STRANGER (5) 🔞

4.7K 313 16
                                    

Sunoo duduk menyandar di kepala ranjang medium size milik Sunghoon. Setelah mandi dan sedikit berberes kamar yang cukup luas itu, ia termenung cukup lama.

Sang pemilik kamar sudah pergi beberapa jam yang lalu setelah mendapat telfon dari temannya.

"Jangan bukakan pintu ini selain untukku, kau milikku malam ini,"

Sunoo tersenyum tipis mengingat peringatan kecil dari Sunghoon sebelum pemuda tampan itu benar-benar pergi meinggalkannya.

Malam indah itu, apa ia akan mengalaminya lagi? Apa itu awal yang baik untuk nya? Perasaannya pada Sunghoon, apa akan terbalas suatu hari nanti?

"Ah," Sunoo mengernyit saat tidak sengaja menyentuh luka di pergelangan tangannya.

Itu menamparnya. Ia seperti diingatkan jika ia terlalu berharap lebih. Menikmati malam seperti semalam mungkin, tapi selebihnya? Sunoo menggeleng lemah dengan senyuman pahit.

Bahkan setelah selesai, mereka kembali menjadi orang asing.

Sunghoon kembali ke dunia nya, dan ia kembali pada pribadi yang menyukai Sunghoon sepihak. Mengagumi pemuda tampan itu dalam diamnya.

Sebuah pertanyaan besar yang ada di kepalanya urung ia tanyakan. Ia takut akan apa yang akan ia dengar. Takut jawaban itu akan meruntuhkan dunianya seketika dan membuatnya hilang arah, menggelapkan akal sehatnya lalu memutuskkan untuk mengakhiri semuanya.

Sungguh ia belum ingin mati.

Sunghoon seperti temaram lilin yang menyinari kegelapan dalam hidupnya. Tidak terlalu bercahaya terang, tapi itu satu-satunya yang ia butuhkan.

Cahayanya cukup untuk menerangi sisi gelapnya.

Dan sebentar lagi mungkin ia akan benar-benar kehilangan cahayanya.

.
.
.
.

Sunghoon mengecek dokumen di depannya. Cukup tebal hingga ia membutuhkan waktu yang lama.

Di cafe siang itu ia dan Heeseung bertemu sesuai permintaannya jika dokumen yang ia perlukan telah siap.

Heeseung duduk di seberang meja dengan tenang sambil menyesap kopi yang ia pesan. Menunggu jika saja ada hal lain yang diperlukan Sunghoon.

"Anything else?" Ucap Heeseung ketika Sunghoon telah selesai dengan kegiatannya. Pemuda itu meletakkan dokumen itu ke dalam tas ransel nya.

"No... I think... I hope no..." Sunghoon mengusap kasar wajahnya.

"You stay up late?" Heeseung terkekeh melihat wajah lelah Sunghoon. Mereka berteman cukup dekat hingga pria ini membantunya dengan cepat ketika Sunghoon meminta.

"Yaa... I just slept at 4am"

Heeseung mengangguk sambil tertawa. "Jadi, besok dimulai?"

"Hm..."

"Kau yakin tidak perlu bantuan? Aku mahir mengemudi"

"Tidak. Ini lebih dari cukup. Kau tidak perlu terlibat lebih jauh"

"Okay..."

Sunghoon mengangguk. Benar. Akan lebih mudah jika Heeseung membantu, tapi itu terlalu berbahaya untuknya. Ayahnya bisa berbuat gila lebih dari yang orang pikir kan.

"All right, aku harus kembali... Jam istirahat ku sudah habis."

Sunghoon menjabat uluran tangan heeseung. Sebuah senyuman saling mereka lepaskan. Khas salam perpisahan.

Heeseung menepuk bahu Sunghoon, memeluknya sekilas sebelum berpamitan.

"I'll miss you,"

"Shit. Jangan katakan hal menjijikkan seperti itu."

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang