Divorce 1

3.1K 238 91
                                    

.
.
.
.
.

Keluarga kecil itu sedang menikmati waktu bersama di ruang tengah, di depan televisi yang menyala tanpa dihiraukan. Ketiganya duduk di karpet bulu halus, membiarkan sofa empuk diatas kosong.

"Jeonhoon, time to sleep, baby"
Sunoo, lelaki cantik itu menginterupsi kegiatan bercengkrama hangat si anak yang masih berusia 6tahun dan sang ayah itu.

Jeonhoon menggeleng beberapa kali, menciptakan decak gemas orang tuanya.
"no~ i don't Mom," ucapnya dengan nada lucu.

"Hoonie.." ulang sang ibu bermaksud mengancam -tapi ia tersenyum manis-, sementara si ayah yang notabene sudah hampir selalu didengar anak tampan itu, malah hanya tertawa dengan tingkah putra di pangkuannya ini.

"Dad, I don't like to sleep" Sungut Jeonhoon lucu mengadu pada sang ayah dengan pipi menggembung.

"Hoonie, ayo sayang, sudah malam" Sunoo kembali membujuk. Sudah hampir pukul 11 malam.
"You have to go to school."

Jeonhoon masih menggeleng dengan tawa khas anak kecil, bocah tampan itu memang sangat suka menjahili sang ibu.

"hei, buddy" Sunghoon membenarkan duduk si anak, menghadapnya dengan tatapan tegas tapi hangat,
"look, you have to play soccer right? tell me, when is it? in 3 months?" Sunghoon tersenyum dengan anggukan kepala si kecil.
"...so you have to leave early, athletes don't sleep late and they obey the rules, okay? So, obey our queen's rules., now you have to go to sleep."

"Ours is Mom?"

"Godboy, jadi, jika Mom menyuruh untuk tidur, kau harus tidur, okay?"

"Yes, Dad... Daddy juga akan tidur setelah ini?"

"Tentu saja"

Sunoo hanya tersenyum, memang hanya Sunghoon yang didengar anak kecil ini. Tentu terkadang ia iri, tapi Jeonhoon juga selalu bisa membuatnya luluh dengan sikap-sikap lucu dan manjanya. Jangan salah mengartikan, Jeonhoon sangat menyayangi kedua orang tuanya ini.

"Mom, temani Jeonhoon" dengan manjanya ia merentangkan tang mungilnya meminta sambutan sang ibu.

"C'mon." Sunoo tertawa pelan.

"Good nite, Buddy" Sunghoon mencium pipi anaknya itu lalu mengusak rambut hitam tebal itu.

"Mommy?" Jeonhoon menatap ayah dan ibunya itu bergantian, anak pintar, ia juga ingin ibunya mendapat ciuman selamat malam.

Sunoo terdiam, mencoba mengalihkan pandangannya dari sang suami yang juga masih memproses permintaan sang anak.
"ayo, sudah malam,... nan-"

Chup.

Sunghoon menutup mata Jeonhoon dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menarik sang istri dengan ciuman singkat sebelum mereka saling menatap dalam diam. Ada kebingungan, canggung, marah dan kecewa dari tatapan itu, keduanya merasakan hal yang sama, tapi mungkin berselisih paham mengartikan.

Pria itu menarik lagi sang istri, menahan leher belakangnya untuk memperdalam lagi ciuman mereka, tentu ia tidak lengah untuk tetap menutup mata sang anak.

Tugas berat untuk Sunoo adalah menahan suaranya untuk tidak keluar. Ia tidak ingin anaknya yang super ingin tahu itu menanyakan banyak hal karena suara anehnya. Ia tidak siap dan ya itu terlalu rumit. Harus dengan kebohongan apa ia menjawab agar pantas dan bisa diterima anak usia 6 tahun?

"Daddy, I wanna see Mommy"

Sunghoon menyudahi ciumannya dan kembali menemukan tatapan canggung dari istrinya. Bersamaan dengan ia membuka tangannya yang menutup mata Jeonhoon.

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang