Maaf banget ya aku baru update,
hari ini aku up dua kali deh
Happy Reading..
Melihat sang anak memasuki kamar hotel dengan raut wajah cerah dan sedikit senyum dibibir menjadi pemandangan yang dilihat Dimas. Seakan sadar akan keberadaan sang papa disana dan sedang memandangnya membuat Dirga mengayunkan kakinya mendekati Dimas dan kemudian duduk bergabung disofa dan mencomot pizza yang ada di meja.
"Dari mana ga?" Masih memperhatikan tingkah anaknya yang terlihat sangat santai dan ceria itu membuat Dimas menaruh curiga padanya.
"Habis bertemu teman, kan tadi Dirga sudah izin sama papah" Dirga menjawab santai pertanyaan Dimas.
"Iya maksud papa siapa temannya dan bertemu dimana? Kamu habis bertemu perempuan ya?" Dirga tersedak kunyahan pizzanya, setelah menenggak air kemasan diatas meja Dirga melayangkan tatapan paniknya menatap Dimas.
"Kok papah tau? Papah gak mempekerjakan bodyguard buat mata-matain Dirga kan?" Melihat tingkah absurd putranya membuat Dimas mendengus dan kemudian menjitak kepala Dirga.
"Kamu tuh aneh-aneh, kurang kerjaan banget papa segala sewa bodyguard buat ngintilin kamu. Mending uangnya buat yang lain aja" Dirga bersungut-sungut, kemudian menyalakan tv mencari siaran yang menarik ditonton sembari menghabiskan makanan diatas meja.
"Ya lagian papah kok bisa tepat sasaran gitu jawabnya"
"Ya gimana gak tau, pulang-pulang aja muka kamu begitu" Dirga mengalihkan atensinya dari tv pada Dimas. Dipandanginya Dimas dengan sorot wajah sok seriusnya.
"Emang muka Dirga gimana? Ada yang aneh? Perasaan Dirga tadi gak ngapa-ngapain" Dimas melotot mendengar jawaban Dirga, darimana anak ini pikirnya. Apa maksudnya ia tadi tidak melakukan apa-apa.
"Muka kamu tuh ceria, senyum-senyum segala. Lagian darimana kamu hah? Apa maksudnya gak ngapa-ngapain?!" Dirga yang mendengar nada kencang papanya langsung beringsut menjauh dan memandang bingung Dimas yang terlihat marah. Memangnya ada kata-katanya yang salah?
"Dirga abis dari kafe, makan terus ngobrol. Ya benar kan gak ngapa-ngapain, kenapa papah jadi nyolot gitu?" Dimas masih memandang tajam sang putra yang sudah menciut dipojokan sofa yang mereka duduki.
"Ya abis kamu mencurigakan, awas ya kamu sampe ngapa-ngapain anak orang. Papa gorok kamu ga!" Dirga belingsatan dan memandang tidak percaya Dimas yang sekarang berdiri memandangnya tajam dan bertolak pinggang.
"Ya lagian gimana mau macem-mecemin sih, orang Dirga juga ketemunya sama kakak sendiri" Cicit Dirga sambil meraih minuman kaleng dan membukanya.
"Apa? Kamu bertemu siapa?" Dirga yang sedang minum soda pun memandang Dimas dengan wajah mengejeknya. Setelah meletakan kaleng soda, Dirga menyandarkan badannya di sandaran sofa dan memandang santai Dimas yang masih berkacak pinggang.
"Dirga ketemu kakak, kenapa?" Dilihatnya Dimas yang termenung sejenak dengan pandangan kosong. Dirga mengernyit bingung melihat respon dari papanya.
"Kamu bertemu Karin? Maksudnya Karin kan ga?" Dirga mengangguk-anggukan kepalanya sambil memandang Dimas heran. "Kenapa gak bilang papah? Dia, dia mau bertemu kamu?"
"Ohh itu.. Awalnya sih pesan Dirga gak dibalas-balas, tapi terus dia balas dan mau diajak bertemu makanya tadi Dirga buru-buru. Soalnya tempatnya agak jauh" Dimas kembali duduk disofa dan terdiam.
"Dia ada tanya papah?" Melihat wajah berharap dari Dimas membuat Dirga tersenyum mengejek.
"Ada, tadi kakak tanya dimana papah. Lagian ngapain sih nanya-nanya, niat nemuin aja gak pernah" Dirga memandang sendu Dirga disampingnya, putranya ini benar. Tapi didalam hatinya Dimas sungguh merindukan Karin, hatinya menghangat mendengar Karin menanyakannya pada Dirga tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgiven (End)
General FictionKarin begitu ia disapa, sekilas semua orang melihat kesempurnaan di hidupnya. Cantik, pintar dan dikelilingi dengan anggota keluarga yang begitu harmonis dan saling mengasihi. Tetapi, dibalik semua kesempurnaan itu ia hanya seorang gadis yang kesepi...