Liam hanya tertidur sebentar, dia biasanya melanjutkan tidurnya setelah Madilyn bangun karena pengawal lain pasti menggantikannya di pagi hari. Madilyn pun terbangun, mandi di air hangat dengan aroma sabun yang sangat wangi. Dia tak mau membangunkan Elton. Dia ingin jika Elton kembali ke rumah saja karena dia tak ingin jika Elton menganggu masa istirahatnya kali ini.
"Kamu pasti akan terkejut melihat ini," Elton meletakkan dokumen di meja Madilyn.
Madilyn baru saja selesai berpakaian dan memakai anting emas yang berkilau. Dia berjalan mendekati Elton karena penasaran dengan isi dokumen yang dibawa oleh kakaknya.
"Apa ini?" Madilyn membuka dokumen yang ternyata berisi keputusan.
"Wanita itu, dia di hukum seumur hidup karena pernah lari dari penjara? Yang benar saja seorang wanita berbahaya seperti dia dapat memasuki rumah kita begitu saja. Dia bahkan hampir membunuhku, sayangnya dia tidak berhasil. Jika dia berhasil, pasti akan lebih bagus dan tidak sia-sia dia meluapkan amarahnya." ucap Madilyn tersenyum menyeringai.
Elton pun dibuat emosi mendengarnya, "Apa maksud kamu, huh?" Elton meninggikan nada suaranya karena dia tak mau kehilangan adiknya. Sudah cukup bagi keluarga Mclover untuk menanggung beban kesedihan karena kematian Calvin, akan tetapi Madilyn mengatakan semua itu seolah dia benar-benar ingin mati.
Jelas Madilyn tak menggubris ucapan kakaknya yang hanya dia anggap sebagai angin lalu. Baginya semuanya tidak penting, semuanya hampa, bahkan jika dia bisa liburan mewah di luar negeri bersama dengan orang yang dia cintai sekalipun nanti. Rasanya mungkin tak akan sebanding ketika dia bersama dengan Farrel.
Dia juga tidak peduli dengan hasil akhir persidangan dan putusan hakim yang dia baca nampaknya tidak membuat dirinya banyak bereaksi. Dia sampai saat ini masih bernapas, baik-baik saja meskipun dalam hatinya terdapat ruang hampa yang begitu lebar sehingga seseorang harus hadir untuk mendekorasi ulang ruang hatinya. Semua itu terdengar tidak mungkin jika Madilyn terus-terusan memikirkan tentang Farrel yang sudah tertidur tenang di alam sana.
"Kenapa tidak mereka selesaikan kasus Farrel?" tanya Madilyn tetiba.
Elton mengernyitkan dahinya keheranan, "Polisi masih menyelidiki siapa dalang dibalik pembunuhan itu. Karena tidak mungkin jika tidak ada sesuatu yang tertinggal, pasti ada yang mereka lewatkan. Karena itu mereka menganalisis ulang penyelidikannya." jelas Elton.
"Tentu tidak ada yang terlambat, bukankah seperti itu?" ucap Madilyn yang duduk santai di sofa berwarna keemasan.
"Tentu saja, sayang." Elton tersenyum dan duduk di samping Madilyn yang membuka buku catatannya lagi.
"Meskipun pembunuh Farrel dihukum secara adil, tetap saja semua itu tidak akan membawa Farrel kembali lagi ke dunia ini. Apa yang bisa aku harapkan." ucapnya terdengar putus asa.
"Madilyn, jangan mengatakan seolah kamu tidak bisa jatuh cinta dan menemukan pria lain. Sepertinya akan menyenangkan jika kita berpesta sebentar dengan para lelaki," celetuk Elton yang menemukan ide baru untuk bersenang-senang malam ini sekaligus memperkenalkan para lelaki yang perlu untuk Madilyn lirik.
"Farrel baru saja meninggal beberapa hari yang lalu. Aku sama sekali tidak minat untuk bertemu dengan laki-laki mana pun. Berikan aku waktu dan ruang setidaknya untuk melupakan apa yang telah terjadi." ucap Madilyn yang menolak ide Elton untuk bersenang-senang.
"Apa yang bisa kakak lakukan untuk menyembuhkan hati kamu yang masih terluka dan masih berdarah. Kamu tau kan kami sangat menyayangi kamu." ucap Elton memelas kepada adiknya agar tak putus asa setelah kekasihnya meninggal dibunuh atau bunuh diri, masih menjadi pertanyaan banyak orang.
"Tidak ada." jawab Madilyn singkat.
Elton tak mau bertanya dan berbicara lebih banyak dengan Madilyn karena jawaban adiknya pasti berbelit-belit dan membuat dia sedikit geram selalu mendapatkan jawaban yang sama. Elton mengangkat sebuah telepon dari perusahaan yang menyuruh dia untuk segera kembali bekerja meskipun dia tidak ingin dan ingin tetap tinggal menemani adiknya, akan tetapi Elton harus kembali besok pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Bodyguard
RomanceMadilyn Mclover bisa mendapatkan segalanya, kehidupannya yang glamour, mewah dan penuh kasih sayang sejak lahir, dia satu-satunya anak perempuan Carl Mclover, seorang penguasaha sukses dengan latar belakang kriminal yang membahayakan keluarganya. D...