Di antara belantara hutan rindang yang sedang berguguran. Di antara tandus yang melengkapi keheningan tempat itu. Liam masih duduk di sebuah batu besar dekat sebuah pondok dan villa yang tidak banyak orang kunjungi karena ini bukan musim liburan. Dia melihat arloji miliknya dan waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Liam menatap ke arah depan, dia masih menunggu seseorang untuk datang. Dia menikmati sebuah pemandangan di atas cakrawala melalui lembah dimana dia berdiri saat ini.
"Aku sangat merindukan kamu, aku tidak bisa..." Sekali lagi dia mendengar suara yang menenangkan hati dan pikirnya, Madilyn memeluk Liam dan dia pun berbalik dan memeluk Madilyn. Keduanya menangis karena telah menemukan obat untuk rindu yang selama ini mereka miliki.
"Aku tau, aku akan menjelaskan semuanya dari awal." ucap Liam mengajak ke suatu taman di atas pegunungan. Mereka duduk di salah satu kursi yang ada disana. Tentu tidak murah untuk masuk ke kawasan elite seperti ini akan tetapi, bukan masalah untuk Madilyn yang memiliki segudang uang di dompetnya.
"Tentang kenapa kamu ingin membunuh aku?" Madilyn menyeringai dan menghapus air matanya yang masih sedikit menetes, "Lupakan saja, kamu perlu tau bahwa kita tidak bisa berada dalam jangkauan publik atau Papa akan tau dan dia akan melukai kamu." jelas Madilyn yang membuat Liam agak terkejut.
"Aku memohon sama Papa seperti pengemis. Aku mengajukan satu syarat bahwa aku tidak akan menemui dan melupakan kamu asalkan Papa menarik laporannya." jelas Madilyn lagi,
"Seharusnya kamu tidak melakukan itu, Madilyn. Aku akan baik-baik saja." Liam menggenggam erat tangan Madilyn yang terasa dingin karena Madilyn merasa sedikit takut bertemu Liam meskipun, secara rahasia.
"Aku yang tidak akan baik-baik saja melihat kamu ada disana. Aku yang tidak akan baik-baik saja jauh dari kamu. Aku terlalu takut jika kamu di vonis seperti Gerald. Aku takut kehilangan kamu. Aku tidak akan sanggup, Liam." Mata Madilyn berkaca-kaca dan meneteskan air mata perlahan. Liam dengan kasih sayang dan tangannya yang lembut menghapus air mata itu.
"Sekarang aku disini, kan? Jangan khawatir. Kita akan menjalankan rencana sesuai dengan awalnya dan aku minta maaf karena aku pernah berambisi dan mencelakai kakak kamu." Liam tetap merasa bersalah tentang itu.
"Kenapa kamu melakukan itu?" Madilyn mengangkat kepalanya dan menatap Liam dalam.
"Keluarga kita saling menyimpan dendam, Madilyn. Ketegangan di antara keluarga kita sudah ada sejak kematian ibuku. Tidak tahukah kamu?" Madilyn menyipitkan matanya mendengar pertanyaan Liam.
"Entahlah, Papa sama Mama gak pernah cerita." jawab Madilyn dengan polos karena meskipun dia bertanya kepada ayahnya, dia tidak mendapatkan jawaban apa pun.
Liam tersenyum menyeringai, "Aku memang bodoh, jika kamu tau kamu tidak akan jatuh cinta kepada aku atau Farrel karena kamu sudah tau bagaimana akhirnya. Namun, sekarang..." Liam berhenti sejenak, "Sekarang kita ada disini dan kamu atau aku sadar benar akan konsekuensi yang kita hadapi. Jika kamu ingin menyer__"
"Tidak, aku tidak bisa hidup dengan terus berharap bahwa orang yang aku cintai akan ada dan akan kembali kepadaku lagi. Aku sudah mengakhiri harapan itu karena kamu sudah kembali. Jangan pernah katakan itu lagi. Apa pun kita harus tetap bersama-sama." Madilyn memotong ucapan Liam karena dia tak ingin mengulangi kesalahan yang sama.
"Baiklah, aku tidak akan meninggalkan kamu dan memastikan bahwa semuanya aman saja." Liam mengelus kedua pipi Madilyn dan membuat kekasihnya merasa sedikit tenang.
"Apa yang ingin kamu ceritakan?" Madilyn bertanya karena Liam belum sepenuhnya menjelaskan apa alasan keluarga mereka bermusuhan.
Liam menjelaskan bahwa ayah Madilyn yaitu Carl Mclover dan ayahnya, Tommy Sharvia mencintai seorang gadis yang bernama Citra Alderina Dalton. Carl sudah menikah waktu itu dengan ibu Madilyn sedangkan, Citra adalah calon istri Tommy yang sudah hamil Liam akan tetapi, pernikahan mereka tidak direstui oleh kedua orang tua Tommy dan Citra karena Citra hamil diluar nikah.
![](https://img.wattpad.com/cover/292717905-288-k31586.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Bodyguard
RomanceMadilyn Mclover bisa mendapatkan segalanya, kehidupannya yang glamour, mewah dan penuh kasih sayang sejak lahir, dia satu-satunya anak perempuan Carl Mclover, seorang penguasaha sukses dengan latar belakang kriminal yang membahayakan keluarganya. D...