Bab 19

1K 76 13
                                    

Hai guys.. tandai jika ada typo yup..

Happy reading..


Serpihan kaca yang berserakan dan tetesan darah yang mulai mengering menjadi penampakan didalam kamar mandi sebuah kamar. Terdengar samar-samar isakan tangis dari seorang pemuda yang kini tampak begitu berantakan. Mengetahui fakta bahwa ada seorang gadis yang hidupnya memilukan dan disebabkan oleh ayah kandungnya sendiri begitu menyakiti hati seorang Dirga. Ya, pemuda itu Dirga.

Dibalik sikap tegas dan beraninya, Dirga juga mempunyai sisi lembut yang tidak banyak orang ketahui. Mendengar fakta bahwa Dimas papahnya, tega melakukan hal yang begitu kejam pada putri kandungnya yang lain membuat Dirga begitu marah dan kecewa. Setelah mendengar semua rahasia itu dari Arya, Dirga bergegas menemui Dimas dirumah sakit dan menanyakan kebenarannya.

Dan disetiap kata-kata pengakuan Dimas seakan seperti puluhan pisau yang menghunus setiap tubuhnya dari berbagai arah. Sakit, begitulah yang Dirga rasakan. Dirga begitu menyayangi dan menjaga saudarinya Valerie agar tidak pernah disakiti laki-laki brengsek diluar sana. Tetapi papahnya sendiri dengan tega dan kejam menyakiti dan meninggalkan putri pertamanya tanpa berperasaan.

Dirga kembali terisak, ia menggigit lengan bajunya untuk meredam suara isakannya. Apa yang harus ia lakukan? Ia lahir saat papahnya masih bersama dengan istri pertamanya, itu berarti ia adalah anak hasil perselingkuhan kan? Rasanya Dirga ingin mengutuk dirinya sendiri. Ia bisa jadi salah satu penyebab penderitaan gadis itu, Karin. Bahkan mungkin jika Dirga bersujud dikaki gadis itu, Dirga tetap tidak akan bisa membayar penderitaan yang telah papahnya berikan.

Dimas, dengan tega menukar kebahagiaan Karin demi hidup nyaman dan penuh cinta bersama ia dan ibunya. Papahnya yang selalu ia banggakan dan ia jadikan panutan tega menelantarkan keluarganya sampai membuat istri pertamanya depresi dan akhirnya memilih menghabisi dirinya dan juga satu anaknya.

Bahkan dipengakuannya tidak pernah sekalipun Dimas mencoba untuk mendatangi Karin dan meminta maaf. Sebegitu pengecutnya kah papahnya itu? Dirga kini malu mengakui kalau ia adalah darah daging Dimas dan Jasmine. Jika bisa, ia akan langsung memilih mati saat dilahirkan daripada harus menjadi penyebab kesengsaraan seseorang.

"Maaf.. ma-maaf, aku tidak ingin menghancurkan kalian, sung-guh. A-aku mi-minta maaf" Dirga terus meracau sendirian, ia merasa sangat bersalah. Bahkan sejak tadi panggilan telfon dari Jasmine dan Valerie pun tidak ia indahkan. Dirga memilih menyendiri dan merutuki hidupnya.

Setelah beberapa saat yang begitu memilukan untuk Dirga, ia meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. Dirga harus mencari makam kedua orang yang telah ia dan ibunya hancurkan. Ia harus menemukannya kemudian meminta maaf untuk semua yang telah keluarganya hancurkan.

"Ha-halo"

=

"Assalamualaikum"

Karin menoleh kearah pintu saat mendengar salam dari papinya, ia langsung berlari dan menubruk Arya yang sudah merentangkan tangan dihadapannya. Karin menangis, papinya kembali. Ia tidak akan kehilangan Arya, Papinya ini menepati janjinya untuk pulang.

"Papi pulang.. Papi gak akan tinggalin Karin kan?" Arya tersenyum dan mencium kepala Karin, dirangkumnya wajah Karin yang sudah bersimbah air mata kemudian menghapusnya.

"Iya papi pulang. Kan papi sudah bilang akan pulang kalau urusannya sudah selesai, jadi sekarang hapus air matanya, papi gak mau lihat Karin menangis lagi. Ayo tersenyum sekarang" Karin mengangguk dan menghapus air matanya, senyuman lebar menghiasi wajahnya.

Saat sedang asyiknya memeluk Arya. Tiba-tiba Karin merasakan kakinya yang didorong paksa dari samping. Setelah pelukannya terlepas, terlihat kedua adiknya yang sudah menggelayuti kaki papinya sambil memandang garang kearah Karin.

Forgiven (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang