Happy reading..
Tandai typo ya
Sesampainya di sebuah gedung tempat acara resepsi pernikahan diadakan, Karin turun dari mobil setelah memerhatikan keadaan sekitar. Berjalan masuk memasuki gedung bersisian dengan Jendra sungguh membuat Karin salah tingkah dan bingung harus berbuat apa.
Pasalnya baru kali ini ia pergi berduaan saja dengan lelaki itu. Biasanya ia bertemu Jendra saat menghadiri makan malam antar keluarganya dan keluarga lelaki itu, atau saat menemani abangnya nongki nongki di café bersama teman satu profesinya. Itu pun kalau Naya tidak bisa menemani Ibram karna sibuk dengan pekerjaannya.
Ya, lelaki yang disampingnya ini adalah lelaki yang dikenalkan oleh abang nya. Kata ibram agar Karin ada teman kondangan kemana mana jadi gak keliatan jones banget.
"Kita kasih selamat ke pengantinnya dulu ya"
Karin menoleh terkejut kearah Jendra, terlalu salah tingkah membuatnya banyak melamun, ia sampai terkejut saat Jendra bicara tadi.
"Oh iya mas ayo"
Belum selesai keterkejutannya, Karin bertambah syok saat sebuah telapak tangan yang hangat menggandeng tangannya naik ke atas pelaminan. Ia langsung menatap genggaman tangan lelaki itu yang begitu erat seakan takut Karin pergi jauh dari sampingnya.
Berdehem singkat Karin mulai menyapa orang tua dan memberi selamat pada kedua mempelai pengantin yang begitu bahagia. Walaupun ia tidak kenal tapi tidak mungkin kan kalau ia diam saja. Setelah memberi selamat mereka turun dari pelaminan tersebut, dan ya Jendra terus menggenggam tangannya membawanya berjalan kesana kemari menyapa beberapa orang yang lelaki itu kenal. Sampai akhirnya mereka berhenti di depan sebuah meja yang masih tersisa beberapa kursi yang kosong.
"Kamu mau makan apa? Biar saya yang ambilkan" ujar Jendra setelah menyuruhnya duduk.
"Hmm salad buah boleh"
"Hanya itu? Gak mau makan yang lain?" Tanya Jendra yang tidak yakin kalau Karin hanya akan makan malam seporsi salad buah.
" hmm apa ya Karin kepengen itu aja, samain aja deh yang lainnya sama mas Jendra"
"Oke, tunggu saya disini ya. Jangan kemana mana nanti saya bingung cari kamu" jawab Jendra berusaha bergurau pada Karin.
"Emang aku anak kecil apa mas"
Setelah kepergian Jendra, Karin mengamati sekitarnya. Begitu banyak lelaki dan perempuan paruh baya dengan pakaian mahal mereka disini. Ia jadi penasaran memangnya apa pekerjaan sang mempelai pengantin sampai para tamunya terlihat sangat berkelas seperti ini.
Sedang asik mengamati sekitar tiba tiba Jendra muncul dihadapannya dengan tangan penuh makanan untuknya. Membantu lelaki itu Karin mengedarkan pandangan dan tidak menemukan air untuk ia minum, ia merasa sedikit haus sekarang.
"Mas belum ambil air ya?"
"Oh iya saya lupa biar saya ambil dulu sebentar"
"Karin aja mas, mas Jendra sudah ambilin makanan. Ga papa itu juga deket kok stand minum nya"
"Saya aja, nanti kamu ketabrak orang, kamu terlalu pendek Karin"
Jawaban Jendra membuat Karin melotot tidak percaya, bisa bisanya lelaki itu mengejeknya pendek. Dia saja yang terlalu tinggi sampai terlihat seperti raksasa, dasar.
Setelah mengambil minuman mereka menikmati makanannya, diselingi dengan obrolan ringan. Karin sudah tidak begitu canggung berdekatan dengan jendra. Walaupun memang terkesan agak pendiam, tapi Jendra begitu asik diajak ngobrol dan bercanda. Bahkan sesekali mereka terlihat saling mengejek dan menjahili satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgiven (End)
General FictionKarin begitu ia disapa, sekilas semua orang melihat kesempurnaan di hidupnya. Cantik, pintar dan dikelilingi dengan anggota keluarga yang begitu harmonis dan saling mengasihi. Tetapi, dibalik semua kesempurnaan itu ia hanya seorang gadis yang kesepi...