Happy reading..
Bantu tandai jika ada typo yup..Valerie berjalan riang menuruni tangga dan langsung menuju ke meja makan dimana kedua orang tuanya sudah berkumpul. Hari ini adalah hari pertama dirinya akan masuk ke sekolah menengah atas, Valerie sangat senang dan bersemangat. Bersenandung kecil, Valerie mendekati Dimas dan melayangkan satu kecupan di pipi papahnya. Jasmine yang melihatnya tersenyum lembut dan kemudian langsung menghidangkan sarapan untuk keduanya.
“Cantik mama semangat banget nih, pagi-pagi udah rapih” Mendengar pujian dari Jasmine makin membuat Valerie melebarkan senyumnya.
“Iya dong ma, Vale seneng banget akhirnya sekarang udah pakai seragam putih abu-abu” Melihat kebahagiaan di wajah putrinya membuat perasaan Jasmine menghangat.
“Papah sudah baikan? Masih sakit gak pah perutnya?” Dimas mengalihkan fokusnya dari Koran yang sedang dibacanya pagi itu. Setelah tersenyum dan melipat Koran, Dimas memusatkan perhatiannya pada sang putri.
“Sudah jauh lebih baik, cuma agak sering ngilu aja perutnya tapi selebihnya oke sayang”
“Syukurlah, abang kemana mah? Gak ikut sarapan?” Baru saja Valerie menanyakan keberadaan Dirga, yang sedang dibicarakan sudah muncul dan langsung duduk disampingnya.
“Abaang.. Vale boleh berangkat sekolahnya bareng abang?”
“Abang naik ojol, kamu berangkat sama supir aja ya Val”
Masih sambil menyuap makanan, Valerie memandang bingung Dirga yang berkata akan pergi menggunakan ojek online.
“Lah kok naik ojol? Emang mobil abang kemana? Dibengkel?”
“Ada kok, abang balikin sama papah. Mulai hari ini abang gak pakai mobil lagi” Dirga memandang Dimas seraya menjawab pertanyaan sang adik. Jasmine yang mendengarnya terkejut dan memandang Dimas menuntut jawaban.
“Papah kembalikan sama kamu, papah minta maaf kalau kemarin buat kamu tersinggung” Valerie yang merasa ada sesuatu yang salah telah terjadi memandang bingung Dimas dan Dirga bergantian.
“Gapapa Dirga juga masih bisa naik ojol kok pah” Jasmine yang merasa situasi makin tegang akhirnya menyuarakan kebingungannya.
“Ini sebenarnya ada apa? Kenapa mesti begini sih? Ada yang bisa jelaskan pada mama?” Baru saja Dirga ingin menjawab pertanyaan Jasmine, Dimas sudah menyelanya dan memberikan keputusan final.
“Gak ada yang terjadi, hanya salah paham antara papah dan Dirga. Papah kembalikan mobilnya sama kamu, jangan membantah lagi Dirga. Papah kasih itu untuk kenyamanan kamu menempuh pendidikan, jadi jangan membantah lagi” Dirga tidak bisa berkutik lagi mendengar nada final keluar dari Dimas, ditambah melihat wajah kebingungan Jasmine dan Valerie.
Setelah mengiyakan permintaan sang adik yang minta diantar, Dirga mulai memakan sarapannya tanpa mengeluarkan banyak kata lagi. Bahkan celotehan Valerie pun hanya ditanggapinya dengan balasan yang singkat.
“Sudah selesai kan Val? Ayo abang ada kelas pagi nanti telat” Valerie mengekori Dirga setelah berpamitan pada kedua orang tuanya. Tapi kini banyak pertanyaan yang bermunculan dikepala Valerie, abangnya bersikap dingin dan tidak seceria biasanya. Bahkan tadi Valerie tidak mendengar kalau Dirga berpamitan pada orang tua mereka.
Di sepanjang perjalanan menuju sekolah pun tidak banyak obrolan diantara kedua kakak adik itu. Valerie merasa ada yang salah pada Dirga, ia harus mencari tahu apa yang terjadi, ia tidak ingin ada jarak antara dirinya dan Dirga.
“Abang kenapa? Kok banyak diam hari ini?”
“Emang iya? Perasaan abang sih biasa aja” Dan jawaban dari Dirga pun membuat Valerie mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgiven (End)
General FictionKarin begitu ia disapa, sekilas semua orang melihat kesempurnaan di hidupnya. Cantik, pintar dan dikelilingi dengan anggota keluarga yang begitu harmonis dan saling mengasihi. Tetapi, dibalik semua kesempurnaan itu ia hanya seorang gadis yang kesepi...