Ican menghampiri Aqeela, memeluk Aqeela dengan erat sambil menatap maminya penuh kasih sayang.
"Mami tenang ya, ican akan selalu mendukung mami, kasihan nanti adek ican yang ada di perut mami jadi sedih kalo mami marah marah terus."
"Semua gara gara papi kamu tuh!" Aqeela melirik Rassya yang sedang diam membisu.
"Iya ican tau, mami mau ican kasih solusi gak?" tiba tiba sebuah ide muncul lagi di kepala bocah jenius itu.
Aqeela diam dan hanya mengangguk melihat putranya yang berharap maminya setuju dengan idenya.
"Mami nginep aja di rumah nenek, sampai mami tenang dan bisa maafin papi."
"Loh kok gitu sih can? gak boleh, papi gak ngizinin kalo gitu." protes Rassya
"Papi diem aja! papi kan juga salah, iya kan mi?" tersenyum manis kepada maminya.
"Papi kan udah minta maaf, papi juga tadi udah jelasin ke mami kamu kenapa tadi papi minta maaf sama wanita tadi. Papi gak mau mami dipenjara atas tindak kekerasan can."
"Iya ican tau, tapi untuk sekarang izinin mami ya pi, mami nginep di rumah nenek sementara, ini juga demi calon adek ican biar sehat pi, papi mau mami jadi stres nanti?"
Rassya berfikir sejenak, dan akhirnya setuju dengan ide putranya itu.
"Ya udah aku, tapi cuma sehari atau dua hari, jangan lebih!"
"Terserah aku mau berapa hari, yang penting sekarang aku gak mau liat kamu dulu!" oceh Aqeela
"Iya mami ican tersayang, tercantik di dunia ini. Nanti ican sama papi anterin mami ke rumah nenek ya, jadi sekarang mami jangan marah marah lagi ya! Ican sayang banget sama mami dan calon adek ican yang ada di perut mami ini." mencium perut Aqeela yang sedikit terlihat membuncit.
"Kamu memang paling yang mengerti mami can, gak kaya papi kamu tuh! emuah emuah emuah..." Aqeela dengan girang mencium putra sulungnya.
Rassya sedikit bernafas lega. Melihat Aqeela yang kembali tersenyum, walaupun ia harus berkorban sedikit.
***
Di kediaman Vivi.
Loly pulang kerumah dengan muka yang kusut. Berjalan melewati tangga dan menuju ke kamarnya.
"Kamu udah pulang ly?" Vivi yang sedang di dapur segera menghampiri Loly yang tampak letih.
"Gimana perkembangan kamu sama dokter Rassya?"
"Jangan bahas itu mam, Loly nyerah."
"Kok gitu sih? belum juga apa apa kok udah nyerah aja?"
"Rassya itu udah punya istri dan anak mam."
"Apa? kamu serius?"
"Iya mam, ngapain juga Loly bohong sama mama."
"Tapi adeknya bilang dokter Rassya tuh jomblo kok?" heran Vivi
"Wanita itu istrinya Rassya bukan adeknya mam, dia juga lagi hamil muda ternyata mam, anak kedua dari Rassya." jelas Loly pada mamanya yang penasaran
"Ya ampun ly maafin mama ya ly, mama gak tau kalo dokter Rassya udah punya istri." Vivi merasa bersalah
"Iya mam, tadinya Loly gak akan nyerah walaupun Rassya udah punya istri mam."
"Husss jangan sampe ly, kamu jangan sampe kaya mama, kalo kamu kaya gitu mama gak bakalan setuju."
"Kan Loly bilang tadinya mam, sekarang Loly udah sadar, dan gak akan pernah lagi ngilangin kesalahan yang pernah kita alami mam." Loly menjelaskan kepada mamanya dengan tenang
"Bagus kalo gitu ly, mama beneran gak mau kamu kaya mama, terus terang mama sekarang baru sadar menyesali perbuatan yang dulu mama perbuat sendiri. Kenapa dulu mama bisa bisanya tergiur sekali sama harta sampai sampai mama mau jadi simpanannya." Vivi mengenang kepahitan yang pernah ia lakukan.
"Iya, sekarang mama lupain masalalu mama. Mama tenang aja di dunia ini masih ada Loly yang sayang banget sama mama."
Dua wanita itu saling berpelukan di dalam kamar, saling melepas beban di masalalu yang pahit. Dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi..
***
![](https://img.wattpad.com/cover/271075874-288-k908108.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Muda Denganmu SYAQEEL
Short StoryFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! ini cerita pertama aku yaa di wattpad semoga kalian suka:) Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya biar aku semangat buat up:v . . . . YUK YANG PENASARAN KEPOIN AJA:)