~ Alice & Grace #2 ~

608 48 14
                                    

Dua bocah itu melanjutkan bermain didekat taman yang tak jauh dari rumah mereka. Berjalan bergandengan tangan, seolah tak terpisahkan.

"Grace...apa kamu punya uang?" Alice mulai merasakan haus, ingin sekali bocah itu membeli sesuatu untuk menghilangkan hausnya. Menatap Grace yang lebih tua 5 menit darinya.

"Bawa kok, ya sudah aku akan membelikan sesuatu untukmu, tadi aku bawa sedikit uang dari rumah." Grace tersenyum dan melepas genggaman tangan Alice darinya.

"Kita pergi sama-sama aja ya Grace, aku takut sendirian disini."

"Tidak. Kamu tunggu saja disini! Takut nanti ayah khawatir jika dia tiba-tiba melihat kita tidak ada disini. Aku hanya sebentar, aku akan secepatnya kembali." Grace sedikit berlari kecil menjauh dari Alice.

Alice terus menatap kepergian Grace. Setelah Grace menjauh, Alice kembali duduk sambil menunggu Grace kembali.

Tiba-tiba... BRUUKKK...

Bunyi hantaman keras terdengar jelas ditelinga Alice. Suara rem mobil mendadak, dan suara seseorang berteriak.

Alice langsung berlari cepat kearah sumber suara. Tiba-tiba saja tubuh kecilnya bergetar, wajah putihnya memucat. Alice jatuh terduduk dipinggir jalan. Tubuh Grace saudaranya terpental jauh dan terbaring kaku dengan darah segar yang keluar dari mulut, telinga, dan hidung mancungnya.

Satu persatu orang dewasa berkerumunan ditempat kejadian kecelakaan itu, tetapi Alice masih terdiam lemas melihat ini semua. Tubuhnya seolah susah digerakan. Mulutnya pun tak bisa bicara dan tiba-tiba saja tatapan Alice menjadi gelap. Ia terjatuh pingsan dan tak sadarkan diri.

Alice terbangun. Membuka matanya yang terasa berat untuk ia buka. Terlihat samar wajah khawatir kedua orangtuanya disampingnya. Menangis tersedu sambil memegangi tangannya.

Alice tersenyum tipis melihat kedua orangtuanya. Namun pandangannya beralih pada bocah yang sedang berdiri tak jauh dari mereka.

"Grace, kenapa kamu berdiri disitu? Ayo mendekat! Aku sangat merindukanmu." ucap Alice pelan.

Kedua orangtua Alice saling menoleh dan merasa aneh melihat Alice. Bocah itu seperti melihat sesuatu, tapi tak ada orang lain selain Alice dan mereka di ruangan serba putih itu.

"Grace tak ada disini Alice. Saudaramu sudah tenang dan bahagia bersama Tuhan." Mama Alice berkata sambil sesekali mengusap air matanya.

"Tidak ma. Itu Grace! Dia ada disini. Grace juga sudah punya sayap kecil di punggungnya ma."

Ceria Alice. "Apa kamu sudah menjadi malaikat sekarang Grace? Kamu sudah punya sayap indah. Ayo kemarilah! Aku ingin kamu melindungiku mulai sekarang."

Alice masih berbicara sendiri karena kedua orangtuanya tak melihat siapapun diruangan itu.

Karena khawatir dengan keadaan Alice. Kedua orangtuanya Alice membawa Alice ke dokter ahli, tapi tetap saja tidak ada perubahan. Alice tetap saja melihat Grace didekatnya.

Seiring waktu, semuanya mulai terbiasa. Alice pun bisa mengatasi hal yang janggal menurut orang lain itu.

Ia hanya berbicara dengan Grace jika tak ada yang melihatnya.

Sampai detik ini, ia masih berkomunikasi dan melihat Grace kecil dengan sayap indah berwarna putih di punggungnya.

Menemaninya dimasa tua hingga akhir hayat.
Alice tersenyum menatap Grace yang tetap seperti anak kecil 6 tahun, sementara ia sudah tua renta.

Menikah Muda Denganmu SYAQEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang