Divorce 2

2K 249 100
                                    

.
.
.
.
.

Situasi rumit yang berbahaya untuk kehidupan pernikahannya dengan Sunghoon ini sudah berlangsung selama 3 bulan, menginjak bulan ke 4.

Sejak pergantian CEO perusahaan tempatnya bekerja, ia menjadi lebih sibuk, pekerjaannya bertambah, waktu akhir pekannya sering terpakai dan ia kehilangan kehangatan sang suami.

Pernikahannya dengan Sunghoon karena sebuah perjodohan, keluarganya yang meninggal dalam kecelakaan pesawat saat ia berusia 15 tahun ternyata sudah merencanakan pernikahan dengan anak sahabat mereka.

Ia pertama kali bertemu Sunghoon secara langsung di acara pembahasan pernikahan. 

Tidak ada cinta, hanya sebuah kepatuhan pada permintaan keluarganya, Sunghoon yang pertama kali menerima perjodohan itu, lalu Sunoo.
Toh saat itu, mereka sudah cukup usia dan saling sendiri, belum memiliki pasangan.

....

Sunoo mengusap air matanya yang mengalir, memutuskan untuk segera mengerjakan tugas dan mengirim email. Ia tidak ingin pekerjaannya terusik karena masalah pribadi.

Beberapa kali ia menerima pesan dari sang atasan yang menanyakan progres pekerjaannya.
Hal yang selalu dipermasalahkan suaminya, ketika sang bos sendiri yang mengirim pesan di jam tidak wajar, tapi bagi Sunoo, itu bukan masalah, si bos juga manusia super sibuk yang mungkin hanya memiliki waktu bertukar pesan di jam larut.

Sunoo mengetik pesan di handphone nya,

'Sudah selesai saya kirimkan, sajangnim,'

Sunoo menghela nafasnya, mematikan laptop lalu beranjak menuju ranjangnya.
Terasa sangat luas karena Sunghoon tidak menempatinya. Sejak 1 bulan lalu, suaminya itu lebih memilih pergi ketika mereka mulai sengit berdebat.

Sunoo memiringkan tubuhnya, ia menepuk lembut sisi ranjang di samping yang dingin.

Ia rindu kehangatannya dengan Sunghoon, meskipun mereka menikah tanpa cinta, tapi waktu 9tahun saling mengenal cukup untuk merubah perasaan dan menumbuhkan benih-benih cinta diantara mereka meski keduanya belum gamblang menyatakan perasaan masing-masing.

Ditambah kesadaran saling membutuhkan secara biologis, pernikahan mereka selama ini bisa dikatakan harmonis, hampir tidak pernah bertengkar masalah serius.
Keduanya menjalin hubungan dewasa dengan pemikiran matang. Pun ketika tanpa direncanakan Jeonhoon hadir di tengah-tengah mereka. Keluarga ini semakin mirip dengan gambaran keluarga ideal.

Tiing

Sunoo berbalik dengan cepat membuka notifikasi pesan.

Sebuah kekecewaan tampak jelas meski ia tidak bersuara ataupun merubah raut wajahnya, bukan dari sang suami tapi dari sang atasan yang masih menyempatkan diri membalas pesannya di jam tengah malam.

'Ok, Sunoo, sudah ku periksa di bagian audit, terimakasih untuk kerja kerasmu'
'Selamat Beristirahat,'

'Baik Sajangnim,'

'iya,'
'Good Job'

Sunoo sempat terheran, masih saja dibalas pesan penutup itu? Tapi ia tidak ingin memikirkannya. Lelaki cantik itu beralih membuka ruang chatnya dengan sang suami.

Last chat 1minggu yang lalu, dimana ia menjawab chat Sunghoon yang menanyakan kapan ia akan pulang sebenarnya.
Hari itu Sunghoon marah besar, Sunoo masih ingat.

1minggu yang lalu, ia dijadwalkan untuk mengikuti rapat di perusahaan dan Sunoo sudah mengecek jadwal jika rapat akan selesai pukul 1 siang sebelum Jeonhoon pulang sekolah, sebuah rencana yang sudah ia dan Sunghoon buat untuk memperbaiki hubungan merenggang mereka, pergi ke taman hiburan bersama.

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang