Baby in Me (4)

2.1K 200 85
                                    

.

.

.

Sunoo duduk menopang dagunya di lutut, di atas tempat tidur dan membungkus dirinya dengan selimut putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunoo duduk menopang dagunya di lutut, di atas tempat tidur dan membungkus dirinya dengan selimut putih. Sujujurnya itu tidak perlu, karena ia sudah berpakaian lengkap, tapi entah kenapa, ia malu.

"kau mau kemana, Sunghoon?" kalimat pertama yang Sunoo ucapkan sejak terbangun tadi, sebelumnya, ia hanya diam, mengangguk atau menggeleng jika ditanya sesuatu oleh Sunghoon. Menghindari kontak mata sebisa mungkin dengan pemuda itu.

"aku keluar sebentar"

"kemana?" ucapnya pelan.

"hanya pulang sebentar mengambil pakaian.,  kenapa? mau menitip sesuatu?" Sunghoon sudah siap pergi dengan kantong plastik besar berisi tatami yang mereka gunakan tadi.

"tidak... tapi, kenapa kau membawa tatami ku? aku bisa membereskannya sendiri nanti."

"kau yakin? darah sulit hilang jika hanya dibersihkan dengan mencuci biasa."

Wajah Sunoo seperti terbakar. Astaga. Bagaimana Sunghoon seperti tidak terpengaruh sama sekali saat mengatakannya? oh tentu saja, itu darahnya. 

Sunghoon tersenyum melihat wajah gugup Sunoo.
"Aku pergi,"

Sunoo dengan cepat menyembunyikan wajahnya di balik lutut.
"Kim Sunoo! Kenapa juga kau harus bertanya?" Sunoo merengek pada dirinya sendiri karena pertanyaan itu membuatnya mengingat malam panas keduanya.

Ia malu bukan main, itu pengalaman pertamanya, dan ia menangis kesakitan saat pertama kali Sunghoon memaksa masuk ke dalam tubuhnya.

Ia makin menangis sesegukan ketika Sunghoon mengatakan ada darah keluar dari organ intimnya. Sunoo berulangkali merengek, mengatakan itu sakit. Tapi ia tidak mau  Sunghoon berhenti, ia hanya meminta waktu untuk menyesuaikan.

Setelah beberapa saat, rasa sakit itu berangsur hilang, Sunoo menikmati pengalaman pertamanya. Ia bahkan mengiyakan ajakan Sunghoon untuk memulai lagi. Kedua, Ketiga. Sunoo tidak bisa mengingat dengan jelas batas mereka berhenti dan mulai.

Yang ia ingat, Sunghoon berlipat terlihat tampan semalam, dengan suara lembut yang mencoba menenangkannya setiap merasa sakit, dan pujian yang membuatnya merona.

Dan tubuhnya yang bagus! Sunoo memegang kedua pipinya yang terasa semakin panas. Membayangkan tubuh Sunghoon sama dengan mengulang setiap sentuhan intim mereka semalam. Dan wajah tampan Sunghoon saat pelepasannya datang, entah mengapa Sunoo menyukai itu, Bagaimana Sunghoon menatapnya dan berakhir mencium bibir dan lehernya.

Sunoo benar-benar sedang mabuk dengan kenikmatan itu, bahkan sampai sekarang. Tubuhnya masih bereaksi dengan sentuhan Sunghoon. Dan gilanya, ia tidak berpikir untuk menolak jika Sunghoon mengajaknya lagi nanti. Apa karena Sunghoon sudah berpengalaman, jadi pria itu terlihat begitu tenang.
Heol, kenapa juga Sunoo tidak terusik dengan fakta itu.

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang