Black Card : Final Ending 2

1.2K 121 15
                                    


.

.

"Apa?! Kakak yang benar? Kakak tidak serius kan?!"

Ni-ki menghentikan laju mobilnya begitu mendengar penyataan Sunoo tentang pertemuannya tadi dengan Dokter, setaunya hari ini mereka hanya akan membahas soal operasi dan penandatanganan beberapa berkas.

Shion yang sudah tidur di jok mobil belakang sedikit terganggu, ia mengubah posisi beberapa kali.

"Kak, maksudku jadwal operasinya tinggal bulan depan. Bagaimana dia bisa berubah pikiran sekarang?!"

Sunoo menghela nafas, jika boleh  ia pun akan bereaksi sama dengan Ni-ki saat ini.

"... dan kondisi Shion-"

"Dokter Park akan mencoba mencari informasi donor dari temannya di luar negri, sambil memintaku berusaha menemukan keluarga kita yang mempunyai golongan darah sama dengan Shion."

Ni-ki memukul kemudi dengan kesal, sekali lagi membuat Shion yang sedang memeluk mainannya itu terusik, sampai Sunoo memberikan peringatakan kecil.

"Aish! sialan, kenapa juga si brengsek itu harus mewariskan darahnya pada Shion"
Ni-ki bahkan tidak akan berpikir dua kali seandainya ia memiliki kecocokan dengan si keponakan, ia akan dengan senang hati memberikan apapun dari tubuhnya yang diperlukan agar Shion tidak kesakitan.

"Ni-ki, apa menurutmu Sunghoon akan mau menjadi pendonor jika aku memberitaunya?"

Ni-ki berdecak malas,
"Dia bahkan tidak bisa membuang egonya untuk berubah agar kalian tidak pergi malam itu. Buang pikiran itu jauh-jauh kak, kumohon. Kakak susah payah keluar dari sana."
Ni-ki masih bersungut kesal setiap kali mengingatnya.
"Jikapun mau, pasti ada harga mahal yang harus kakak bayarkan."

Sunoo menghela nafas, ia sudah terlalu putus asa hingga terpikir untuk pergi menemui Sunghoon. Lagi.
Tapi mungkin kali ini akan berbeda. Mereka sudah 5 tahun berpisah, dan Sunghoon dengan ajaib menurut untuk tidak pernah mengusik kehidupannya, bahkan Heeseung.
5 tahun mungkin cukup untuk membuat Sunghoon benar-benar menemukan orang lain selain dirinya, meski sosok itu belum kunjung dikenalkan pada publik.
Jika pun meminta imbalan, mungkin Sunghoon sudah tidak akan tertarik padanya.
Toh, seingatnya, Sunghoon yang bisa menerima dan menyayangi Shion bukan sebuah kepalsuan.

"Kak,"
Ni-ki menggenggam tangan sang kakak.
"Kalau kakak berpikir pria itu satu-satunya harapan, aku yang akan pergi dan memohon padanya, bila perlu aku akan bersujud supaya dia mau menjadi pendonor."

Sunoo tersenyum sambil ganti mengusap tangan sang adik. Siapa sangka anak nakal yang dulu hanya tau bersenang-senang ini sekarang bisa menjadi pria dewasa tempatnya berlindung.
"Terima kasih Ni-ki." dicubitnya pipi si adik gemas.
"akan kakak pikirkan cara terbaiknya setelah beristirahat nanti"

Sunoo beralih menoleh Shion yang kembali mengubah posisinya begitu Ni-ki mulai melajukan mobil.

"Rambut Shion sudah panjang ya kak dari terakhir kali Kemoterapi?"

Pada akhirnya ada beberapa hal yang Sunoo syukuri tentang gen Sunghoon yang menurun pada Shion. Rambut hitam lebat yang mudah panjang itu.
"Aku tidak ingat kapan kau membelikan Shion figure Thor itu?"
Sunoo melonggarkan sabuk pengamannya, mencoba meraih mainan yang dipeluk Shion supaya Shion bisa mendapat posisi yang nyenyak, tapi bocah itu seolah tau, ia memeluknya lebih erat.

"oh, itu bukan dariku,"

Sunoo mengernyit tidak suka,
"Dari kak Heeseung? Ni-ki berapa kali kakak bilang, jangan memanfaatkan kebaikan kak Heeseung.."

"Aish, kakak ini... Itu bukan memanfaatkan, Kak Heeseung itu sangat sayang pada Shion. -Dan pada kakak juga"

"Jangan macam-macam, yang terpenting saat ini hanya kesembuhan Shion."

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang