Happy reading..
Bantu aku tandai jika ada typo yup
Beberapa hari telah berlalu dari semenjak pernikahan Ibram dan Naya diselenggarakan, kedua pengantin itu kini tengah menikmati bulan madu singkatnya di pulau dewata Bali, tentu tidak bisa terlalu lama karena Ibram tidak mendapatkan cuti panjang untuk pernikahannya.
Arya yang memang sudah cukup lama tidak berlibur, memanfaatkan cutinya untuk berlibur juga bersama keluarga. Arya membawa istri dan ketiga putrinya untuk berlibur ke bandung, kedua putri kecilnya sangat ingin merasakan berpiknik dan menunggangi kuda. Maka dari itu bandung menjadi pilihan berlibur Arya dan keluarga, disana begitu banyak tempat wisata yang bagus juga asri.
Sudah seharian mereka asyik berkeliling di Lembang Park & Zoo, Kara dan Kari sangat senang karena akhirnya mereka bisa menunggangi kuda asli. Senyum dan canda mengiringi kebahagiaan mereka hari itu. Hari sudah menjelang sore, setelahnya mereka memutuskan untuk makan malam di sebuah restoran tidak jauh dari letak hotel tempat mereka menginap.
Kara dan Kari tidak henti-hentinya menceritakan bagaimana perasaan mereka saat menunggangi kuda tadi, Karin yang mendengarnya berkali-kali sudah sangat bosan tapi apa daya, jika tidak dituruti kedua adiknya akan merajuk dan merusak suasana liburan mereka.
"Iya aku tau, kamu kan udah kasih tau aku ra. Sekarang duduk manis kita makan dulu oke?" Karin menghela nafas lelah, sungguh kedua adiknya benar-benar cerewet.
"Papi besok tita nait tuda wadi ya, tamu suta tan Tawi?" (Papi besok kita naik kuda lagi ya, kamu suka kan Kari?)
"Iya suta, tudanya badus" (Iya suka, kudanya bagus) Kari tersenyum lebar dan disambut dengan pelukan oleh Kara, Karin yang menyaksikan keduanya hanya terheran-heran, bagaimana bisa kedua adiknya itu sangat akur sampai nyaris tidak pernah bertengkar sedikitpun.
"Kara Kari, kalian kenapa sih gak pernah berantem?" Pertanyaan random itu pun dibalas pelototan dari Anisa yang syok mendengarnya, Karin sang tersangka pun hanya memasang wajah polosnya melihat pelototan maminya.
"Kamu aneh aja kak pertanyaannya, bagus lah adiknya gak pernah berantem. Pusing mami kalau mereka berantem, gak berantem aja berisik" Karin terkekeh mendengar perkataan maminya, benar juga mereka berdua itu terlalu berisik, bagaimana jika ditambah pertengkaran diantara keduanya.
Tapi memang dasar Karin, apapun yang membuatnya penasaran harus terjawab bagaimanapun caranya. Kembali Karin melontarkan pertanyaannya pada kedua adiknya itu "atu sayang tawi tata, tan atu tata juda jadi hawus jadain tawi, ya tan mami?" (aku sayang Kari kakak, kan aku kakak juga jadi harus jagain Kari, iya kan mami?) Kara menjawab pertanyaan Karin dengan polosnya, disertai dengan senyuman dan pelukan kesekian kalinya untuk Kari.
"Kamu sayang banget sama Kari? Kamu bilang mau jagain Kari, tapi kamu lebih sering nangis daripada Kari, berarti namanya kamu cengeng ya?" meledek kedua adiknya sudah menjadi kebiasaan Karin, karena itulah Kara maupun Kari sudah tidak pernah ngambek atau menangis lagi kalau Karin melontarkan kata-kata yang meledeknya.
"Iya atu sayang tawi, atu tak suta nangis tok. Atu nanis biaw tawi nda nanis" (iya aku sayang Kari, aku gak suka nangis kok, aku nangis biar Karin gak nangis) Karin mengernyit bingung mendengar penuturan Kara, bagaimana bisa dia menangis biar Kari gak menangis. Tapi jika dipikir-pikir benar juga, setiap Kara menangis Kari Cuma terdiam memandangi Kara. Karin jadi heran sebenarnya bentuk kasih sayang dan saling melindungi kedua adiknya ini seperti apa, kenapa kalau dipikir-pikir dia jadi pusing sendiri memikirkannya.
=
"Sudah selesai belum makannya adek?"
"Bewum, sebentaw ini masih ada ayam tan" (belum, sebentar ini masih ada ayam kan) Kara dan Kari masih sibuk mengunyah di tempatnya, Arya dan Karin tengah memandangi keduanya makan dengan lahap. Sementara Anisa sedang membayar makanan yang mereka pesan. "Pi, Karin ke toilet dulu ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgiven (End)
General FictionKarin begitu ia disapa, sekilas semua orang melihat kesempurnaan di hidupnya. Cantik, pintar dan dikelilingi dengan anggota keluarga yang begitu harmonis dan saling mengasihi. Tetapi, dibalik semua kesempurnaan itu ia hanya seorang gadis yang kesepi...