Haaii..
Happy reading!Karin baru saja tiba dirumah saat jam menunjukan hampir pukul 5 sore. Diperjalanan yang terasa begitu lama itu Karin tidak lagi memperdulikan setiap perkataan dosen yang mendampingi para mahasiswa. Karin disana, tapi jiwanya seakan masih tertinggal didalam rumah masa kecilnya.
Tidak akan bisa Karin lupakan bagaimana setiap detik saat ia bertemu dengan Dirga, adiknya yang bahkan tidak pernah ia ketahui keberadaannya. Karin seakan masih tidak percaya kalau ada seorang pemuda yang begitu baik dan berani menjanjikan kembalinya kebahagiaan dan kasih sayang ayahnya yang bahkan sudah ia lupa bagaimana rasanya.
Karin sangat ingin percaya, ia sangat ingin berharap banyak akan semua janji yang Dirga berikan padanya. Tapi kembali lagi pada kenyataan yang sudah ia hadapi selama ini, bahwasannya tidak pernah sekalipun ia mendapati ayahnya datang atau sekadar menanyakan bagaimana kabarnya pada Arya dan Anisa.
Karin kembali terisak saat sampai kamar dan membuat Geana yang ikut pulang bersamanya dan akan menginap terkejut. Geana merangkul Karin dan mencoba menenangkan sahabatnya itu perlahan-lahan. Tapi seperti ada yang mendorongnya agar meluapkan tangisannya, Karin tidak bisa menahannya barang sedetikpun.
“Rin jangan gini dong, lo harus kuat. Gue yakin lo pasti bisa, sekali lagi lo pasti bisa ngehadapinnya dengan berani. Jangan menyerah sama keadaan rin, inget banyak yang sayang sama lo, gak ada yang mau liat lo terpuruk terus-terusan.” Karin menggenggam erat tangan Geana berusaha mencari kekuatan.
“Jangan dipikirin omongannya Dirga-Dirga itu, siapa sih dia? Dateng-dateng main bikin janji aja sama lo, gue disini sama lo Rin, kalau dia macem-macem gue bakal bantuin lo buat bantai dia” Geana memeluk Karin dan menyenderkan kepala Karin dibahunya. Ditenangkannya sahabatnya itu dengan begitu tulus. Geana tidak ingin melihat Karin yang selalu menjadi pelampiasan atas semua kelakuan orang-orang jahat disekelilingnya.
“Jangan menangis untuk mereka Rin, mereka gak pantas dapat air mata lo. Ayo tunjukin ke mereka kalau lo jauh lebih kuat dan berani dari yang mereka kira. Buat mereka menyesal karena udah buang anak sebaik lo Rin. Jangan buat hidup lo sia-sia dengan ngelakuin hal-hal bodoh ya, lo sangat berharga buat kami yang sayang sama lo, inget itu”
Karin tidak menyangka akan mendengar kata-kata itu dari mulut temannya ini. Karin tidak tau bagaimana jadinya jika Geana tidak ikut pulang dan akan menginap bersamanya. Geana adalah tempatnya berbagi suka dan duka selain keluarganya. Apapun yang Karin ceritakan pada Ibram, Arya ataupun Anisa pasti akan ia ceritakan juga pada Geana.
=
Arya, Anisa dan kedua putri kecilnya baru tiba dirumah setelah maghrib, mereka baru saja menghadiri acara pernikahan anak dari teman semasa SMA-nya Anisa. Kara dan Kari sudah tampak kelelahan dan sedikit rewel karena masih memakai gaun yang cukup membuat anak kecil itu merasa tidak nyaman. Anisa bergegas membawa kedua putrinya untuk ia gantikan pakaian dan ia ajak istirahat lebih dulu.
Sementara Arya langsung naik ke lantai dua untuk mengecek apakah Karin sudah tiba dirumah atau belum. Baru saja sampai didepan pintu kamar Karin, Arya sudah mendengar suara obrolan putrinya itu dengan seseorang. Arya langsung mengetuk pintu kamar dan membukanya setelah mendapatkan sahutan dari sang empunya kamar.
“Sudah pulang kak. Eh ada Geana ternyata” Geana langsung berdiri dan menghampiri arya untuk bersalaman, sudah lumayan lama semenjak terakhir kali Geana menginap dirumah Karin, baru kali ini lagi Geana bertemu kembali dengan papi sahabatnya ini.
“Hehehe iya nih om, Gea boleh nginep kan? Soalnya mama sama papa lagi gak ada dirumah”
“Oalah boleh boleh Karin juga jadi ada temennya tuh. Pulang jam berapa tadi kak?” Arya menghampiri Karin yang masih duduk selonjoran di atas karpet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgiven (End)
General FictionKarin begitu ia disapa, sekilas semua orang melihat kesempurnaan di hidupnya. Cantik, pintar dan dikelilingi dengan anggota keluarga yang begitu harmonis dan saling mengasihi. Tetapi, dibalik semua kesempurnaan itu ia hanya seorang gadis yang kesepi...