Bab 17

1K 73 6
                                    

Hai.. Hai.. Selamat datang kembali

Happy reading..


Malam sudah semakin larut, bangunan rumah sakit yang berdiri kokoh itu diguyur hujan sejak sejam yang lalu. Disebuah kamar rawat inap, seorang wanita sedang menangis tersedu dipelukan putra sulungnya. Wanita itu Jasmine, ia begitu syok saat mendengar kabar bahwa sang suami kini dalam kondisi yang cukup serius dan harus segera dioperasi. Jasmine datang ke rumah sakit ditemani oleh kedua anaknya.

Sudah lebih dari 3 jam Dimas dipindahkan ke kamar inap, tapi belum ada tanda-tanda kalau lelaki itu akan segera siuman. Dirga masih setia menemani Jasmine disana, sementara Valerie sudah ia antar pulang karena malam semakin larut.

"Bangun pah, jangan tinggalkan mama dan anak-anak. Papah harus sembuh. Dirga, kenapa papah kamu gak bangun-bangun ga?" Jasmine terus meracau, sudah belasan tahun ia bersama Dimas, tidak pernah sekalipun Dimas dalam kondisi seperti ini. Apalagi dari informasi yang ia dapat, suaminya seperti ini karena dipukuli oleh seseorang.

"Mama sabar, doain papah terus biar papah cepat sadar. Papah pasti kuat ma, papah gak mungkin tinggalin kita seperti ini. Besok Dirga akan kekantor Polisi lagi, Dirga akan cari siapa dan kenapa orang itu pukulin papah seperti ini, bahkan orang itu gak ada nunjukin dirinya disini" Dirga tersulut emosi melihat kondisi Dimas, ia sudah kekantor Polisi tadi tapi sayang sang pelaku sudah pergi dan mereka akan kembali dijemput oleh pihak kepolisian besok dan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.

Dirga mendengus, bagaimana bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Orang itu menyerang papahnya dengan membabi buta dan setelah itu tidak ada itikad baik akan datang ke rumah sakit dan meminta maaf. Dirga bersumpah tidak akan memaafkan orang itu, ia akan membuat orang itu mendapatkan hukuman yang setimpal.

"Mama tidur dulu biar Dirga yang jagain papah. Kalau mama gak istirahat nanti mama sakit" Dirga mengusap air mata di pipi Jasmine, setelahnya menuntun wanita yang telah melahirkannya itu untuk berbaring di sofabed di pojok ruangan.

"Mama gak bisa tidur ga, mama mau jagain papah aja"

"Nanti kalau mama sakit siapa yang bantuin Dirga jagain papah? Mamah harus istirahat biar kita sama-sama bisa jagain papah, ya?" Jasmine terdiam memandang Dirga, melihat putranya yang begitu perhatian padanya, membuatnya tidak sampai hati Jasmine menolak permintaannya.

"Tapi kamu janji ya kalau papah siuman bangunin mama ya ga, mama mohon"

"Iya pasti Dirga bangunin mama, sekarang mama istirahat oke?" Jasmine mengangguk kemudian mulai memejamkan matanya. Sementara Dirga kembali ke kursi samping tempat tidur Dimas.

=

"Karin.. K-kaarin.. sa-sayy-aang.. Kar-rin" Dirga terbangun mendengar suara lirih papanya, Ia segera menekan tombol memanggil suster, kemudian bergegas membangunkan Jasmine. Tidak lama seorang suster dan dokter masuk dan segera memeriksa keadaan Dimas. Dirga dan Jasmine menunggu dengan cemas.

"Bagaimana dok? Papah saya baik-baik aja kan?" Dirga bertanya saat dokter sudah selesai memeriksa keadaan Dimas.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, efek obat biusnya sudah mulai hilang, sebentar lagi bapak Dimas akan segera siuman. Nanti saat pasien sadar segera panggil kami lagi"

"Baik dok, terimakasih" setelah dokter dan suster itu keluar ruangan, Jasmine menangis menghampiri Dimas. Diciumi tangan Dimas yang mulai sedikit bergerak. "Papah pasti kuat, kami tunggu papah bangun disini. Papah kamu sudah mau sadar ga" Jasmine memeluk Dirga yang terdiam memandang Dimas.

"Ma, siapa Karin?" dan setelahnya, pertanyaan Dirga sukses membuat Jasmine bungkam.

=

"Karin, Sayang bangun" Karin mengernyit merasakan guncangan di bahunya. Perlahan ia mulai membuka mata dan menemukan Anisa yang sudah berpakaian rapih sedang duduk dipinggir ranjang. Karin mendudukan tubuhnya kemudian menoleh dan tidak menemukan Arya disampingnya, papinya itu pasti sudah terbangun sejak subuh.

Forgiven (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang