46. adeknya nendang🧬🎭

2.6K 172 12
                                    

hai hai haiii

amoraiger kembali lagiii dengan ceritanyaaa

panggil aku kabos yaaaa

spam komennya dulu donggg

VOTENYA JUGAAAAA

100 VOTE LANJUT YAAAA

selamat membacaaa

.; °‿‿‿‿((AMORAIGER 2))‿‿‿‿°

Amora terduduk dengan santai di balkon kamar adeknya yang berada di lantai menikmati hembusan angin yang menerpa kulit putihnya.

Sebenarnya Amora tidak diperbolehkan ke lantai atas oleh Hiza, tapi tadi dia telah memaksa Hiza dan akhirnya mendapatkan izin dari Hiza, tentunya dengan bantuan Hiza ke atas karna Hiza takut Amora kenapa-napa.

Amora merasa sangat dijaga oleh Hiza. Walaupun dia tidak mendapatkan kasih sayang dari bapak anak yang ia kandung ini, tapi dia mendapatkan kasih sayang yang lebih dari Hiza.

Dia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya saat tidak bertemu dengan Hiza, mungkin dia-ah sudahlah, tidak terlalu penting. Amora merasa dia memiliki banyak hutang di keluarga ini.

Usia kandungannya sudah menginjak empat bulan. Perutnya juga sudah membuncit. Kalau diingat-ingat dulu Amora bahkan tidak pernah membayangkan akan berada diposisi sekarang.

Hamil, tidak pernah terlintas dalam benak Amora sebelumnya. Bahkan hamil setelah nikah juga tidak pernah Amora bayangkan, apalagi seperti sekarang yang ia hamil diluar nikah.

Amora mengelus perutnya dengan lembut. Ia tersenyum menatap perutnya yang semakin hari semakin buncit itu. Anaknya berkembang dengan baik di dalam perutnya.

"Semoga kamu sehat ya, sayang," ujar Amora dengan senyuman menatap anaknya yang masih berada dalam perutnya.

"Bunda bakal terus jagain kamu, sampai kamu keluar dari perut bunda," ujar Amora membuat air mata haru keluar dari matanya.

Dia sangat bahagia sekali memiliki anak ini. Entah mengapa setiap kali melihat perutnya yang buncit itu Amora merasakan kehidupan, walaupun dulu dia tidak menginginkan anak ini.

"Amora." Amora menolah pada Bastian yang menghampirinya. Cowok itu duduk di samping Amora.

"Saga sama Moza udah tidur, gak ada teman gue di dalam," adunya pada Amora membuat Amora terkekeh.

Bastian dan adek-adeknya itu sangat dekat sekali. Bastian sudah menganggap Moza dan Saga sebagai adeknya sendiri, dia selalu menjaga dan mengajaknya bermain.

Kalau dilihat-lihat, Bastian lebih sering menghabiskan waktunya dengan Moza dan Saga dari pada Amora dengan kedua adeknya itu. Moza dan Saga sekarang lebih dengan dengan Bastian dari pada dengan Amora. Padahal kakak mereka adalah Amora.

Ini semua karna Amora suka kecapean dengan badannya yang sudah berbadan dua itu. Dan dia jadi jarang menghabiskan waktu bersama kedua adeknya.

"Gak berat, Ra?" tanya Bastian yang dari tadi menatap perut Amora itu.

Amora lalu menundukkan kepalanya melihat perutnya. Ia mengelusnya pelan. "Kalau terbiasa ya enggak."

AMORAIGER 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang