BIKER BILLIONAIRE 3 (Remake) 🔞

3.7K 152 12
                                    

.
.
.

Miliknya belum sepenuhnya menegang, tapi hampir berdiri tegak lurus terhadap tubuhnya. Dia menarik tubuhku ke arahnya, mengangkat seluruh beratku dengan satu tangan. Aku duduk mengangakangi lututnya dan memegang miliknya di tanganku sekali lagi.

Dia mengulurkan tangannya dan membuka laci di meja sebelah tempat tidur, merobek satu kondom dari rentengannya dan membukanya.

Aku mengambil kondom itu darinya dan membentangkan di atas kepalanya, menggulung ke bawah dengan dua tangan secara bergantian.

Saat sudah terpasang, dengan memegang pinggulku Sunghoon mengangkatku, kemudian mengangkat dan membimbingku ke arah kejantanannya. Aku memegang miliknya dengan satu tangan dan menjajaki milikku dengan ujung kepalanya.

Aku menahan tubuhku di atasnya sejenak, menatap ke arahnya, mata kami bertemu. Aku bersumpah ada bunga api yang terbang di udara, meskipun hanya sesaat.

Aku membenamkan diriku ke bawah dalam satu gerakan lambat, terengah-engah, mulutku gemetar saat ia meregangkan lubangku yang ketat menjadi lebih lebar untuk menerima dirinya. Ya Tuhan, miliknya besar. Dia mengisiku, dan membuatku meregang untuk menyesuaikannya.

Dia mengerang saat aku melingkupinya, geraman rendah seperti binatang di belakang tenggorokannya, suara primitive yang membuatku liar.

Aku menyangga tubuhku dengan tangan di dadanya dan mulai memutar pinggulku dengan pelan, terukur tanpa tergesa-gesa, membiarkan milikku menyesuaikan ukurannya.

Dia bahkan belum sepenuhnya masuk ke dalam, dan aku sudah menuju ke arah orgasme. Aku tak bisa bernapas merasakan dirinya ada di dalam diriku, dan malah bertambah buruk ketika ia memegang dadaku dengan tangannya dan melakukan sihirnya lagi, memutar-mutar putingku, mencubit, dan mengusap dengan tangannya yang besar.

"Apa aku menyakitimu?" Sunghoon bertanya, nyaris belum menggerakkan pinggulnya, belum menyodok sama sekali. "Kau begitu ketat, luar biasa ketat."

Aku menggeleng, menarik napas untuk bicara. "Tidak...kau sempurna. Tapi pelan-pelan dulu."

Aku mengangkat pinggulku hingga membuatnya hampir keluar dariku, dan dia mendorong ke arahku, ingin menenggelamkan dirinya lagi. Aku menghempaskan diriku, membuat kejantanannya masuk seluruhnya ke dalam diriku, sampai ke dasar, mengandaskan pinggulku padanya.

Aku ambruk ke atas tubuhnya melumat bibirku ke bibirnya, napasku terengah, butir-butir keringat mengalir di punggungku.

Api bergolak di dalam perutku, cairan panas menggenang di antara pahaku, menyebar ke setiap jengkal tubuhku, melapisi setiap pori-pori tubuhku dengan hipersensivitas.

Dia mulai bergerak, denyutan bertahap dan dorongan yang lembut. Setiap gerakannya mengirimkan ekstasi mendebarkan ke seluruh tubuhku, menyesakkan napas, menyebabkan rintihan dari tenggorokanku.

Aku menyesuaikan ritmenya, hanya sedikit bergerak masuk dan keluar, aku mencengkeram tubuhnya, lenganku di lehernya, seluruh tubuhku menempel ke tubuhnya.

Keringat kami bertemu dan napas kami bersatu. Bibirnya menyentuh bahuku dan jari-jarinya mencengkeram pinggul dan pahaku, berusaha mengambil kendali.

Aku merasakan otot-ototnya tegang dalam sentuhanku, dan kemudian ada saat memusingkan ketika ruang merentang dan berputar dan tiba-tiba dia sudah berada di atas tubuhku.

Tubuhnya berat tetapi tidak menekanku, sekarang miliknya di dorong sepenuhnya tapi tidak menerjang. Mulutnya menemukan putingku, dan dia menggigit tonjolan sensitifku dengan gigi-giginya, menyebabkan jeritan kecil dari mulutku.

"Fuck, kau begitu responsive," katanya, memutar rambutku ke dalam jari-jarinya.

Dia mendongakkan kepalaku dan menelusuri bibirnya di leher dan turun ke dadaku, meninggalkan jejak ciuman basah berapi-api.

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang