The Young Master ( 2 )

2.5K 281 27
                                    

Sunoo berlari kecil menghampiri Sunghoon yang berdiri disamping mobil.
Pemuda cantik itu meninggalkan temannya, Niki.

"Tuan Muda, aku harus mengerjakan tugas bersama temanku. Anda bisa pulang lebih dulu."
Ucap Sunoo ketika sampai.

"Kau bercanda?"
Sunghoon melirik teman yang dimaksud pelayannya ini. Ah, dia lagi.
"Kau pikir aku ini supirmu?! Masuk.!"

"Tapi, aku harus mengerjakan tugas dan ketertinggalan ku. Guru menugaskan Niki un-"

"Masuk."
Sunghoon sama sekali tidak peduli dengan alasan yang diberikan Sunoo. Pemuda ini justru membuka pintu mobilnya.
"Jangan menguji kesabaranku, Kim."

"Dia bukan budakmu, Tuan Muda Park Sunghoon."
Niki menghampiri ketika ia merasa Sunoo tidak akan bisa lepas semudah itu dari pria angkuh itu.

Sunghoon hanya tertawa diakhiri lirikan pada Sunoo yang mencoba menghentikan Niki.
"Budak? Wah, aku terkejut dengan sebutan kurang ajar itu."

"Bukankah begitu? Kau memperlakukannya seolah tidak ada yang bisa dia lakukan selain atas persetujuanmu. Kau bahkan memonopoli waktunya, atau aku salah?"

"Niki..."
Sunoo mencoba menghentikan Niki. Perdebatan ini tidak pernah berakhir.
Mungkin karena Niki memiliki sedikit kekuasaan karena keluarganya, tapi demi apapun itu tidak akan cukup untuk menghentikan tuan muda ini.

"Dia pelayanku, aku bisa melakukan apapun padanya. Jika kau ingin, cari saja pelayanmu sendiri,"

"Selain bodoh apa kau tuli? Kita membicarakan perbedaan pelayan dan budak disini. Dan kau tidak mengerti soal itu."

"Brengsek"

Sunghoon menggantung tinjunya yang sudah ia arahkan tepat ke rahang si bocah itu.
Gemertak giginya mengeras karena tindakan ceroboh pelayannya ini yang berdiri menghalangi.

"Minggir. Kim"
Desis  Sunghoon pelan.

Sunoo menolak. Ia yakin begitu ia menyingkir, Niki akan habis karena amukan si Tuan Muda. Ia merutuki kebodohan nya. Harusnya ia dan Niki bertemu di perpustakaan kota.
Ia tau hal semacam ini akan terjadi, bukan hanya sekali, tapi masih bisa ia tangani karena Ia melarang Niki ikut campur.

"Hanya sebentar, aku akan pulang begitu selesai."

Sunghoon tidak menjawab, ia hanya menatap Sunoo, mencoba mengingatkan pelayan cantiknya itu ia tidak menyukai penolakan.

Tegangan tinggi itu terpecahkan karena dering ponsel Sunghoon.
Pemuda tampan itu berdecak kesal saat tau sang ayah yang menelfon.

"Temui ayah di rumah sekarang! Tidak lebih dari 30menit, selebihnya kau tau apa yang akan terjadi."

Sunghoon mematikan ponselnya begitu sang Ayah selesai. Raut kekesalan sudah terbaca oleh Sunoo. Hanya dengan sang Ayah, Sunghoon enggan menjawab dan lekas mematikan ponselnya.

Setelah menutup pintu mobil, Sunghoon pergi meninggalkan Sunoo dan Niki tanpa mengatakan apapun, bahkan ia tidak melihat kearah Sunoo.

"Syukurlah." Niki bernafas lega.
"Hei. Ayo kita harus segera berangkat"

"Hm? Ah iya."
Sunoo masih beberapa kali menoleh kearah sang tuan pergi. Sedikit khawatir karena pertemuan Sunghoon dengan sang ayah tidak pernah berakhir baik.
Dan ya berarti ayahnya juga berada di rumah besar. Entahlah, Sunoo pun enggan bertemu dengannya.

.
.
.

Sunghoon membuang mukanya kesal dan duduk di samping ayahnya duduk sambil menikmati makan siangnya yang terlambat.

"Bagaimana sekolahmu, Park,?"

"Baik."

"Baik? Setelah membuat masalah, dipanggil ke ruang Guru, dan mendapat teguran, kau masih bisa menyebut itu baik? Apa yang kuajarkan padamu Park?! Kau membuatku malu! Bahkan jika kau bodoh, kau harus bisa menggunakan kekuasaanmu dengan benar!"

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang