Bab 44

1K 91 7
                                    

Happy reading..

Valerie terbangun didalam kamar hotel dengan senyum yang menghiasi wajahnya, bahkan dengan bersenandung Valerie membuka tirai jendela dan menghirup udara pagi di ibukota dengan hati penuh kebahagiaan.

Setelah meregangkan badan sejenak di balkon kamar, Valerie kembali masuk dan duduk ditepi ranjang memeriksa ponselnya yang sudah ia aktifkan kembali. Banyak sekali panggilan tidak terjawab dan juga pesan dari ketiga orang yang kini sudah sangat panik.

Valerie memilih membuka pesan dari Dimas terlebih dahulu karena melihat sedikit isi pesan tersebut yang penuh dengan ancaman. Valerie tertawa geli membaca semua pesan yang dikirimkan oleh Dimas. Mulai dari menanyakan keberadaannya, memarahinya, merayunya untuk pulang sampai pesan terakhir yang berbunyi ancaman untuknya.

Valerie melempar asal ponselnya dan berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah membersihkan diri dan mengeluarkan sebuah baju yang baru dibelinya, Valerie segera berdandan dan beranjak turun untuk sarapan.

Valerie menyapa beberapa pelayan hotel yang ditemuinya dan menghabiskan sarapannya dengan anggun disertai dengan senyuman yang tidak pernah luntur. Selesai sarapan baru saja akan beranjak kembali ke kamar hotel, ponsel Valerie berdering dan terlihat jika sang papa yang sudah menelponnya.

“Hallo pah.. Kangen banget ya sama Vale?” Teriakan lah yang menyahuti Valerie dari seberang sana, Valerie cemberut mendengar nada Dimas yang sangat tidak enak didengar.

“Bisa gak sih papah tuh bersikap manis dulu? Selalu aja marah-marah”

“Dimana kamu hah? Anak kurang ajar, selain manja, kerjaanmu hanya menyusahkan orang tua. Pulang kamu Val. Papah tunggu kamu dirumah!”

“Ck, Vale masih mau jalan-jalan. Nanti sore Vale pulang, papah jangan ganggu Vale. Bye” Setelah mematikan panggilan secara sepihak Valerie bergegas kembali ke kamar hotel dan mengambil tas nya. Valerie berencana akan berbelanja, menghabiskan sisa uang bulanannya hari itu. Biar saja nanti ia akan minta ditambahi jatah uang jajannya.

Valerie bersenandung dengan riang sambil berjalan kembali ke kamar, sampai di dalam kemudian Valerie kembali membuka ponselnya dan mendengar rekaman suara yang sengaja ia ambil saat bertemu dengan Karin. Valerie tertawa girang setelah mendengarkannya, rekaman ini akan jadi oleh-oleh untuk Jasmine saat ia pulang nanti. Tetapi, untuk sang papa Valerie akan kirimkan sekarang juga. Valerie jadi tidak sabar menunggu apa yang akan terjadi hari ini.

Valerie telah mengirimkan rekaman suara itu lewat email kepada Dimas. Sengaja Valerie tidak memberitahunya dan membiarkan Dimas mengetahuinya saat mengecek email. Itupun jika Dimas membuka emailnya.

=

Karin bagaikan seorang yang tidak punya semangat hidup, sejak pagi ia terbangun, Karin hanya berbaring dan menatap kosong langit-langit kamar. Arya pasti sudah berangkat kerja sejak tadi, dan Karin tidak tau dimana keberadaan mami serta kedua adiknya karena sejak tadi ketiga orang itu tidak menemuinya.

Karin mendudukan dirinya saat sebuah suara notifikasi ponselnya terdengar, setelah meraih ponselnya, Karin mendapatkan pesan di sebuah platform media sosialnya. Terlihat akun dengan nama Valerie yang mengiriminya pesan.

(Hallo KAKAK ku yang cantik, sedang meratapi nasib?)

Tidak lama dari itu sebuah pesan masuk lagi, masih dari pengirim yang sama. Tapi kini pesan itu adalah sebuah foto yang diambil dari cctv sebuah rumah yang menampakan tiga orang yang sedang sarapan bersama dengan senyuman diwajah. Terlihat juga jika seorang lelaki paruh baya tengah menyuapi istrinya dengan begitu lembut. Tertera disana jika foto itu baru saja diambil tadi pagi.

Forgiven (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang