Divorce 7 🔞

6.3K 223 18
                                    

Sunghoon memilih hotel ini karena dekat dengan tempat bertanding sang putra. Jadi mereka bisa segera berangkat setelah urusan mereka selesai.

 Jadi mereka bisa segera berangkat setelah urusan mereka selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunoo menanti sang suami dengan cemas. Raut wajah gugup tidak bisa Sunoo sembunyikan.

Semerbak pewangi ruangan yang menyemprot setiap 10 menit sekali ditambah aroma sabun sensual yang menempel di badan si cantik itu seperti mengundang pikiran nakal dan senonoh. Apalagi dengan sesosok sempurna itu di atas ranjang putih.

Mungkin saatnya kita berpikir ini salah satu kegunaan daun pintu sebagai pembatas.

"Sunghoon? Kau dimana?" Ucap bibir merah itu pelan, pelan sekali.

"Aku sudah hampir sampai, mungkin 10-20 menit lagi... Kau sudah sampai?"

"Hm, iya... Aku sudah di dalam kamar hotel, kupikir untuk menunggumu di sini daripada aku harus duduk sendiri di lobi."

"It's good, just... Prepare yourself for me"

Sunoo tercekat, sudah sangat lama keintiman ini hilang dari kesehariannya bersama Sunghoon.
Sunoo bahkan baru menyadari sambungan telfon itu terputus setelah beberapa menit.

Malam ini, sejak ia dan Sunghoon sepakat memperbaiki hubungan, mereka setuju memulai dengan saling bicara dan menuntaskan kerinduan masing-masing.

Beberapa kali si cantik ini meminum air mineral yang ia letakkan di nakas dekat ia duduk. Astaga, seingatnya dulu malam pertamanya dengan Sunghoon tidak semenegangkan ini.

Sebuah helaan nafas meluncur mulur dari bibir semerah cherry itu. Kesimpulan dari kegugupannya ini sudah terbentuk di sudut otaknya.

Ini pertama kali sejak 6 bulan yang lalu mereka terlibat perdebatan memuakkan, kegiatan seks hanya berlangsung cepat tanpa keintiman sama sekali.

Tidak ada lagi ciuman terimakasih dari Sunghoon ketika ia selesai dengan pelepasannya, atau belaian yang menyimpan kasih sayang setiap kali Sunghoon menyentuhnya.
Semua terburu-buru dengan emosi buruk satu sama lain.

Dan sekali lagi, Sunoo menghela nafasnya. Ia berperan besar dalam permasalahan keluarga kecilnya ini.
Salahnya yang tidak peka terhadap perasaan sang atasan, hingga menganggap abai dan remeh setiap momen yang mengharuskan keduanya terlibat.

Sunghoon berkali-kali mengatakan itu, sang atasan memiliki hasrat padanya. Tapi ia tidak mau mendengar.

Salahnya juga yang tidak pernah bisa menemukan kata yang tepat untuk membela diri. Sebesar apapun usaha lelaki lain, ia tidak akan menoleh. Sungguh, baginya pernikahan adalah final. Janji untuk setia di altar tidak akan pernah ia ingkari.

Sunoo beranjak untuk membuka pintu.

Sunghoon sudah datang, dan Sunoo masih dengan debaran di jantungnya, berusaha senormal mungkin ketika ia membuka pintu dan mendapati Sunghoon sedikit basah karena hujan.

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang