STRANGER (2) 🔞

5K 328 4
                                    


Mansion mewah itu tampak lengang. Hanya ada beberapa penjaga disana dan para maid yang mengurus kediaman Park itu.

Tuan Park sedang melakukan perjalanan bisnis ke Chicago bersama beberapa orang kepercayaannya.

Mereka berangkat pagi-pagi buta menggunakan helicopter pribadi. Tunggu, sudah dijelaskan bukan rumah ini begitu luas.

"Hei, enjoying your night?" Max menginterupsi langkah Sunghoon yang baru saja keluar dari kamar Sunoo. Pria tegap itu menyampirkan acuh dasi yang belum terpasang dengan benar itu.

Sunghoon membuang mukanya kesal. Berniat tak menghiraukan si kakak sebelum ia sadar maksud Max tetap berdiri disana, menunggu Sunghoon menyingkir dan ia bisa masuk ke dalam kamar Sunoo.

"what the fuck man, he just rest" desis Sunghoon penuh emosi. Matanya menatap kesal pada Max.

"So you played all night? Damn you're worse than me lil bro... at least I finished it fast... oh I forgot, did you actually fuck him?"

"what do you mean"

Max tertawa kencang. "Come on, We all know, you've never touched him..."

Sial. Sunghoon mengumpat dalam dirinya. Jadi selama ini dia hanya terlihat seperti orang bodoh bagi ayah dan kakaknya.

"Bet with me, you won't be able to stop thinking about if you fuck him! I swear he's... i don't know how to say," Max masih tertawa, entah menertawakan kenaifan Sunghoon atau ekspresi Sunghoon saat ini.

"ah... 3 more days when daddy comes home from Chicago, make sure you join the party, I'm sure you'll at least enjoy it...and maybe you'd be interested in joining me and Tiff? we can try a threesome,"

Sunghoon berdecak kesal. "Damn, you're really fuckin crazy"

Tiffany adalah tunangan resmi Max, ya Tunangan. Dan ia menawarkan tunangannya untuk dibagi dengan pria lain? Sunghoon maksudnya.

Max berlalu memasuki kamar Sunoo tanpa menghiraukan tatapan Sunghoon.

............

Sunghoon menghabiskan waktu dua harinya dengan kesibukan dedline yang ia buat secepat mungkin, ia harus segera menyelesaikan beberapa dedline agar rencananya kabur bisa berjalan dengan baik.

Kabur dari rumah tentu harus memiliki cukup uang jika ingin lancar bukan?

Sebenarnya bukan kabur dalam artian sebenarnya. Ia bahkan sudah memberi tahu sang ayah dan kakak, hanya saja kapan waktu nya, ia merahasiakan itu.

Sebuah kesepatan yang mereka setujui adalah diusia Sunghoon yang ke 27 tahun, Ia bebas menentukan masa depannya. Meneruskan perusahaan "boneka" keluarganya. Ikut terjun ke dalam bisnis perdaganagan manusia, atau pergi.

Tidak jelas tentang pergi ini, tapi Sunghoon menafsirkannya sendiri.
Ia akan pergi dari keluarga gila itu.

Dan untuk uang, Sunghoon bertekad lepas sepenuhnya dari sang ayah seperti selama ini. Tapi ayolah, hidup di Negara asing akan sangat sulit nantinya, walaupun ia memiliki beberapa teman baik di Korea.

Ia tidak mau menyesali keputusannya ini barang sekalipun. Ia harus bisa hidup dengan baik dan layak di korea nanti. Setidaknya ia tidak kekurangan uang nanti. Seharusnya uang di rekeningnya lebih dari cukup. Belum lagi beberapa akun yang belum ia cairkan uangnya.

Tapi entahlah, ia merasa masih harus mengumpulkan lebih lagi.

"hei Jay,," Sunghoon mengangkat telfon dari temannya, Jay.

"semua sudah siap,  I did it quickly didn't I?" Jay tertawa di seberang telfon, membanggakan sendiri kinerjanya.

"you're really bad when it comes to bragging"

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang