan Madilyn yang memiliki segalanya. 

Madilyn Mclover, lahir dari keluarga yang terpandang dan kaya raya. Dia bisa mendapatkan segalanya, kasih sayang, uang, mobil, jet pribadi, apapun bisa dia dapatkan. Namun, dia tak menginginkan semua itu setelah dia bertemu dengan Farrel. Ayah Madilyn yang bernama Carl Mclover adalah seorang pengusaha sukses ternama yang berasal dari Bali. Carl memiliki beberapa bisnis di Medan. Carl menikahi Helena Mclover dan memiliki 4 orang anak, Carlos Mclover anak tertua, Elton Mclover anak kedua dan Madilyn Mclover anak ketiga dan satu-satunya anak perempuan Carl dan Helena dan anak terakhir Calvin Mclover.

"Kamu yakin mau tinggal disini?" Farrel bertanya kepada kekasihnya yang sudah memutuskan untuk datang di sore hari, "Iyalah, kan aku udah disini, kamu mau menolak?" Madilyn mencium bibir Farrel dengan konstan. 

"Mads, wait. Nanti papa kamu marah, inget kan kemaren dia marahin kamu karena kamu disini semaleman," Madilyn pun memasang muka cemberut, memang benar dia di marahi ayahnya karena tidak pulang semalaman, akan tetapi dia tidak pergi kemana-mana apalagi membahayakan dirinya dengan para anak buah Gerald. 

"Iya, yaudah kalau mau stay disini, tapi cepet pulang. Jangan lari terus kamu dari pengawal kamu," Farrel mencubit hidung Madilyn karena geram dengan tingkah lakunya yang selalu keluar tanpa izin, tanpa memberitahu ayahnya. Bahkan dia tak mengatakan siapa kekasihnya kini. Madilyn sendiri menyadari bahwa cintanya tak akan direstui, namun dia sudah terlanjur mencintai Farrel. 

"Aku tuh kangen sama kamu, tau gak sih. Boleh ya?" tanya Madilyn memelas meminta agar dirinya diizinkan tinggal semalam di pondok Farrel. 

"Iya, boleh." Farrel pun tak bisa menolak, meskipun pondok itu kecil dan terlihat sederhana. Namun sebenarnya rapi, entah apa alasan Farrel tinggal di pondok itu, padahal dia memiliki ayah yang keberadaanya entah dimana sekarang ini. 

Farrel mengajak Madilyn berjalan-jalan ke pasar malam sederhana di desa tempat dimana dia tinggal, tidak ada hal berbau mistis karena genre romance. Jadi, suasana pasar sangat ramai dan penuh dengan pasangan yang sedang menyempatkan malam minggunya bersama. Tak peduli darimana mereka berasal namun, wajah dan ekspresi mereka terlihat bahagia dan bersemangat, tak jarang dari mereka juga berfoto dan mengambil swa-foto. 

"Bagus gak ini?" Madilyn bertanya pendapat Farrel tentang sebuah kalung yang saat ini dia pegang, memiliki cinderamata biru seperti matanya.

Farrel tersenyum, "Cantik, seperti mata kamu. Sini aku beliin." Ucap Farrel yang mengambil kalung itu dari tangan Madilyn. 

"Gak usah, sayang uang kamu. Ini pasti mahal." Madilyn merasa iba dengan keadaan kekasihnya. Namun, Farrel masih saja mau membelikan kalung seharga 500 ribu itu, terbilang murah untuk Madilyn meski tetap mahal untuk Farrel karena Farrel hanyalah seorang penjual kelapa muda di pantai. 

Farrel dan Madilyn menjauh dari keramaian dan menuju ke tempat yang lebih sepi.

Farrel memasangkan kalung itu ke leher Madilyn, "Cantik banget," 

Personal BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang