Black Card : Final Ending 1

932 96 20
                                    

.

Yorobun, ini curang tapi ya sudahlah...
Jadi ini adalah ending sebenarnya yang harusnya sy post.. sejenis season ke 2 gitu,. Tapi karena tiba-tiba g rela shion g ber ayah, sy buat ending yang kemarin itu.
Dan sekarang berubah pikiran lagi, akhirnya bagian cerita yg ini sy post juga hahaha
Jadi bacanya berarti putus dr chap 8 langsung ke sini, 😂

Buat yang bosan series ini bisa di skip.

maaf karena mood sy berubah-ubah belakangan ini, cerita yg di up pun acak,

-dari dulu, tp ini kayaknya lebih parah wkwk-

Oiya, saya g pernah kasih warning buat jangan copas or jiplak setiap karya sy, tapi bukan berarti bisa seenaknya ditiru dong ah 🙈.

Atau di WP udah biasa hal kaya gini? 🤭

.

.

.

Ni-ki sedari tadi mengawasi keponakan kecil berusia 5tahunnya yang berbincang antusias dengan seorang pria paruh baya di sampingnya.
Sudah sekitar 15 menit Ni-ki menghitung sejak keduanya mulai bicara, diawali dengan Shion menarik turun tas ranselnya agar pria paruh baya itu bisa duduk lalu bertanya tentang banyak hal.
Ni-ki sampai geleng kepala karenanya.
Bahkan hingga sampai pria paruh baya itu pergi, ada saja yang ditanyakan shion.

Heran, menurun dari siapa jiwa sosialnya itu. Seingatnya Sunoo tidak seperti itu, apalagi si ayah, membayangkan saja membuatnya merinding.

"-ah"
Ni-ki mengaduh sakit, perutnya tiba-tiba serasa dililit.

"Paman kenapa?"
Shion menoleh, menatap kasihan wajah si paman menahan sakit.
"Perut paman sakit?"
Manik cantik itu berkedip lugu,

"Shion, paman harus ke kamar mandi, kau bisa tunggu disini sendiri kan?"

Shion mengangguk antusias. Rambut tebalnya berayun seirama.
"Eung! Shion akan menunggu Paman dan Ibu disini. Tidak akan kemana-mana kok, janji!" Bocah itu tersenyum riang, meski mata itu hampir hilang tak terlihat, tapi pipi tembam kemerahannya akhirnya tampak.

"Ingat ya, tidak boleh ikut orang asing apapun yang diiming-imingi."
Shion lagi-lagi mengangguk antusias.
"Kalau ditawari permen apa yang harus Shion katakan?"

Shion menggeleng lucu sambil menyilangkan kedua tangan.
"Andweyo!"

"Aigoo aigoo, anak kecil, yuk ikut paman? Paman beri cake yang banyak nanti"
Masih sempatnya Ni-ki memeragakan dengan mimik dibuat persis seperti penculik anak yang biasa digambarkan di film-film.

"E em! Andwe!"
Shion menggeleng sambil membuang muka kali ini.

"ini selai mint choco lo!"

"Andwe!"

"Aah, paman punya ice cream tirami-"

"Johayo!"

"HEeh!"
Ni-ki sampai menepuk jidat. Anak ini sangat lemah soal ice cream favoritnya itu
"Shion, tidak boleh dong! Bilang andweyo, begitu ya... Kalau selain paman dan ibu, pokoknya shion tidak boleh menerima apapun dari orang lain, oke?"

"Tapi itu enak lo Paman,"
Shion mencebik protes,

"Iya, paman tau itu kesukaan Shion. Akan paman belikan nanti kalau shion menurut, hm?"
Ni-ki mengaduh beberapa kali, yaampun, sementara si kecil malah asik berpikir.

"Ok Paman!"

"Nah, bagus. Paman ke toilet dulu ya! Jangan kemana-mana!"
Ni-ki sempatkan menitip pesan pada seorang perawat di resepsionis sebelum melesat pergi.

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang